Sukses

Stres Kurangi Risiko Kecelakaan Lalulintas pada Pengemudi Remaja

Stres ternyata bisa menurunkan angka kecelakaan lalu linta pada remaja.

Liputan6.com, Jakarta Stres ternyata bisa menurunkan angka kecelakaan lalu linta pada remaja. Remaja yang memiliki respons lebih tinggi terhadap stres memiliki tingkat kecelakaan yang lebih rendah.

Temuan ini berdasarkan penelitian dariUniversity of Sherbrooke, Kanada, dan dipublikasikan dalam jurnal JAMA Pediatrics. Para peneliti mengukur tingkat kortisol, yang menjadi penanda neurologis stres yang berhubungan dengan perilaku berisiko dengan rendahnya tingkat kecelakaan.

Peneliti mengamati hubungan respons kortisol selama stres melakukan tugas terhadap 40 remaja berusia 16 tahun pemegang SIM baru, dengan rincian 19 pria dan 21 perempuan. Penelitian dilakukan selama 18 bulan antara 2006 dan 2008.

Para peneliti memicu stres dengan meminta peserta melakukan tugas matematika dan kemudian mengukur kadar kortisol dari sampel air liur. Sementara itu, di dalam kendaraan ada kamera dan sensor yang memungkinkan mengamati pengemudi terus-menerus.

Dari penelitian tersebut, pengemudi yang memiliki kortisol yang lebih tinggi memiliki tingkat kecelakaan dan hampir kecelakaan (Crash and Near-Crash/CNC) yang lebih rendah. Sementara, remaja yang responsnya lebih rendah terhadap stres lebih mungkin mengalami kecelakaan.

"Studi ini menemukan bahwa kortisol dikaitkan dengan risiko mengemudi pada remaja," tulis peneliti seperti dilansir Xinhua, Minggu (13/4/2014).




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.