Sukses

Petugas Kesehatan Terinfeksi Ebola Tewas Lebih Cepat

Data baru WHO menyebutkan bahwa kasus kematian petugas kesehatan yang terinfeksi virus Ebola di Afrika Barat lebih cepat dibanding pasien.

Liputan6.com, Jakarta Data yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (WHO) terbaru menyebutkan petugas kesehatan  yang terinfeksi virus Ebola di Afrika bagian Barat meninggal lebih cepat dibandingkan pasien Ebola yang mereka tangani.

Mungkin sebagian orang awam berpikir jika petugas kesehatan terkena virus Ebola seharusnya mampu menangani atau bertahan lebih lama dibandingkan pasien biasa. Sayangnya fakta yang ditemukan di lapangan tak seperti itu. Menurut data WHO yang dikeluarkan baru-baru ini menyebutkan angka kematian petugas kesehatan yang tertular virus ini mencapai 57 persen sedangkan pasien biasa 47 persen.

Dari tiga negara utama yang terkena dampak Ebola, Sierra Leone memiliki tingkat kematian petugas kesehatan tertinggi hingga mencapai 71 persen. Sedangka di Liberia 51 persen dan Guinea 52 persen kematian pada petugas kesehatan yang terkena virus Ebola.

Seperti dilansir Time, Minggu (5/10/2014), juru bicara WHO Tarik Jasarevic menyatakan persentase tersebut mungkin tak terlalu tepat, namun menunjukkan tren yang signfikan yang terjadi di sana.

Dokter Olivet Buck dari Sierra Leone misalnya, ia adalah dokter keempat yang meninggal dari negara ini. Selain dokter, ada perawat serta masyarakat yang diperbantukan untuk menjadi petugas kesehatan tangani Ebola yang juga meninggal. Selain itu, masyarakat biasa yang menjadi petugas kesehatan tersebut banyak bekerja di klinik-klinik kecil yang tidak beroperasi di bawah naungan WHO dan Médecins Sans Frontières (MSF).

Hal tersebut menyebabkan semakin tingginya angka tertular virus mematikan dan menyebabkan jumlah pekerja kesehatan yang meninggal terus bertambah.

Lalu, saat menangani petugas kesehatan tersebut lagi-lagi faktor fasilitas yang kurang memadai jadi alasan. "Kami belum memiliki cukup fasilitas baik di negara-negara ini sehingga tak mampu memperlakukan dengan baik para pekerja kesehatan itu sendiri saat terkena Ebola, terang juru bicara WHO Daniel Epstien.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini