Sejak 2013, Indonesia Punya SUFA Untuk Cegah HIV/AIDS

Liputan6.com, Jakarta Inisiatif penggunaan Antiretroviral (ARV) untuk Pengobatan dan Pencegahan atau dikenal dengan Strategic Use of ARV (SUFA) telah dikenal sejak 2013. Lantas, bagaimana perkembangannya hingga kini?

Menurut Kasubdit AIDS dan Penyakit Menular Seksual Kemenkes, dr. Siti Nadia, program SUFA masih berjalan dan terus disosialisasikan ke berbagai fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan organisasi profesi.

"Butuh peran aktif organisasi profesi untuk mengimbau anggotanya untuk melaksanakan SUFA. Pada prinsipnya SUFA adalah upaya pengobatan dan upaya pencegahan dengan menggunakan obat ARV," katanya melalui surel yang diterima Liputan6.com, Selasa (1/12/2015).

Nadia menerangkan, melalui SUFA, tenaga medis menawarkan tes HIV secara rutin kepada populasi kunci (Pekerja seks, Pengguna Narkoba dan jarum suntik, Laki-laki Seks Laki-laki (LSL), Waria, Penderita TB, Ibu Hamil, Penderita Infeksi Menular Seksual, Penderita Hepatitis B dan C, Warga Binaan Pemasyarakatan dan orang di Tanah Papua). Selain itu, mereka juga memulai pengobatan ARV tanpa melihat nilai CD4nya pada populasi tersebut.

Kendati demikian, dia juga mendorong keterlibatan masyarakat, keluarga dan warga sekitarnya untuk mendukung pengobatan sehingga ODHA tidak putus berobat. Selain itu butuh dukungan untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi di dalam masyarakat.

"Kebijakan untuk memulai pengobatan ARV di Puskesmas terus dilakukan sehingga akses layanan kepada ODHA semakin dekat, Penggunaan obat kombinasi dosis tetap yang berisi 3 jenis obat akan memudahkan petugas kesehatan memberikan obat dan kenyamanan bagi pasien yang meminumnya. Saat ini sudah ada 142 kabupaten/kota yang menjalankan SUFA dan akan terus kita tingkatkan ke depannya," pungkasnya.