Sukses

Menghadapi Anak Ekstrovert

Berbeda dengan anak introvert yang mendapatkan energinya saat sendiri, anak ekstrovert mendapatkan energinya dengan berinteraksi

Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan anak introvert yang mendapatkan energinya saat berada dalam kesendirian, anak ekstrovert mendapatkan energinya dengan cara berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert akan dapat segera tampak dari keaktivannya saat berinteraksi dengan banyak orang.

Anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert pada umumnya adalah anak-anak yang menarik secara sosial. Mereka adalah sosok yang aktif, energik, dan mampu membawa suasana positif dalam relasi sosial. Hal ini menyebabkan anak ekstrovert  mudah mendapatkan teman dan cenderung menjadi pusat perhatian. Saat menghadapi situasi baru, anak-anak ekstrovert biasanya juga mudah untuk segera beradaptasi. Mereka pun adalah orang-orang yang biasanya cenderung mampu membuat keputusan dengan cepat. Oleh karenanya, tugas dan pekerjaan yang cocok untuk mereka yang memiliki kecenderungan ekstrovert adalah yang berhubungan dengan membuat keputusan secara cepat dan bertemu dengan banyak orang.

Meskipun memiliki banyak kelebihan, anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert biasanya juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian. Dalam pandangan orang lain, anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert biasanya terlihat bossy. Mereka seringkali mendesak orang lain untuk melakukan apa yang menjadi keinginannya. Hal ini dapat dipahami karena mereka biasanya adalah orang-orang yang menjadi pusat perhatian sehingga mempermudah tercapainya hal-hal yang menajdi keinginannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sulit mendengar orang lain

Selain Bossy, meskipun aktif secara sosial, anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert biasanya memiliki kesulitan mendengarkan orang lain. Mereka biasa didengarkan oleh orang lain di sekitarnya. Mereka juga berbicara cukup banyak dan biasanya dengan sedikit jeda. Oleh karenanya, dibutuhkan energi yang cukup besar bagi mereka yang memiliki kecenderungan ekstrovert jika harus diam dan ganti mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian.

Karena energinya diperoleh dari menjalin interaksi dengan orang lain, anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert akan merasa tidak nyaman bahkan kemudian cenderung akan menjadi bosan jika tidak ada orang lain yang dapat diajaknya untuk berinteraksi. Hal ini tentunya akan dapat menimbulkan kesulitan karena situasi sosial yang menjadi harapannya belum tentu akan selalu ada dalam kehidupannya.

Kelemahan lain yang potensial dimiliki anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert adalah kesulitannya untuk fokus pada suatu hal. Minatnya biasanya banyak sehingga dia cenderung kesulitan menentukan satu minat yang akan dia tekuni dalam hidupnya. Selain minat, anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert juga cenderung berteman dengan banyak orang. Karena banyaknya teman ini, relasi yang dibangun seringkali justru menjadi dangkal. 

3 dari 4 halaman

Agar tumbuh kembang optimal

Bagi orangtua yang memiliki anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar tumbuh kembang anak-anak mereka menjadi lebih optimal. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Mendorong anak untuk belajar mendengarkan orang lain

Karena memiliki kecenderungan untuk sulit mendengarkan orang lain, orangtua perlu mendorong anak-anak mereka yang memiliki kecenderungan ekstrovert untuk dapat mendengarkan orang lain. Mereka perlu diyakinkan agar sekali waktu mengambil jeda dalam berbicara dan penting juga bagi kehidupannya untuk mencoba ganti mendengarkankan apa yang dikatakan orang lain secara sungguh-sungguh.

  1. Mendorong anak untuk berempati

Karena anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert seringkali menjadi pusat perhatian, ada bahaya bahwa mereka cenderung memandang bahwa pusat dunia di sekitarnya adalah dirinya. Hal ini dapat membuat mereka kehilangan kemampuan untuk berempati yakni kemampuan untuk melihat dan merasakan dari sudut pandang orang lain di luar dirinya. Orangtua yang memiliki anak ekstrovert perlu mendorong anak-anak mereka untuk belajar keluar dari dirinya. Mereka dapat mengajak anak-anak mereka agar sekali waktu berhenti menjadi pusat dunia dan mengalihkannya pada orang lain lewat melihat, berpikir, dan merasa lewat sudut pandang orang lain di luar dirinya.

4 dari 4 halaman

Ambil jeda waktu

  1. Mendorong untuk mengambil waktu jeda

Tingginya tingkat keaktivan anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert sebenarnya beresiko membuat mereka tidak memiliki waktu jeda untuk berhenti. Waktu jeda untuk berhenti merupakan momen yang penting untuk semua orang. Momen ini akan membuat orang menjadi lebih rileks dan dapat melihat segala hal menjadi lebih jernih. Orangtua perlu mengajak anaknya yang memiliki kecenderungan ekstrovert untuk berhenti sejenak dari keaktivannya. Tentu saja dengan menjamin bahwa sesudah mengambil waktu jeda ini, mereka dapat melanjutkan keaktivannya.

  1. Mendorong anak lebih fokus

Karena banyaknya hal yang menarik perhatian anak yang memiliki kecenderungan ekstrovert, orangtua perlu mengajaknya agar lebih fokus. Fokus ini menjadi penting jika mengingat keterbatasan manusia sehingga mereka yang cenderung melakukan dan memilih banyak hal biasanya akan menjadi dangkal / tidak mendalam. Orangtua perlu meyakinkan anak-anak mereka bahwa tidak semua hal harus dipilih dan mendapatkan perhatian. Mereka harus belajar untuk tidak tergoda pada banyak hal termasuk juga pada banyak relasi dan memilih hal-hal yang penting saja bagi hidupnya yang kemudian akan ditekuninya lebih lanjut.

 

Yohanes Heri Widodo, MPsi, Psikolog

Dosen Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Pemilik PAUD Kerang Mutiara, Yogyakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini