Sukses

Kenapa Ada Hari Kanker Sedunia?

Kasus kanker yang semakin tinggi di Indonesia, diprediksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan meningkat tujuh kali lipat pada 2030.

Liputan6.com, Jakarta Kasus kanker yang semakin tinggi di Indonesia, diprediksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan meningkat tujuh kali lipat pada 2030. Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC) bahkan mengeluarkan peringatan bahwa akan terjadi peningkatan kasus kanker sebanyak 200-300 persen. 70 persen diantaranya akan terjadi di negara berkembang seperti Indonesia.

Kepedulian (awareness) inilah yang selalu dikampanyekan melalui Hari Kanker Sedunia yang biasanya diperingati pada 4 Februari. Bahkan masalah kanker ini telah melahirkan adanya gerakan penanggulangan kanker yang terintegrasi di tingkat nasional yang disebut Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Selain bertujuan mewujudkan penanggulangan kanker yang terintergrasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat, komite ini juga memiliki visi menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker di Indonesia.

Seperti disampaikan Ketua KPKN, Prof. DR. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Rad (K) Onk.Rad bahwa Hari Kanker Sedunia bukanlah peringatan terhadap penyakitnya melainkan mengingatkan semua orang akan pentingnya kewaspadaan dan mencegah kanker.

"Bencana kanker ini ada di depan mata. Kalau kita tidak berbuat sesuatu dari sekarang, prediksi kasus kanker yang disebutkan WHO dan UICC mungkin bisa terjadi," kata Prof Tati di sela-sela Temu Media jelang Hari Kanker Sedunia di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ditulis Rabu (4/2/2015).

Pada 2015 ini, kata Prof Tati, akan dilakukan berbagai kegiatan dalam World Cancer Day On the Road yang bertemakan 'Kanker Bukan di Luar Kemampuan Kita'. Sebab menurutnya, kanker adalah penyakit yang dapat dicegah, dideteksi dini, diobati dengan baik dengan pengobatan yang benar dan mereka berhak mendapat kualitas hidup yang baik.

Acara peningkatan kewaspadaan kanker ini juga akan digelar serempak di RS Pemerintah dan Swasta serta di berbagai Lembaga Sosial Masyarakat di 18 propinsi, tepatnya di 32 titik di seluruh Indonesia. Di Jakarta sendiri, yang turut berpartisipasi adalah RSCM, RS Kanker Dharmais, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS PON, RS Gading Pluit, MRCCC, RS SIloam TB Simatupang, RS Medistra, JBC, RS Budi Jaya Uatama, dan RSPAD Gatot Subroto.

"Selain akan dilakukan gerakan di 18 kota, KPKN dan bersama sejumlah guru dan elemen lain bersama Kementerian Kesehatan akan menggalang komitmen untuk bekerjasama mencegah kanker," jelasnya.

Prof Tati menambahkan, setiap tahun acara Hari Kanker Sedunia ini dibimbing UICC.

"Tahun lalu kami mengampanyekan 4 mitos yang harus dihilangkan seperti kanker tidak boleh dibicarakan, kanker tidak ada gejala, kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kanker, dan kanker tidak bisa diobati. Semuanya tidak benar. Sedangkan tahun ini, kami ingin adanya suatu perubahan pola pikir dan pola hidup. Makanya kami bersedia bila ada yang mau mengadakan seminar. KPKN juga akan terus mengedukasi masyarakat melalui seminar awam, seminar medis, pelatihan Training of Trainers awam dan guru, pesan layanan publik dan aksi lainnya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.