Sukses

Kabar Gembira dari RS Mount Elizabeth untuk Pasien Parkinson

Deep Brain Stimulation merupakan kabar bahagia yang diberikan Rumah Sakit Mount Elizabeth untuk pasien Parkinson.

Liputan6.com, Singapura Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, kembali menawarkan satu pengobatan terkini bagi pasien parkinson stadium tiga, yaitu terapi Deep Brain Stimulation (DBS). Terapi ini merupakan kabar bahagia yang diberikan rumah sakit di bawah naungan Parkway Hospitals Singapore bagi para pasien parkinson.

Memang, gejala awal penyakit yang kerap diderita oleh lansia (orang usia lanjut) ini masih bisa diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun seiring dengan meningkatnya intensitas gejala yang timbul, maka terapi DBS sangat diperlukan, karena obat yang selama ini dikonsumsi berhenti bekerja dan menyebabkan kondisi pasien drop.

"Terapi Deep Brain Stimulation ini sering disebut sebagai batas baru dalam manajemen pengelolaan kondisi otak," kata Dr John Thomas dalam Mount Elizabeth Hospitals Annual Medical Seminar `Synergy in Action` di Mandarin Orchard Hotel, Orchard Rd, Singapura, ditulisHealth-Liputan6.compada Senin (27/10/2014)

Cara kerja terapi Deep Brain Stimulation adalah dengan memasangkan kabel di otak yang berfungsi sebagai perangkat medis untuk mengirimkan impuls listrik ke bagian tertentu di otak. "Impuls dapat dikalibrasi untuk meringankan gerakan seperti tersentak-sentak dan tidak terkendali, yang berhubungan dengan dengan Parkinson," kata John menjelaskan.

Meski begitu, satu yang harus diketahui oleh pasien parkinson adalah terapi DBS ini bukanlah untuk menyembuhkan, melainkan untuk membantu para pasien mengelola dampak penyakit yang memengaruhi kondisi pergerakan tubuh dan keseimbangan otot, yang menyebabkan tremor atau gemetar serta berkedut.

"Terapi ini dapat membantu mereka secara signifikan, dan meningkatkan mobilitas dan juga kualitas hidup pasien," kata John yang merupakan Ahli Bedah Saraf dari Mount Elizabeth Novena, Singapura.

John menceritakan, sejumlah pasien yang telah menjalani terapi yang membutuhkan perencanaan pra-operasi yang cukup besar merasakan efek yang lebih baik. Sebelum diterapi, terlebih dulu dievaluasi otak dengan pemindai (scan otak MRI dan CT-scan) untuk menentukan wilayah yang dituju.

"Akibat perubahan yang cukup signifikan ini, mereka lebih mudah menggerakan tubuhnya, dan juga tidak mengalami kesulitan dalam mengontrol percakapan sendiri," kata John.

Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagai Medical Director dari Immanuel Centre for Neurosurgery, Mount Elizabeth Medical Centre, menerangkan, parkinson memang bukan penyakit mematikan. Namun parkinson adalah penyakit yang dapat mengubah kehidupan seseorang secara drastis.

"Biasanya, penderita parkinson menggambarkan penyakit ini sebagai satu jebakan dalam tubuh, yang tidak bisa mereka kendalikan. Dengan adanya Deep Brain Stimulation, menawarkan harapan baru bagi pasien, untuk merebut kembali kemerdekaan hidupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini