Apakah Memiliki Anak Membuat Orangtua Bahagia?

Liputan6.com, London - Setelah menikah, tujuan selanjutnya para pasangan pada umumnya adalah memiliki anak. Namun, yakin memiliki anak benar-benar membuat orangtua bahagia?

 

Kelahiran anak pertama dan kedua meningkatkan kebahagiaan, namun pada saat lahir anak ketiga, keempat dan seterusnya tidak terlihat kebahagiaan seperti pada kelahiran anak pertama dan kedua menurut sebuah survei yang dilakukan LSE dan Western University, Kanada.

 

Kebahagiaan orangtua meningkat setahun sebelum dan sesudah kelahiran anak pertama, kemudian dengan cepat menurun ke tingkat kebahagiaan sebelum belum memiliki anak seperti studi yang dipublikasikan dalam jurnal Demography.

 

Untuk pola kelahiran anak kedua, terdapat sedikit penurunan kebahagiaan dibandingkan kelahiran pertama seperti dilansir laman LSE, Selasa (18/5/2015).

 

Lalu bagaimana dengan kelahiran anak ketiga?

 

"Kelahiran anak ketiga tidak terkait dengan peningkatan kebahagiaan orangtua, namun bukan berarti sang anak kurang dicintai dibandingkan saudara mereka yang lebih tua," terang  profesor demografi LSE dan direktur Max Planck Institute untuk Departemen Penelitian Demografi di Rostock, Jerman, Mikko Myrskylä.

 

Mereka yang memiliki anak pada usia matang atau berpendidikan memiliki respon yang sangat positif untuk kelahiran pertama. Orangtua yang berusia antara 35 - 49 tahun, memiliki kebahagiaan tinggi setelah menjadi orangtua.

 

Orangtua yang memiliki anak pada usia yang lebih dewasa atau yang lebih berpendidikan memiliki respon yang sangat positif untuk kelahiran anak pertama. Orangtua dewasa, berusia antara 35 - 49, memiliki keuntungan kebahagiaan terkuat sekitar waktu kelahiran dan menjadi lebih bahagia setelah menjadi orang tua.

 

Penelitian ini berdasarkan data dari Inggris dan Jerman yang diikuti selama 18 tahun setelah kelahiran anak.