Sukses

10 Hal yang Terjadi di Tubuh Orang Stres dan Pencemas

Siapa yang senang jika berada dalam keadaan stres atau cemas? Selain mengganggu, kondisi ini bisa berdampak buat kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang senang jika berada dalam keadaan stres atau cemas? Selain mengganggu, kondisi ini bisa berdampak buat kesehatan.

Sekitar 40 juta orang Amerika Serikat menderita gangguang kecemasan. Reaksi fisik dari emosi ini bisa memengaruhi Anda lebih banyak dibanding yang Anda sadari.  Coba cek apa saja yang dilakukan kecemasan dan stres ke tubuh Anda seperti dilansir HuffingtonPost, Rabu (21/5/2014).

1. Tenggorokan

Suara Anda menjadi parau, melengking yang tampaknya stres memberikan reaksi langsung ke pita suara.

Saa merasa cemas, cairan dialihkan ke lokasi yang lebih penting di dalam tubuh, yang menyebabkan kejang pada otot tenggorokan. Ini menyebabkan sesak napas sehingga jadi kering dan sulit menelan.

2. Reaksi hati

Ketika tubuh mengalami stres dan kecemasan, sistem adrenal menghasilkan hormon stres kortisol dalam jumlah yang berlebihan. Produksi hormon menyebabkan hati memproduksi lebih banyak glukosa, gula darah yang tinggi energi yang membuat Anda terlibat dengan reaksi fight or flight.

Kebanyakan orang, kelebihan gula darah dalam tubuh hanya bisa diserap kembali tanpa adanya kerusakan. Namun, bagi mereka yang berisiko diabetes, gula darah berpotensi mengalami masalah kesehatan.

3. Reaksi kulit

Anda merasa kedinginan, keringat basah, atau panas, pipi memerah. Ini menjadi tanda tubuh stres. Semua ini karena perubahan dalam aliran darah.

Ketika kita mengalami kecemasan, sistem tubuh mendorong lebih banyak darah ke otot, reaksi ini berguna dalam keadaan mendesak. Tapi, jangka panjang keseringan terpapar reaksi ini berpotensi membuat kulit lebih cepat tua.

Reaksi kulit lainnya termasuk keringat dan bahkan meningkatnya histamin, yang bisa mengakibatkan pembengkakan. Menurut University of Maryland Medical Center, stres berat dan rasa cemas bisa memicu eksim di wajah.

4. Limpa aktif

Kecemasan tak hanya melibatkan organ seperti otak dan hati, tapi memengaruhi fungsi internal seperti limpa dan sel-sel darah.

Dalam rangka mendistribusikan lebih banyak oksigen ke tubuh yang mungkin sudah habis karena stres, limpa membuang lebih banyak sel-sel darah merah dan putih. Aliran darah juga meningkat sebesar 300 hingga 400 persen selama proses ini.

5. Otot tegang

Ketika orang cemas, tubuh secara otomatis mengencang, menciptakan ketegangan pada sekelompok otot. Stres kronis dan kecemasan bisa memperburuk ketegangan ini, yang bisa menyebabkan sakit kepala, bahu kaku, sakit leher, bahkan migrain.

Orang yang berada dalam kondisi stres konstan juga berisiko lebih tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal kronis.

6. Jantung

Penderita kecemasan dan stres kronis lebih berisiko mengalami masalah kardiovaskular karena meningkatnya denyut jantung, tekanan darah tinggi, dan overexposure ke kortisol.

Menurut American Psychological Association, stres jangka panjang juga dapat menyebabkan hipertensi , aritmia, dan peningkatan risiko serangan jantung atau stroke.

7. Paru-paru

Penelitian menunjukkan, ada hubungan antara gangguan kecemasan dan asma. Orang yang menderita asma lebih mungkin mengalami serangan panik. Menurut penelitian dari University of Sao Paulo, ada juga hubungan antara kecemasan, asma, dan efeknya buat keseimbangan.

8. Otak

Stres kronis dan kecemasan bisa mempengaruhi area otak yang mempengaruhi memori jangka panjang, memori jangka pendek, dan produksi bahan kimia, yang mengakibatkan ketidakseimbangan.

Selain itu, stres kronis terus menerus bisa mengaktifkan sistem saraf yang pada gilirannya memengaruhi sistem lain dalam tubuh, memicu reaksi fisik, kelelahan, dan banyak lagi.

Menurut Anxiety and Depression Association of America, orang cemas juga sering sulit tidur. Sekitar 45 persen orang mengaku stres dan cemas memengaruhi kemampuan untuk istirahat dan 40 persen wanita mengalami kesulitan fokus pada hari berikutnya.

9. Sistem kekebalan tubuh

Stres bisa berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh. Studi menemukan ketika Anda stres, Anda lebih mungkin kedinginan dan rentan mengalami infeksi dan peradangan.

10. Perut

Ketika tubuh stres, pengaturan pencernaan makanan jadi tak benar. Stres kronis juga bisa berdampak panjang pada usus Anda dan nutrisi yang diserap sehingga menyebabkan refluks, kembung, diare, dan kadang-kadang kehilangan kontrol usus.

Stres jangka panjang dan kecemasan bisa mengubah metabolisme tubuh, yng bisa menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas. Penelitian menemukan pelepasan kortisol dalam darah bisa mengurangi senstivitas insulin.



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini