Sukses

Kenali 4 Penyebab Rasa Sakit Kepala Serta Pengobatannya

Rasa sakit pada kepala yang sering kali menyerang manusia berasal dari beberapa faktor

Liputan6.com, Jakarta Rasa sakit pada kepala yang sering kali menyerang manusia berasal dari beberapa faktor. Terkadang rasa sakit kepala tidak dapat didiagnosis dengan kilat, sebelum benar-benar mengetahui faktor pendukung lainnya.

Melansir laman health.com, Jumat (04/3/2016) mengetahui gejala langkah demi langkah membantu Anda untuk mengetahui apa penyebab dari rasa sakit yang menyerang kepala - dan temukan obat tepat untuk hilangkan rasa sakit kepala.

1. Akibat tegang

Dikala tegang hampiri bagian leher hingga kepala kemungkinan besar seseorang sedang alami stres, otot yang tegang, posisi tubuh yang salah, hingga ketika gigi saling mengatup atau mengepalkan dengan kencang sehingga timbulkan rasa sakit pada kepala.

Jenis obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen atau naproxen mungkin dapat meredakan rasa ketegangan. Richard B. Lipton, MD, professor of neurology dari Albert Einstein College of Medicine, sekaligus director of the Montefiore Headache Center di New York, menyarankan dengan mencoba teknik kesehatan seperti meditasi, biofeedback, dan cognitive behavioral therapy (CBT) akan membantu rasa sakit kepala akan menghilang.

Jika sakit kepala menyerang selama 15 hari atau lebih di setiap bulannya, mereka rasa sakit kepala tersebut dianggap kronis sehingga seseorang harus mendapatkan tindakan mendis untuk mendapatkan obat yang sesuai.

2. Migrain

Rasa sakit kepala yang melebihi waktu 15 hari memungkinkan tanda dari migrain hingga penyempitan pembuluh darah pada otak.

Jika rasa sakit kepala adalah migrain, obat-obatan yang mampu mencegah migrain ialah beta-blockers (obat yang membantu menenangkan saraf), obat anti kejang, anti-depresan, calcium channel blockers (obat yang menurunkan tekanan darah dengan mengatur kalsium), dan Botox injections khusus penderita migrain kronis.

Namun ada pula pengobatan dengan teknologi tinggi seperti Cefaly untuk merangsang cabang saraf di atas mata yang berfungsi untuk mencegah rasa sakit juga stimulasi magnetik transkranial untuk mengatur kecepatan aliran darah di pembuluh darah sehingga dapat meredakan migrain.

Sebelum rasa sakit benar-benar menyerang ada pentingnya untuk mengantisipasi lebih awal dengan menetapkan jam makan dan tidur yang tepat - juga menghindari konsumsi makanan yang mengandung bahan kimia dan pengawet (seperti MSG atau nitrat) hingga konsumsi kafein yang terlalu banyak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Sakit kepala cluster

3. Sakit kepala cluster

Sakit kepala cluster merupakan sindrom sakit kepala yang =lebih sering menyerang pria dibandingkan pada wanita. Sakit kepala cluster ini khas dan dimulai pada usia lebih lanjut dibandingkan pasien migrain, dengan usia rata-rata 25 tahun.

Sakit kepala cluster biasanya tidak terkait dengan pemicu umum namun berhubungan dengan kelainan pada hipotalamusnya, seperti saat seseorang terpukul, jalani terapi oksigen (menghirup oksigen aliran tinggi melalui masker), juga suntikan dari sumatriptan obat nyeri yang berfungsi untuk hentikan rasa sakit.

Pengobatan seperti calcium channel blockers dan kortikosteroid juga suntikan blok saraf diberikan kepada penderita untuk menangkal serangan di waktu ke depan.

4. Akibat Premenstrual Syndrome (PMS)

Menurut Jack Schim, MD, salah satu pemicu kuat sakit kepala ialah perubahan hormonal yang sebagian besar menjatuhkan esterogen. Hubungan antara hormon dan sakit kepala memang taj jelas - namun menurut Schim berasal dari adanya hubungan estrogen dan peradangan sehingga sebabkan rasa sakit.

Lauren Streicher, MD, clinical associate professor of obstetrics and gynecology di Northwestern University Feinberg School of Medicine mengatakan, "Jika seseorang tidak alami penurunan hormon, maka sakit kepala tidak akan menyerang Anda", ungkapnya.

Penggunaan pil untuk meredakan rasa sakit saat masa menstruasi perlu dipertimbangkan sebaik mungkin, sebab pil hanya cukup berfungsi untuk menjaga kadar estrogen sebelum dan selama menstruasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini