Sukses

Plus-Minus Masker Bedah dan N95

Penggunaan masker sebetulnya tak hanya dalam kondisi udara tercemar polutan.

Liputan6.com, Jakarta - Bencana kabut asap belum juga berakhir di sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan. Pemerintah melalui Dinas Kesehatan masing-masing provinsi telah melakukan distribusi masker ke beberapa Kabupaten/Kota yang terkena asap.

Namun, sempat ada perbedaan pendapat soal jenis masker yang aman dipakai korban kabut asap tersebut. Seperti yang diketahui, Mentri Kesehatan RI, Nila Djuwita F. Moeloek sempat mengatakan bahwa masker bedah (surgical mask) yang umum digunakan adalah jenis masker yang paling tepat.

Menurut Menkes Nila, pernyataan masker N95 sebagai pelindung pernafasan yang terbaik adalah kurang tepat. Pasalnya masker jenis ini hanya dapat digunakan maksimal hanya delapan jam.

Penggunaan masker sebetulnya tak hanya dalam kondisi udara tercemar polutan, namun juga bertujuan untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain melalui udara. Apa saja kegunaan dua jenis masker ini? Liputan6.com akan membedahnya untuk Anda.

1. Masker Biasa

Masker biasa atau masker bedah ini umumnya berwarna hijau dan punya bagian dalam berwarna putih. Disebut masker bedah karena biasa dipergunakan untuk tenaga kesehatan yang tengah melakukan tindakan operasi agar cairan dari mulut dan hiduung tak mengkontaminasi sekeliling.

Sayang, bila selama ini Anda sering memakai masker tersebut selama melakukan perjalanan, rupanya kebiasaan tersebut kurang tepat. Dikutip dari laman Rumah Sakit Jakarta, Selasa (20/10/2015), orang sehat tidak disarankan memakai masker ini.

Masker ini digunakan hanya untuk orang sakit karena mikroorganisme yang berukuran sangat kecil termasuk virus influenza dan bakteri turbekulosis dan melayang-layang diudara dapat berakumulasi dan terhirup dan masuk ke dalam saluran pernafasan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masker N95

Masker N95 lebih rapat dari masker bedah dan mampu menghalangi 95 persen partikel yang masuk. Kebalikannya, masker ini digunakan untuk berinteraksi dengan orang sakit.

Masih ingat dengan wabah sindrom saluran pernapasan sangat akut (SARS) pada 2003 lalu di Singapura? Pemerintah Kota Batam sampai membagi-bagikan masker N95 untuk siswa sekolah dasar, menengah umum, dan perguruan tinggi.

Kini situasinya sama, namun masker N95 berguna untuk mengurangi dampak kabut asap. Tapi pengguna N95  harus melalui individual fit test untuk menjamin kemampuan proteksinya.

Masker N95 tidak diperuntukkan kepada anak-anak karena memang didesain dengan ukuran orang dewasa.  Orang lanjut usia (lansia), ibu hamil dan pasien dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit paru kronik juga tak direkomendasikan menngunakan N95.

Sumber: Dari berbagai sumber

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.