Sukses

Limbah Darah Sapi Jadi Obat Luka Bakar, Temuan Mahasiswa UGM

Siapa sangka, limbah darah sapi bisa diubah jadi salep obat luka bakar.

Liputan6.com, Yogyakarta Reporter: Fathi Mahmud

 

Tidak ada yang mengira jika limbah darah sapi dapat digunakan sebagai obat luka bakar. Ide ini berasal dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM Rahmad Dwi Ardhiansyah, Riefky Pradipta Baihaqie, Muhammad Nuri Nuha Naufal, Muhammad Atabika Farma Nanda dan Aprilia Maharani. Mereka membuat obat luka bakar dari limbah darah sapi dalam bentuk salep.

Mereka mengaku obat luka bakar buatannya sudah diujicobakan pada tikus dan ternyata cukup efektif untuk mengobati luka bakar. Rahmad menceritakan proses uji coba awalnya, tikus diperlakukan terkena luka bakar setelah dianastesi (bius) dan dikenai besi panas. Setelah diberi salep darah sapi, luka bakar tersebut bisa sembuh lebih cepat dibanding dengan obat luka bakar komersial lainnya.

"Selama satu bulan, kita olesi luka tikus ini setiap pagi, siang dan malam, ternyata bisa sembuh kurang dari 21 hari," kata Rahmad Dwi Ardhiansyah saat menyampaikan hasil penelitiannya, seperti ditulis Minggu (24/8/2014).

Obat luka bakar dalam bentuk salep ini melalui beberapa tahap. Setiap darah sapi yang diambil lalu kemudian disentrifugasi (saring/dipisahkan padatan dari cairan). Setelah mendapatkan bagian darah yang diinginkan, dicampur  dengan vaselin album sebagai bahan dasar salep.

Percampuaran dari kedua bahan ini menghasilkan salep yang mereka namakan salep Platelet Rich Plasma (PRP). Menurut Rahmad, dalam darah mengandung platelet. Dari platelet tersebut mengandung 7 macam growth factor penyembuh luka. Faktor penyembuh luka ini selain mempercepat kesembuhan luka tapi juga memiliki kandungan antimikrobial.

Sementara itu Riefky menyebut ide untuk membuat salep dari darah sapi ini saat tengah melakukan kuliah lapangan dan melihat langsung proses pemotongan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Giwangan, Yogyakarta.

Setelah menyaksikan langsung banyaknya limbah darah yang dibuang, munculah ide untuk memanfatkan limbah darah tersebut sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan di sekitar RPH.

Ia menjelaskan setiap ekor sapi yang dipotong menghasilkan 28 liter limbah darah. Bila setiap Rumah Potong Hewan menyembelih sekitar 20 ekor setiap harinya, diperkirakan tiap tahunnya ada 88 ribu liter limbah darah yang dibuang. "Kita mencoba membuat satu inovasi untuk memproses darah sapi bisa bermanfaat," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini