Sukses

Begini Bentuk Peduli Korban Kekerasan Seksual

Bentuk kepedulian pendukung One Billion Rising terhadap korban seksual ditunjukan dengan foto dan kalimat seruan anti kekerasan.

Merebaknya kasus asusila dan kekerasan seksual di Indonesia, membuat sekelompok orang menyerukan tuntutan keadilan untuk para korban di media sosial @OBR_Indonesia.

"Mereka yang berfoto dan menyerukan suara lewat kapur yang dituliskan pada sebuah papan hitam itu semuanya pendukung One Billion Rising," kata Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan Perempuan sekaligus sebagai Salah Satu Penggagas Awal One Billion Indonesia, Dhyta Caturani saat dihubungi Tim Health Liputan6.com, Kamis (6/2/2014).

Semua foto yang diunggah ke media sosial milik One Billion Rising (OBR) Indonesia diberi tanda pagar atau hashtag ReasonToRise dan Rise4justice. Foto-foto tersebut memperlihatkan ekspresi sedih dan kecewa.

Seperti dikutip dari website resmi www.onebillionrisingindonesia.org, OBR akan bergabung bersama jutaan perempuan, laki-laki dan semua yang yang peduli untuk bangkit dan berteriak cukup sudah terhadap kekerasan terhadap perempuan.

Berikut ini foto-foto yang diunggah ke twitter @OBR_Indonesia :

1. Why I am rising..#ReasonToRise #Rise4Justice @tukangcerita
'Setiap perempuan berhak merasa aman dan nyaman dimanapun dia berada'

2. Why I am rising .. #ReasonToRise #Rise4Justice @icaldua
'Saya bangkit karena kekerasan terhadap perempuan juga masalah laki-laki'

3. Why I am rising... #ReasonToRise #Rise4Justice @NDIGUN
'Perempuan bukan atribut laki-laki'

4. Why I am rising... #ReasonToRise #Rise4Justice @lisaboykecil

'Im not telling you it is going to be easy, im telling you its going to be worth it'

5. Why I am rising... #ReasonToRise #Rise4Justice @efi_sh

'Tidak ada yang mau jadi korban seksual!'

Dhyta mengatakan gerakan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap korban kekerasan seksual. "kami ingin menyampaikan kepada korban bahwa mereka tidak sendiri dan bahwa ada banyak orang yang peduli pada mereka. Kami juga ingin meningkatkan kesadaran publik agar berhenti menyalahkan korban kekerasan terhadap perempuan,' kata Dhyta.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.