Sukses

Otak Tetap Sehat dan Tajam dengan 5 Kebiasaan Ini

Berikut lima kebiasaan lain yang bisa membantu otak tetap sehat dan tajam.

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak cara untuk menjaga otak tetap sehat dan berfungsi baik. Beberapa cara di antaranya dengan mengonsumsi jenis makanan tertentu, memilih diet sehat, dan menjaga kebiasaan baik untuk melatih otak.

Kebiasaan seperti berolahraga, membaca, mendengarkan musik, bermain game asah otak, hingga memasak dipercaya bisa membantu otak tetap tajam meski usia bertambah. Berikut lima kebiasaan lain yang bisa membantu otak tetap sehat dan tajam, dilansir dari laman Quartz, Minggu (6/2/2016):

Beri selamat pada diri sendiri atas kesuksesan kecil

B.J. Fogg, direktur Persuasive Tech Lab di Stanford University mengatakan, frekuensi sukses lebih penting ketimbang ukuran sukses sehingga tak perlu menunggu hingga meraih sukses luar biasa untuk memberi selamat pada diri sendiri. Otak tak mengenal perbedaan antara sukses yang sesungguhnya dengan perasaan sukses, jadi rayakan saja keberhasilan kecil yang Anda raih setiap hari.

Baik sukses yang telah diraih mau pun perasaan telah mencapai sukses kabarnya sangat memengaruhi emosi kita. Jadi semakin dini Anda merasa sukses, akan semakin baik. Semangat yang timbul dari perasaan itu membantu mendorong kebiasaan yang menggiring Anda pada kesuksesan. Misalnya, rutinitas pagi yang produktif bisa digunakan untuk memotivasi Anda sepanjang hari. Kita akan merasa lebih bahagia dan berani karena tingkat energi meningkat. Sementara ketika kadar energi tengah turun, biasanya kita akan merasa kelelahan dan depresi.

Jaga tubuh tetap aktif

Menurut ahli saraf Etienne van der Walt, tetap aktif adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kesehatan otak. "Bentuk latihan tertentu menunjukkan manfaat yang sangat baik untuk perkembangan otak," ucapnya pada laman Quartz awal tahun ini.

Sederhananya, ketika kita berlatih atau berolahraga, detak jantung meningkat, oksigen dipompa ke otak dengan kecepatan yang lebih tinggi dan sel otak berkembang lebih cepat. Semakin banyak sel otak yang tercipta, semakin mudah untuk sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain, mengembangkan jalur saraf yang baru. Otak kita menjadi lebih efisien dan lentur sehingga menghasilkan performa kognitif yang lebih baik.

Studi yang dilakukan oleh University of Georgia pada 2003 menemukan, berlatih sekitar 20 menit sehari cukup untuk mengubah proses informasi di otak dan fungsi memori.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Latih otak

Latih otot otak

Seperti otot lainnya di tubuh, bila tak digunakan maka Anda akan kehilangan kemampuannya. Artinya, penting untuk melatih otak dan selalu menstimulasinya.

Tara Swart, dosen senior di Massachusetts Institute of Technology menekankan pentingnya untuk melatih beberapa area di otak yang jarang digunakan. Saran terbaik untuk melatih otot otak mencakup belajar atau berbicara bahasa asing, mempelajari alat musik baru, atau bahkan belajar sulap.

Penting pula untuk membuat variasi dalam rutinitas Anda. Psikolog dari Harvard, Shelley H. Carson yang juga menulis buku Your Creative Brain percaya, mencampur banyak hal dan bahkan mengizinkan diri sendiri untuk menjadi terdistraksi efektif meningkatkan daya kognitif.

Duduk tegak

Pernah dengar wejangan Ibu atau Nenek tentang duduk tegak? Ternyata saran tersebut tak salah. Duduk dengan posisi tegak tak hanya meningkatkan kadar energi tubuh dan keseluruhan mood, melainkan juga meningkatkan kepercayaan diri, demikian hasil riset awal profesor Harvard Business Amy Cuddy dan Maarten W. Bos pada 2013.

Dari sudut pandang kognitif, posisi duduk menyender, membungkuk dan tanpa daya bisa membuat otak cenderung merasa tak berdaya dan memunculkan ingatan dan pikiran depresif. Peneliti mengatakan, fenomena ini tertanam di tubuh.

Bagaimana cara terbaik untuk memastikan agar kita merasa lebih bertenaga jiwa dan raga? Profesor Erik Peper yang mempelajari psikofisiologi di San Francisco State University menyarankan untuk memeriksa postur tubuh sejam sekali dan pastikan tubuh tetap duduk dalam kondisi tegak.

Jauhkan ponsel dari kepala saat tidur

Ada banyak mitos dan sedikit kebenaran tentang bagaimana ponsel pintar memengaruhi kinerja otak. Meski masih diperlukan lebih banyak riset mengenai alat nirkabel ini, tampaknya memang ada keterkaitan antara tidur dan sinar biru yang dipancarkan oleh layak elektronik termasuk dari ponsel pintar.

Mengubah atau mengganggu pola tidur kita berdampak buruk bagi kesehatan. Kurang tidur membuat tubuh sulit mengenyahkan beta-amyloid yang berbahaya bagi otak.

Menurut Swart, dosen senior di MIT dengan spesialisasi masalah tidur dan otak mengatakan, sistem pembersihan alami otak memerlukan waktu 6 hingga 8 jam tidur. Jika tidak, otak akan dipenuhi dengan beta-amyloid, neurotoksin yang ditemukan dalam gumpalan otak orang-orang yang memiliki masalah gangguan saraf seperti demensia dan Alzheimer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini