Sukses

Bayi 4 Bulan Punya `Gigi` di Otaknya

Seorang bayi berusia 4 bulan mungkin menjadi orang pertama yang memiliki `gigi` di otaknya. Karena itulah ia harus menjalani operasi

Liputan6.com, London Seorang bayi berusia 4 bulan mungkin menjadi orang pertama yang memiliki `gigi` di otaknya. Karena itulah ia harus menjalani operasi karena ada `gigi` itu tumbuh pada tumor langka di otaknya.

Dari hasil scan, di otak bayi laki-laki itu ditemukan sesuatu yang mirip gigi seperti di rahang bawah. Temuan medis yang jarang ini dilaporkan dalam New England Journal of Medicine edisi 27 Februari.

Bayi dari Maryland tersebut kini kondisinya baik-baik saja setelah ahli bedah mengambil gigi yang ada di otaknya dan tumor juga berhasil diangkat.

Dokter meminta bayi itu diperiksa MRI ketika mencurigai ada yang salah karena kepala anak tersebut tumbuh lebih cepat dibanding anak-anak lain. Dan hasil pemeriksaan menunjukkan ada tumor besar berisi sesuatu yang tampak seperti beberapa gigi yang sudah terbentuk sempurna.

Ahli bedah mengoperasi anak tersebut dan mampu mencabut tumor dan gigi. Gigi juga sudah dikirim ke ahli patologi.

Dokter mengatakan, tumor yang dimiliki bayi itu adalah craniopharyngioma yang tumbuh lambat sebesar bola golf tapi tak menyebar.  Peneliti menduga tumor ini terbentuk dari sel-sel yang sama terlibat dalam pembuatan gigi, tapi sampai sekarang dokter belum pernah melihat gigi yang sebenarnya di dalam tumor.

Dokter mengambil gigi dan tumor dari kepala anak itu selama operasi otak. "Tidak setiap hari Anda melihat gigi di setiap jenis tumor di otak. Dalam craniopharyngiomas, ini jarang terjadi," kata Ahli Bedah Saraf Dr Narlin Beaty, yang melakukan operasi dan rekannya Dr Edward Ahn kepada Livescince, Jumat (28/2/2014).

Bayi tersebut kini harus menerima tiroid dan terapi hormon pengganti. Tapi dokter mengatakan kondisi bayi sudah menunjukkan kemajuan yang baik sejak dioperasi.

Craniopharyngiomas umumnya mengandung endapan kalsium. Gigi telah ditemukan di otak manusia sebelumnya, tapi itu hanya pada tumor yang dikenal sebagai teratoma, yang unik di antara tumor karena mengandung tiga jenis jaringan yang ditemukan dalam embrio manusia. Sebaliknya, craniopharyngiomas hanya memiliki satu lapisan jaringan.

"Kasus anak itu memberikan lebih banyak bukti bahwa craniopharyngiomas memang berkembang dari sel-sel yang membuat gigi," kata Beaty .

Menurut National Cancer Institute, tumor ini paling sering didiagnosis pada anak-anak usia 5 sampai 14 tahun, dan jarang terjadi pada anak-anak di bawah dua tahun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini