Sukses

Senyum Pembunuh Ade Sara Menyiratkan Banyak Hal yang Tak Menyenangkan

Menurut Psikolog Nunki sifat labil Assyifa Ramadhani mengkhawatirkan, bila semakin dipojokan maka kejiwaannya semakin terganggu.

Liputan6.com, Jakarta Tidak sedikit komentar negatif muncul ketika melihat foto pelaku pembunuh Ade Sara Angelina Suroto (19) tampak tersenyum di foto. Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo membenarkan keaslian foto yang diposting akun twitter @itstatann itu. "Benar, itu mereka saat dilakukan pemeriksaan oleh penyidik," kata Siswo.

Psikolog Nunki Suwardi dari Pusat Studi Psikologi Komunikasi Bawah Sadar mengatakan dalam foto Assyifa Ramadhani (19) tampak tersenyum itu sebenarnya menyimpan stres yang mendalam.

"Banyak sekali yang mengeluarkan komentar tidak enak dari foto tersenyumnya Sifa. Menurut analisa saya, itu bukan senyum bahagia. Bandingkan dengan senyum Sifa di foto lain, itu berbeda. Foto di kantor polisi itu seakan Sifa berteriak sudah saya malu, stres tidak tahu harus bagaimana," kata Nunki saat diwawancarai Tim Health Liputan6.com, Rabu (12/3/2014).

Senyum Sifa dalam foto menurut Nunki bukanlah senyum yang wajarnya, "Bibir dia menipis. Itu saja sudah menandakan dia stres. Kalau stres biasanya orang kan enggan bicara, semakin dia mencoba mengunci mulutnya maka bibirnya akan menipis dan membuat seperti garis senyum," kata Nunki.

Bahasa tubuh Sifa dalam foto tersebut menunjukan remaja 19 tahun ini memiliki sifat sangat labil. "Terlihat sekali dia itu anak yang sangat labil. Sifatnya ini yang mengkhawatirkan. Dia akan mudah terpengaruh lingkungan. Sifa mau diajak pacarnya karena dia takut kehilangan sang pacar. Peran orangtua dan orang di sekitarnya sangat dibutuhkan, perlu pendekatan lembut kepada Sifa," kata Nunki.

Nunki khawatir stresnya Sifa bisa berpotensi menyebabkan gangguan kejiwaan. "Terlihat di foto itu pundak Sifa condong ke depan agak menunduk itu berarti dirinya malu, merasa kok saya begini yah, saya tidak mau di ekspos. Kalau semakin dipojokan dikhawatirkan dia mengalami gangguan jiwa atau bisa lebih parah misalnya bunuh diri." ujar Nunki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.