Sukses

Tak Miliki Izin, Sudah Ada Pasien Berkonsultasi dengan Dokter DL

Berdasarkan penuturan pasien tersebut, dokter DL mengarahkan pasien melakukan tindakan tersebut di Italia dengan biaya US$ 3.000.

Liputan6.com, Jakarta Menanggapi keberatan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) atas sesi konsultasi dokter bedah plastik asing di Hotel Shangri-La, Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan inspeksi mendadak pada Senin (18/1/2016) malam. Saat sidak, ternyata sudah ada pasien yang melakukan konsultasi dengan dokter bedah plastik asal Italia berinisial DL ini. 

"Saat kami melakukan pengecekan ternyata sudah ada pasien yang berkonsultasi dengannya," terang Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg Maria Margaretha K.T, SM.M.Si saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Selasa (19/1/2015).

Berdasarkan keterangan wanita yang akrab disapa dokter Tinke ini, pasien tersebut berkonsultasi dengan DL terkait bedah plastik kecantikan. Menurut pasien, dokter DL mengarahkan jika pasien ini ingin melakukan prosedur tersebut bisa dilakukan di Roma, Italia dengan biaya US$ 3.000 atau Rp 41.850.000 (kurs Rp 13.950).

Setelah dilakukan penyelidikan, DL ternyata tidak mengantongi izin untuk bisa melakukan konsultasi di Indonesia. "Jadi kan bila warga negara asing ingin melakukan transfer of knowledge maupun seminar dia harus memiliki rekomendasi dari kementerian kesehatan dari negara asal, surat keterangan kelakuan baik dari negara asal, surat izin praktik dari negara asal, meminta izin IDI lalu PERAPI, memberitahu Dinas Kesehatan DKI. Tapi dia tidak memiliki itu semua," terang dokter Tinke.

DL hanya memiliki visa turis dan ia mengaku hanya ingin memberikan konsultasi kepada teman-temannya saja. Anehnya saat Dinkes DKI Jakarta bersama Kementerian Kesehatan RI, Ikatan Dokter Indonesia, Sudinkes Jakarta Pusat dan Depnaker menemukan brosur yang menerangkan bahwa ada kegiatan konsultasi terkait bedah plastik bersama DL di Shangri-La.

"Kalau mau kasih konsultasi ke teman-temannya harusnya nggak usah pakai brosur dong. Kumpulkan saja teman-temannya. Tapi kalau pakai brosur berarti orang umum bisa datang," tutur Tinke.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.