Pasangan Sebaiknya Selesaikan Konflik dengan Kepala Dingin

Liputan6.com, Jakarta Para peneliti telah menemukan, ketika konflik terjadi di dalam hubungan romantis Anda dan pasangan, emosi negatif yang dihasilkan menghambat kemampuan seseorang mengenali upaya pasangan untuk baikan.

"Ketika konflik terjadi, itu mempengaruhi cara orang menilai secara umum pasangan untuk memperbaiki usaha kembali jadi romantis," kata rekan penulis studi Brian Ogolsky, seorang profesor di University of Illinois di AS.

"Jika mitra menarik diri atau malah menghina atau kritis, lama kelamaan menjadi menutup diri dan acuh terhadap upaya pasangan mereka untuk memperbaiki apa yang salah di antara mereka," kata Ogolsky.

Untuk penelitian ini, 98 pasangan menikah membuat catatan harian selama 14 hari di mana mereka merekam konflik dan menjawab pertanyaan tentang bagaimana mereka telah menanggapi masalah itu.

Misalnya, apakah mereka menarik? Apakah mereka menyerang? Apakah mereka menyalahkan orang lain? Apakah mereka mengancam untuk meninggalkan pasangan?

Atau apakah mereka mengambil pendekatan yang lebih positif? Apakah mereka bertahan dalam upaya mereka untuk berkomunikasi? Apakah mereka memprioritaskan pemecahan masalah?

Jawaban untuk pertanyaan ini diprediksi apakah mereka mampu mengenali bahwa pasangan mereka berusaha untuk memperbaiki hubungan.

Setelah argumen, emosi mereda, komunikasi menjadi sangat penting, Ogolsky menjelaskan seperti dikutip dari situs Times of India, Jumat (16/10/2015)

"Jika Anda menggunakan strategi yang efektif untuk mengelola konflik pada setiap hari ketika mengalami konflik kecil, Anda mungkin menciptakan suasana hati yang lebih hangat dan memiliki hasil yang lebih baik," Ogolsky mencatat.

Temuan ini muncul dalam Journal of Family Psychology.