Sukses

Peneliti Kembali Temukan Manfaat Kandungan Protein di ASI

Inilah alasan para ibu sebisa mungkin harus memberikan si Kecil ASI eksklusif sampai dia berumur dua tahun.

Liputan6.com, Jakarta Protein dalam ASI dapat digunakan untuk memerangi bakteri tertentu, temuan teranyar dari National Physical Laboratory (NPL) dan University College London. Terungkap bahwa laktoferin efektif membunuh bakteri, jamur dan virus

Inilah alasan para ibu sebisa mungkin harus memberikan si Kecil ASI eksklusif sampai dia berumur dua tahun. Terutama untuk memerangi penyakit yang kerap dialami seorang bayi di bulan pertama kehidupan mereka.

Setelah mengidentifikasi fragmen, ilmuwan kembali merekayasanya menjadi kapsul virus, supaya dapat mengenali dan menargetkan bakteri tertentu lalu merusaknya tapi tanpa mempengaruhi sel-sel manusia di sekitarnya.

Hasan Alkassem, seorang mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini mengatakan, "Kapsul bertindak sebagai proyektil, dengan kecepatan peluru dan efisiensi." Selain membantu memerangi resistensi antibiotik, kapsul itu berguna untuk membuka jalan bagi pengobatan untuk penyakit yang tidak bisa tersembuhkan sebelumnya, seperti cell disease, cystic fibrosis atau Duchenne muscular dystrophy.

Dalam sebuah wawancara dengan The Times, kepala medis di kota Inggris, Dame Sally Davies mengatakan, masih banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah dan para ahli untuk mengatasi masalah antibiotik. "Kita perlu rata-rata 10 antibiotik baru setiap satu dekade," kata dia seperti dikutip The Guardian, Minggu (24/1/2016)

"Ini adalah masalah global. Saya optimis tentang hal ini. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang mungkin. Itu bisa dilakukan," kata Dame yakin.

Colin Garner, profesor kehormatan farmakologi di University of York dan kepala amal antibiotik Research UK mengatakan, situasi itu terlalu mendesak untuk menunggu konsensus internasional. "Pipa obat baru telah mengering dan masalahnya adalah di ambang menjadi 'keras'," katanya kepada The Times.

"Masalah resistensi antibiotik akan setidaknya sebagai keras karena setiap negara mengambil pandangan yang berbeda dari apa yang dibutuhkan." kata dia.

Temuan NPL dilaporkan dalam Royal Society of Chemistry jurnal Chemical Science.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini