Sukses

Vaksin Ini Menciutkan Sel Kanker Payudara dalam 11 Hari

Suatu vaksin jenis baru dapat menciutkan tumor hanya dalam waktu 11 hari.

Liputan6.com, London - Dokter-dokter di Inggris mengungkapkan bahwa sepasang obat baru dapat secara dramatis menciutkan dan membasmi sejumlah kanker payudara hanya dalam 11 hari.

Dikutip dari BBC pada Kamis (17/3/2016), temuan yang mengejutkan ini telah dilaporkan di European Breast Cancer Conference. Dengan temuan obat ini, beberapa wanita penderita kanker tidak perlu lagi melakukan kemoterapi.

Obat-obatan ini sudah diuji coba pada 257 wanita dan membidik kelemahan tertentu yang ada pada 1 di antara 10 kasus kanker payudara. Menurut para pakar, temuan ini merupakan batu loncatan untuk perawatan kanker yang disesuaikan untuk tiap pasien.

Para dokter yang melakukan percobaan tidak menyangka atau bermaksud mendapatkan hasil yang luar biasa tersebut.

Para dokter tersebut sedang menyelidiki bagaimana obat-obatan ini mengubah kanker dalam waktu singkat dari saat masih berbentuk sebagai tumor sejak saat mendapatkan diagnosis hingga saatnya pembedahan untuk mengangkatnya.

Ketika tiba waktunya untuk pembedahan, tanda-tanda kanker sudah menghilang pada beberapa pasien. Profesor Judith Bliss dari the Institute of Cancer Research di London, menyebutkan dampaknya dramatis.

Katanya kepada BBC News, “Kami khususnya terkejut dengan temuan-temuan ini karena sifatnya yang berjangka waktu pendek. Jelaslah bahwa ada beberapa yang menanggapi pengobatan secara tuntas. Menarik, hasilnya sangat cepat.”

Obat-obatan yang dimaksud adalah lapatinib dan tastuzumab—lebih dikenal sebagai Herceptin. Keduanya membidik HER2, yakni suatu protein yang mendukung pertumbuhan beberapa kanker payudara.

Herceptin bekerja di permukaan sel-sel kanker, sedangkan lapatinib mampu menembus ke dalam sel untuk kemudian melumpuhkan HER2.

Penelitian yang juga berlangsung di sejumlah rumah sakit pemerintah di Manchester, memberikan penyembuhan kepada wanita-wanita yang ukuran tumornya antara 1 dan 3 cm.

Hanya kurang dari 2 minggu perawatan, kankernya hilang seluruhnya pada 11 persen kasus dan dalam 17 persen kasus selanjutnya kankernya menciut hingga kurang dari 5 mm.

Terapi yang sekarang untuk kanker payudara yang positif HER2 adalah pembedahan, dilanjutkan dengan kemoterapi dan Herceptin. Tapi profesor Bliss yakin bahwa temuan ini pada akhirnya membebaskan sejumlah wanita dari kemoterapi.

Namun demikian, hal tersebut memerlukan penelitian yang lebih luas terutama karena kanker yang positif HER2 memiliki risiko lebih tinggi untuk berulang. Lanjut Profesor Bliss, “Kita harus memastikan tidak sedang melangkah mundur dan malah meningkatkan risiko kambuh.”

Baroness Delyth Morgan, pemimpin eksekutif untuk Breast Cancer Now, mengatakan, “ Kami berharap percobaan kombinasi yang mengesankan ini menjadi batu loncatan menuju era untuk penanganan kanker payudara yang positif HER2 lebih pribadi.”

“Tanggapan yang demikian cepatnya terhadap pengobatan akan dapat memberikan kemampuan besar pada para dokter untuk mengetahui wanita-wanita yang menanggapi dengan baik sehingga mereka tidak memerlukan kemoterapi yang memberatkan,” tuturnya. 

Sekarang ini kanker payudara dibagi menurut setidaknya 10 penyakit dengan penyebab dan harapan hidup masing-masing, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda. Pengobatan kanker di masa depan dilakukan dengan mencocokkan kelemahan tertentu pada tumor dengan obat-obatan.

Kanker payudara, terutama tumor yang positif HER2, berada di depan dalam revolusi cara penanganannya. Profesor Arnie Purushotham dari Cancer Research UK yang mendanai penelitian mengatakan, “Hasil-hasil ini sangat menjanjikan jika berlangsung hingga berlanjut terus dan dapat menjadi langkah awal untuk menemukan cara baru menangani kanker payudara yang positif HER2.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini