Sukses

Cara Lihat Bayi Sehat, Pegulat Sumo Paksa Anak Menangis

Pegulat sumo menggendong bayi dan membuat suara-suara serta wajah aneh agar bayi menangis.

Liputan6.com, Tokyo Pada beberapa kesempatan kebanyakan orangtua berusaha agar bayinya tak menangis. Tapi, berbeda dengan Festival Nakizumo di Jepang yang `memaksa` bayinya menangis.

Pada festival tersebut, pegulat sumo menggendong bayi dan membuat suara-suara serta wajah aneh agar bayi menangis. Bayi yang pertama menangis dialah pemenangnya. Tapi, apabila kedua bayi nangis bersamaan, bayi yang tangisannya paling keras dialah pemenangnya.  Apabila bayi tidak menangis, tertawa atau tertidur, maka wasit mengenakan topeng setan untuk menyelesaikan pekerjaan. 

Seperti dilansir ABCNews, Minggu (27/4/2014), pada festival ini begitu banyak bayi yang tak menangis. Untungnya, sumo memakai topeng yang menakutkan serta berteriak untuk menangis. Cara itu pun berhasil membuat para bayi menangis.

Tradisi ini sudah berumur ratusan tahun. Orang Jepang memiliki pepatah Naku ko wa sodatsu (bayi menangis pertumbuhannya cepat). Mereka meyakini teriakan yang keras dari bayi yang tak bersalah akan menakut-nakuti setan, dan memastikan bahwa bayi tumbuh sehat.

Kompetisi Baby-cry Sumo ini diselengarakan di kuil Sensoji di Tokyo pada tanggal 26 April 2014.

Seperti diketahui, tangisan bayi bisa menjadi faktor penting dalam menentukan masalah kesehatan yang mungkin tak terdeteksi.

Untuk orangtua, tangisan bayi adalah sinyal kelaparan, sakit, atau ketidaknyamanan. Tapi, ilmuwan melihat tangisan bisa menyimpan informasi tentang kesehatan bayi.

Bahkan Tim dari Brown University and Women and Infants Hospital of Rhode Island di Amerika Serikat mengembangkan alat yang berbasis komputer untuk menganalisa tangisan bayi. Tim berharap, alat tersebut bisa menawarkan cara baru untuk mengidentifikasi anak-anak dengan masalah neurologi atau gangguan perkembangan.

"Ada banyak kondisi yang mungkin terwujud dalam erbedaan akustik menangis," kata Dr Stephen Sheinkopf dari Brown University.

"Misalnya, bayi dengan trauma kelahiran atau cedera otak akibat komplikasi kehamilan atau kelahiran, atau bayi yang sangat prematur, memiliki efek medis," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.