Sukses

Tompi : Kasus Pencabulan di JIS Sungguh Keterlaluan

Tindak asusila di Sekolah JIS membuat Tompi berkomentar. Penyanyi jazz ini menganggap tindakan ini keterlaluan

Liputan6.com, Jakarta Kasus tindak asusila yang menimpa bocah AK (6), murid di Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS) yang terletak di kawasan elit Pondok Indah, membuat Tompi berkomentar. Bagi penyanyi jazz sekaligus dokter bedah, kasus ini adalah pembelajaran buat semua sekolah, terutama yang berhubungan dengan anak usia TK dan playgroup (di bawah usia lima tahun).

"Anak usia segini kan memang berisiko. Mereka tidak bisa menunjukkan emosi dengan baik. Apalagi, usia ini adalah usia di mana seorang anak ditindas oleh orang yang lebih besar (tua)," kata Tompi kepada Health Liputan6.com saat Perayaan Selebrasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (20/4/2014)

Ketika tahu kondisi seperti ini, kata Tompi menambahkan, ada baiknya sekolah untuk terus memberikan pengawasan yang lebih ketat, terutama murid-murid sebelum usia SD.

Menurut penyanyi kelahiran Lhokseumawe, Aceh, 35 tahun silam, murid-murid itu tidak boleh lepas dari pengawasan para guru yang di sekolah. Cara seperti ini, bukan berarti tidak bisa membuat murid itu menjadi mandiri. "Misalnya murid mau ke kamar mandi sendiri, guru tetap harus mengawasi. Harus ada yang melihat si anak ngapain di situ. jangan dilepas begitu saja," kata Tompi menerangkan.

"Yang jelas, kasus ini sungguh keterlaluan," kata Tompi marah

Dikatakan Tompi, dari kasus yang menimpah bocah AK, itu menjadi pembelajaran juga bagi para orangtua untuk tidak tabuh memberikan pendidikan seks usia dini pada anak-anaknya. Sejak usia anak sudah dapat diajak mengobrol, Tompi tak ragu utnuk memberikan pendidikan seks sederhana ke dua buah hatinya.

"Saya ajarkan mereka, ini namanya penis dan ini namanya vagina. Kalau buat sebagian orang kata itu dianggap tabuh, tapi buat saya anak-anak harus tahu," kata Tompi menerangkan.

Lagi pula, penis dan vagina adalah kata yang tercatat di dalam bahasa kedokteran dan ilmiah. Yang mana, kedua kata itu memang ada di tubuh seorang manusia dan memiliki fungsi sendiri

"Anak harus tahu, penis itu fungsinya apa? Siapa saja yang boleh melihat. Saya juga katakan pada mereka, kalau vagina tidak sama seperti penis. Intinya, yang dasar-dasarnya," kata ayah dari   Teuku Omar Dakari (6), Cut Malaka Ayesha (5), dan Teuku Zakarizein (1).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.