Sukses

Lansia pun Perlu Berkumpul agar Sehat dan Tak Pikun

Biarkanlah para lansia berkumpul bersama teman-teman sesama lansia. Di Day Care Graha Ichsan, mereka bisa sharing dan melakukan kegiatan

Liputan6.com, Jakarta Oma Iva (77) dan Oma Heni (79) tampak begitu menikmati saat-saat berkumpul dengan sesama lanjut usia (lansia) di Day Care Graha Ichsan. Di dalam sebuah ruangan yang terletak di lantai 4, mereka dan sembilan orang lansia lain diajak melakukan sejumlah kegiatan yang menyehatkan. Saat tim kami menyambangi tempat itu, mereka sedang melakukan sebuah kegiatan mirip latihan vokal. "Ba ba ba ba ba," kata-kata yang mereka ucapkan secara serentak dan berulang. Tak lama setelah itu, mereka berfoto dan makan siang bersama.

Menurut cerita dari Oma Iva, mereka diundang oleh pihak Day Care Graha Ichsan untuk merasakan pelayanan yang ada di sana. "Semacam perkenalan. Tapi melihat pengasuhnya baik dan telaten, saya mau jadi anggota," kata Oma Iva. Hal senada juga diungkapkan Oma Heni, "Mau saja tapi harus izin suami dan anak-anak dulu."

Selama dua jam berada di day care yang terletak di Jalan Boulevard Bintaro Jaya Kebayoran Arcade III Blok E1 Nomor 23, Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang Selatan, Banten, banyak kegiatan yang sudah mereka lakukan. "Tadi ada olahraga kecil lalu ada sharing cerita," kata Oma Iva yang menamai kelompok mereka dengan 'Grup Darling'.

Oma Heni dan Oma Iva berkumpul bersama sesama lansia di Day Care Graha Ichsan. Mereka menyantap makan siang yang telah disediakan usai melakukan banyak kegiatan selama dua jam (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Raut wajah bahagia terpancar dari wajah kedua oma yang masih terlihat sehat itu. Bagaimana tidak, mereka akhirnya menemukan dunianya sendiri. Jika di rumah kegiatan mereka terbatas, dan melakukannya hanya seorang diri, di sini mereka bisa melakukan beragam kegiatan bersama-sama.

"Kalau aku di rumah cuma main sama cucu. Semua anak-anak tinggal di rumahnya masing-masing. Di sini, aku bisa ketemua dia (menunjuk ke arah Oma Heni) dan teman-teman lainnya," kata Oma Iva yang sudah memiliki 7 orang cucu dan dua orang cicit.

"Dia (menunjuk ke arah Oma Iva) di rumah sendirian, aku di rumah masih mengurus pekerjaan rumah tangga. Masih kuat tapi terkadang merasa kesepian juga. Di sini ramai, aku suka," kata Oma Heni yang juga memiliki 7 orang cucu.

Tak cuma itu, makanan yang mereka santap siang itu juga mendapat pujian. "Ayam bakar madunya enak. Habis olahraga makan tidak gendut, kan?" kata Oma Iva bertanya ke Oma Heni yang duduk di sebelahnya.

Direktur Global Ichsan Mandiri (GIM), Yanti Mulyawati mengatakan, tempat penitipan anak dan orang tua yang memiliki care giver terdidik itu bukanlah panti. Day care itu hanya tempat para lansia untuk berkumpul dengan sesama lansia, yang memastikan mereka selalu dalam keadaan sehat setiap harinya.

"Apa yang mereka lakukan tidak akan menambah demensia mereka, justru membuat memori mereka kembali seperti semula," kata Yanti yang menyebut usia 65 ke atas rentan mengalami demensia. Maka itu, pihaknya telah menyediakan sejumlah permainan dengan bentuk mengolah kembali daya ingat mereka.

"Ada permainan banyak kotak di mana-mana. Lalu disebut namanya apa. Dan ada permainan memanah juga, yang bermanfaat untuk konsentrasi mereka," kata Yanti yang juga seorang psikolog.

Menurut Yanti, tidak semua orang tua bisa memanah atau melempar anak panah. Kita saja yang muda belum tentu bisa menancapkan anak panah berukuran kecil ke titik yang berada di tengah papan, apalagi orang tua. "Kalau mereka tidak bisa, berarti daya keseimbangan sudah semakin berkurang," kata dia menekankan.

Selama berada di Day Care Graha Ichsan, lanjut dia, care giver (pengasuh) akan melihat daya keseimbangan, tingkat demensia, dan kondisi tubuhnya sudah dalam tahap apa. "Itu parameter yang kita pakai untuk mewujudkan lansia sehat," kata dia menjelaskan.

Lansia butuh tempat untuk berkumpul

Dari hasil observasi kecil-kecilan, mereka menemukan alasan para lansia mau atau ternyata butuh tempat untuk berkumpul. Mereka kesepian, merasa tidak diperhatikan, dan jatuhnya sebagai penjaga cucu. Hanya saja kondisi ini tidak disadari anak-anak mereka.

"Mereka sebetulnya tidak berkeberatan jaga cucu. Tapi mereka butuh berteman dan bersosialisasi," kata Yanti.

Salah satu jenis kegiatan yang dilakukan para lansia di Day Care Graha Ichsan. Ini bukanlah panti, ini adalah tempat para lansia berkumpul dan saling sharing

Akibat anak yang kurang peka akan kondisi orangtuanya, menyebabkan lansia itu menjadi stres, mudah pikun, emosi lebih mudah meledak-ledak, yang pada akhirnya menyebabkan mereka mudah terserang stroke.

"Bahkan ada yang tiba-tiba meninggal karena faktor emosi yang tidak keluar itu. Atau ada kasus orangtua tiba-tiba meninggal di kamar mandi? Itu karena serangan jantung yang salah satunya penyebabnya karena ini," kata Yanti menjelaskan. "Lagi-lagi anak tidak menyadarinya," kata dia menambahkan.

Sebagai anak, kita harus tahu apakah orang tua stres atau tidak. Caranya, tanyakan bagaimana kondisi dia yang sebenarnya. Jika dia tidak bisa langsung menjawab, merupakan tanda orang tua Anda stres.

Menggunakan tenaga profesional

Semua tenaga care giver yang ada di Day Care Graha Ichsan telah melalui pendidikan khusus. Dan juga mendapat pengajaran dari pengajar andal dari Jepang.

"PCA (personal care assistan) sendiri kita berikan dua minggu pertama dibina orang Jepang (hasil kerjasama dengan pihak Jepang), bagaimana mengelola lansia. Mereka diajarkan bagaimana mendudukkan lansia dan memindahkan lansia itu dari kasur," kata Yanti.

Ada pun alasan memilih tenaga pelatih dari Jepang, karena negara Sakura itu konsentrasi dengan hal-hal seperti itu. Tingkat hidup lansia di sana juga tinggi. Hebatnya, mereka mampu menciptakan lansia yang sehat meski sudah menginjak umur 100 tahun.

Day care ini menggunakan tenaga profesional dan terlatih (Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

"Sebenarnya di Indonesia sudah terlihat, banyak lansia umur 80 tahun juga masih sehat," kata Yanti.

Dalam kesempatan itu, Komisaris PT Global Ichsan Mandiri, Peters Simanjuntak menjelaskan, "Kenapa Jepang? Karena Jepang negara Asia, sesama Asia. Jadi, tatanan hidup orang Asianya masih terasa."

Menurutnya, tatanan hidup di Jepang berbeda dengan masyarakat di negara lain yang pernah dia kunjungi. "Saat saya mengunjungi Inggris, Austarlia, dan Amerika, mereka punya tatanan yang berbeda," kata Peters.

Cara ketiga negara itu melayani lansia berbeda dengan yang dilakukan masyarakat dan pemerintah di Jepang. Negara tetangga kita sendiri, Singapura, masih terasa individualisnya.

"Di Jepang untuk membuka tempat-tempat untuk para lansia seperti Day Care Graha Ichsan disupport sama pemerintah. Mereka punya program yang bagus dan saling berkesinambungan. Kalau di negara lain, bangkrut ya usaha kayak begini juga bangkrut," kata Peters.

Budi pekerti masyarakat di Jepang juga lebih jujur ketimbang negara lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.