Tak Ada Alasan Tunda Cek Hormon Tiroid Bayi

Liputan6.com, Jakarta SHK atau Skrining Hipotiroid Kongenital merupakan sebuah cara untuk mengetahui adakah kelainan pada tubuh bayi akibat kekurangan hormon tiroid. Kekurangan tiroid membuat anak tumbuh menjadi keterbelakangan mental. 

 

SHK dilakukan pada saat bayi berusia 48-72 jam. Untuk bisa melakukan hal ini para orangtua hanya mengeluarkan uang kurang dari lima puluh ribu rupiah.

 

"Untuk pemeriksaan ini mengeluarkan dana Rp 48.500. Sudah termasuk alat untuk menusuk dan kertas," terang Ka Sub Direktorat Kesehatan Anak Kemenkes RI, dr. Nancy pada saat temu media acara 'Advokasi Skrining Hipotiroid Kongenital' di Hotel Amaroossa Grande Bekasi pada Kamis (13/11/2014).

 

SHK bisa juga dilakukan di laboratorium swasta terpercaya dengan biaya sedikit lebih mahal, berkisar angka Rp 150.000 - Rp 200.000.

 

Di mana pun Anda berada, kertas berisi darah bayi akan dikirim ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta atau RS Hasan Sadikin Bandung untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.

 

Jika terdeteksi positif mengalami kekurangan hormon tiroid (hipotiroid kongenital) bisa dilakukan pengobatan sesegera mungkin, paling tidak sebelum berusia satu bulan. "Pada awal kehidupan, bayi nampak normal karena mendapatkan tiroid dari ibunya. Jika terlambat diobati akan menyebabkan pertumbuhan fisik dan otaknya terganggu," terang konsultan endokrin anak dr. Erwin P. Soenggoto pada kesempatan yang sama.

 

Bila diabaikan, hal ini akan membuat bayi jarang menangis, nanti akan sulit berjalan, bahkan keterlbelakangan mental. Berbeda jika dilakukan sebelum bayi berumur satu bulan. "Ada anak yang kekurangan tiroid tapi melakukan skrining dan pengobatan, kini jadi berprestasi. Jadi atlet Jawa Barat dia," tambah dokter Erwin.