Sukses

Lagu Star Wars Membantu Deteksi Kanker

Lagu tema Star Wars membantu para dokter untuk menemukan lebih banyak polip dan adenoma dalam usus besar manusia.

Liputan6.com, Melbourne - Siapa sangka Star Wars dapat membantu para dokter menghadapi kanker usus besar? Bagaimana caranya?

Suatu penelitian dirancang untuk mengetahui nilai sebuah karya musik sebagai alat bantu dokter yang bertugas mengungkapkan suatu kejutan yang menyenangkan bagi para penggemar Star Wars.

Dikutip dari Daily Mail pada Jumat (18/12/2015), tim peneliti di Australia mendapati bahwa lagu tema Star Wars—jika dibandingkan dengan lagu pop biasa—membantu para dokter untuk menemukan lebih banyak polip dan adenoma dalam usus besar manusia.

Para peneliti itu membandingkan tingkat deteksi ketika dokter sedang melakukan kolonoskopi, yaitu saat kamera mungil dipergunakan untuk memeriksa usus besar.

Prosedur ini mengharuskan dokter memasukan selang kecil yang ujungnya berkamera ke dalam usus besar untuk mendeteksi polip dan adenoma. Keduanya adalah pertanda kanker.

Temuan mereka menengarai bahwa mendengarkan lagu Star Wars dapat memberikan mutu yang lebih bagi bagi pasien. Penulis penelitian mengatakan, “Temuan kami membeberkan bahwa tingkat deteksi polip dan adenoma yang lebih tinggi pada kelompok Star Wars bisa berkaitan dengan peningkatan kemampuan observasi pelaku endoskopi dalam suasana musik yang kondusif.”

Para peneliti itu berasal dari Austin Hospital di kota Melbourne, Australia. Mereka menelaah 103 pasien menggunakan kolonoskopi antara Juni hingga Agustus 2015.

Untuk menentukan jenis lagu—Star Wars atau lagu pop biasa—mereka melakukan undian dengan melempar mata uang

Hasil undian, 58 kolonoskopi dilakukan selagi mendengar lagu Star Wars. Sisanya, 45 prosedur, dilakukan sambil mendengar lagu pop lain. Rata-rata usia pasien antara 64 hingga 66 tahun, dan hampir semuanya pria.

Lagu Star Wars yang terbanyak dipasang berasal dari Episode III Revenge of the Sith. Lagu Battle of the Heroes paling banyak dimainkan.

Musiknya dipasang pada komputer di ruang endoskopi dengan volume 40 hingga 70 decibel, tergantung toleransi para pegawai. Musiknya mulai dimainkan sebelum bedah dimulai. Para pasien mengalami pembiusan sehingga mereka tidak mengetahui lagu yang sedang dimainkan.

Ada 5 orang ahli endoskopi yang terlibat, dengan pengalaman dari 1 hingga 10 tahun. Seorang anggota mandiri dalam tim menghitung lamanya prosedur, mulai dari ketika selang memasuki dubur hingga meninggalkan usus besar.

Ahli endoskopi itu menggunakan penjelasan kualitatif—yaitu sangat bagus, bagus, cukup, atau buruk—untuk menilai mutu pemeriksaan usus besar.

Para peneliti juga mengukur tingkat deteksi polip dan adenoma. Pembedahan adenoma—tumor jinak—menambah waktu prosedur.

Kelompok Star Wars mendapat nilai 57% baik atau sangat baik untuk pemeriksaan usus besar. Kelompok musik pop mencapai 69%. Dua kelompok itu memiliki waktu prosedur serupa, antara 20 hingga 22 menit.

Namun demikian, tingkat deteksi polip ‘jauh lebih tinggi’ pada kelompok Star Wars dibandingkan dengan kelompok lagu pop, yaitu 60% berbanding 35%.

Tingkat deteksi adenoma juga lebih tinggi pada kelompok Star Wars daripada kelompok lagu pop, yaitu 48% berbanding 35%.

Kelompok Star Wars juga mencapai 84% adenoma untuk setiap kolonoskopi, yaitu keseluruhan jumlah pengambilan adenoma dibagi dengan jumlah prosedur endoskopi. Angka kelompok lagu pop hanya mencapai 35%.

Sebagai catatan, kanker usus besar merupakan salah satu jenis penyakit yang lazim di seluruh dunia. Data WHO memperkirakan ada 694.000 orang meninggal dunia setiap tahun karenanya. Penelitian ini telah diterbitkan dalam Medical Journal of Australia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.