Sukses

400 Anak dari 40 PAUD Ikut Lomba Senam Tanggap

Didampingi para orangtua dan guru, ratusan anak usia dini ini siap mengikuti perlombaan senam tanggap.

Liputan6.com, Jakarta Ratusan anak di bawah usia lima tahun dari empat puluh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kota Palembang berkumpul di Sriwijaya Promotion Centre sejak pukul 07:00 pagi. Didampingi para orangtua dan guru, anak-anak ini siap mengikuti perlombaan senam tanggap.

Terlihat dari raut wajah dan semangat anak-anak itu, kabut akibat asap yang menebal di pagi hari bukan penghalang bagi mereka untuk mengikuti perlombaan senam yang diadakan Dancow Batita ini.

Sebelum perlombaan senam tanggap dimulai, anak, orangtua, dan guru yang tampil dengan beraneka ragam pernak-pernik berlatih terlebih dahulu agar lebih kompak. Sebab, jika tampil kompak dan menjadi juara pertama, tidak hanya mendapat uang tunai senilai Rp 3 juta, tropi, dan bingkisan menarik dari Nestle, mereka juga bakal dikirim ke Jakarta untuk bersaing lagi dengan 16 juara lainnya dari 16 kota berbeda.

Sesudah pemanasan, bersama Area Sales Manager Nestle Kimai Marta, Ketua HIMPAUDI Dra Murnia Msi, Brand Manager Dancow Batita Henny Yuliandini, serta penampilan marching band anak-anak, dimulailah lomba senam tanggap pukul 09:40 dengan menampilkan tujuh grup pertama. Ada yang kompak, ada juga yang terlihat tidak bergerak karena lupa begitu melihat ratusan orang yang hadir saling bersorak-sorai.

Menurut Henny Yuliandini, tujuan dari senam tanggap yang merupakan hasil pengembangan Nestle Dancow Batita bersama Pakar PAUD Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS, dan psikolog Dra Mayke S Tedjasaputra untuk memberitahu para orangtua dan guru, bukan cuma nutrisi yang diperlukan anak usia pra-sekolah agar tumbuh dan berkembang optimal tapi juga stimulasi dari luar.

"Anak juga butuh rangsangan motorik kasar untuk menyimbangkan nutrisi yang diserap dari luar. Dengan begitu akan menghasilkan anak yang tumbuh dan berkembang dengan optimal," kata Henny di Sriwijaya Promotion Centre, Palembang bagian Ulu, Sumatera Selatan, Sabtu (24/10/2015)

Karena alasan itu, lanjut Henny, terciptalah senam tanggap ini. "Kita ingin mengajak anak untuk bergerak, tidak cuma diam dengan bermain gadget saja," kata Henny. Ketika anak menghapal dan mempraktikan rangkaian gerakan senam tanggap, mereka sudah melatih motorik sendiri.

Kemudian, begitu anak-anak PAUD melakukan senam tanggap bersama temam-temannya, itu sama saja dengan melatih mereka untuk bersosialisasi.

"Kenapa sama orangtua dan guru-guru juga? Di masa-masa ini, orangtua dan guru punya peran besar guna menghasilkan generasi penerus bangsa yang siap dan tangguh," kata Henny melanjutkan.

Lebih lanjut, gerakan senam tanggap sengaja dibuat sederhana. Bergerak selama kurang lebih dua menit, diiringi dengan lagu yang ceria. "Kita ingin mereka tetap fun melakukannya. Sengaja tidak mau bikin gerakan yang rumit, karena sadar di usia mereka saat ini, adalah usia untuk bermain," kata Henny menerangkan.

Senam tanggap, variasi senam yang ada di sekolah 

Henny berharap, ke depan senam tanggap identik dengan Dancow Batita. Selain itu, Henny juga tidak mewajibkan senam tanggap digunakan di sejumlah PAUD yang telah mengikuti lomba ini. Bagaimana juga, sebelum ada senam tanggap, anak-anak itu mungkin sudah terbiasa dengan senam yang rutin mereka lakukan setiap hari atau setiap Jumat pagi.

Dia mengatakan, senam tanggap hanyalah variasi dari senam-senam yang sudah ada di sekolah, supaya anak tidak bosan dengan gerakan yang itu-itu saja atau monoton.

"Tidak harus dipakai tapi kalau memang mau dipakai silahkan," kata Henny. Lagipula masing-masing PAUD sudah diberikan media berupa CD supaya gerakan ini dapat dipelajari di rumah.

Kelas PAUD, pembekalan untuk guru 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Variasi dari Senam yang Sudah Ada

Sebelum senam tanggap diperkenalkan ke anak-anak murid lalu dilombakan, guru-guru dari 800 PAUD di 17 kota di Indonesia terlebih dahulu diberi pembekalan langsung oleh Prof Dr Ir Ali Khomson dan Dra Mayke S Tedjasaputra.

Melalui Kelas Guru PAUD Tanggap, jelas Henny, guru-guru itu dibekali semua pengetahuan mengenai nutrisi dan stimulasi yang tepat. Diharapkan para guru yang telah mengikuti kelas tersebut dapat membagi ilmu dan pengalamannya ke orangtua dan murid.

"Caranya, mereka melakukan senam tanggap setidaknya seminggu sekali di PAUD," kata Henny.

Semua ini dilakukan karena Nestle Indonesia menyadari, guru-guru PAUD merupakan garda terdepan dalam memberikan pengetahuan kepada para orangtua mengenai tumbuh kembang seorang anak. Maka itu, mereka berharap gerakan senam tanggap dapat membantu meningkatkan kesadaran orangtua akan manfaat nutrisi dan stimulasi dalam mewujudkan anak-anak Indonesia berkualitas.

"Hal ini sejalan dengan misi Nestle Indonesia untuk turut mewujudkan masyarakat yang lebih sehat," kata Henny menekankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini