Sukses

5 Fakta Penyakit ALS di Balik Tren Tantangan Mandi Es

Penyakit saraf ALS ada dibalik tantangan Ice Bucket Challenge sedang jadi tren dunia. Apa itu penyakit ALS?

Liputan6.com, Jakarta Apa Anda sudah mendengar tentang Ice Bucket Challenge atau Tantangan Menyiram Air Es yang jadi tren dunia? Di Indonesia sendiri, beberapa publik figur Indonesia sudah menyuarakan tantangan ini di laman sosial media mereka. Pesepakbola Bambang Pamungkas dan Irfan Bachdim sudah berhasil melakukan tantangan ini.

Tantangan ini merupakan sebuah gerakan untuk mendukung sebuah penyakit syaraf yang bernama amyotrophic lateral sclerosis yang disingkat menjadi ALS.  Hingga kini, 90% penyebab penyakit ini belum diketahui, namun 10% disebabkan oleh genetis dan lingkungan.

Ketahui lebih lanjut tentang ALS sehingga Anda tahu apa makna di balik melukakan tantangan Ice Bucket Challenge seperti dilansir Fox News, Kamis, (22/8/2014).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memengaruhi saraf tubuh


1. Memengaruhi saraf tubuh
ALS menyerang sel-sel saraf yang mengontrol gerakan. Makin lama makin sulit menggerakan lengan, kaki, dan wajah.
Namun, penyakit ini biasanya tidak memengaruhi kecerdasan seseorang. Stephen Hawking misalnya, ia menderita ALS namun dengan keterbatasannya masih bisa bekerja sebagai ilmuwan fisika.

2. Belum tentu penyakit bawaan
Sekitar 5-10 persen kasus terjadi pernah dialami oleh keluarga lain. Namun, 90% kasus yang terjadi tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang mengalami ALS.

3 dari 4 halaman

Lebih sering terjadi pada pria

3. Lebih sering terjadi pada pria dan orang kulit putih
Ada sekitar 5.600 kasus ALS yang didiagnosis setiap tahunnya. Sekitar 20% lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Dan 93% pasien ALS berasal dari ras Kaukasia.

Dari data yang didapatkan, penyakit ini terjadi pada usia 60 dan 69 tahun. Namun, ada seorang yang berusia 29 tahun yang juga memulai demam Ice Bucket Challenge didiagnosa ALS di tahun 2012.

4 dari 4 halaman

Gejala tidak tiba-tiba

4. Gejala tidak tiba-tiba
Penyakit ini muncul dengan gejala yang begitu halus pada awalnya, sehingga sulit untuk diketahui. Gejala awal bisa termasuk kram, otot tegang dan kaku, berkedut, dan kesulitan mengunyah atau menelan.

Namun pada akhirnya, seseorang dengan ALS kehilangan fungsi vital seperti bernapas dan menelan.
Setelah gejala di atas terlihat jelas, mereka kebanyakan hanya bisa hidup hingga 2-5 tahun kemudian. Sebagian besar meninggal karena kesulitan bernapas.

5. Bisa juga hidup lebih lama
Belum ada obat untuk ALS, namun ada satu-satunya obat yang disetujui FDA yang bernama Riluzole bisa membantu pasien hidup hingga 7 bulan.
Dengan adanya kampanye Ice Bucket Challenge, dana bisa dikumpulkan sehingga membantu penelitian untuk menemukan pengobatan ALS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini