Sukses

Antara OCD dan Stroke Deddy Corbuzier, Adakah Kaitannya?

Mentalis Deddy Corbuzier (37) belakangan sering mengenakan kursi roda karena terserang stroke. Mungkinkan ini karena diet OCD?

Belakangan ini mentalis Deddy Corbuzier (37) sering terlihat mengenakan kursi roda saat tampil dalam acara yang dipandunya. Kabarnya, Deddy terserang stroke yang membuatnya harus melakukan itu. Seiring dengan kondisinya yang semakin terpuruk, tak ayal membuat orang bertanya apakah stroke yang dialaminya karena diet OCD yang diciptakan dan dilakukannya.

Melalui akun Facebook pribadi miliknya, duda dari Kalina ini menyanggah semua pendapat subyektif itu.

"Pasti berita ini menyebar dan kemarin ada pihak tak bertanggung jawab di Twitter yang mengatakan pasti karena OCD. Itu hal bodoh oleh orang bodoh yang hanya bisa mengatakan kebodohan," tulis Deddy.

Dalam sebuah kesempatan, Deddy juga mengatakan hal yang sama kepada sejumlah pewarta yang menemuinya bahwa stroke yang dideritanya bukan karena OCD, melainkan efek dari kejadian masa lalu yang sempat menimpanya.

"Ini nggak ada hubungannya dengan OCD," kata Deddy menerangkan.

OCD Bisa Sebabkan Stroke

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman


Meski bapak satu anak itu menyanggah bahwa OCD menyebabkannya stroke, ada pendapat dari seorang ahli.

Pakar Nutrisi dan Diet Klinik Gizi Keluarga dari Universitas of Sidney, Leona Victoria Djajadi MND (Master of Nutrition and Dietitics) mengatakan, dalam sebuah studi yang pernah disajikan di dalam American Academy of Neurology ke-60 (AAN) pada tahun 2008 di Chicago, dijelaskan bahwa puasa berkepanjangan dapat menyebabkan masalah jantung yang secara khusus menyebabkan terjadinya serangan jantung.

Selain itu, dalam pertemuan itu pula, didapatkan fakta bahwa puasa berkepanjangan dapat mengembangkan jenis stroke tertentu yang dikenal dengan sebutan CVST (cerebral venous sinus thrombosis). CVST merupakan jenis stroke yang biasanya dikembangkan oleh perempuan dan orang dewasa muda, serta anak-anak.

"Studi ini mengatakan bisa menyebabkan stroke. Tapi, ini latar belakangnya adalah saat berbuka puasa kebanyakan umat muslim yang ikut studi tersebut berbuka dengan makanan tinggi lemak. Seperti santan, daging, dan lain-lain," kata Leona menjelaskan saat berbincang dengan Health Liputan6.com, pada Senin (4/1/2014)

Lalu yang kedua, lanjut Leona, yang bukan muslim mau mengikuti pola diet dengan berpuasa seperti OCD dan IF, tapi tidak mengerti cara melakukan diet ini dengan benar. "Jadi, cuma skip meals bukan puasa utuh," kata Leona menambahkan

Meski begitu, selaku pakar gizi, Leona tidak dapat memukul rata bahwa jenis diet seperti itu benar-benar dapat menyebabkan stroke. Namun intinya, dari hasil penelitian itu, meski menjalani OCD dan IF tapi tidak diikuti pola makan sehat akan dirasa percuma.

"Bisa dikatakan demikian, apabila tetap konsumsi makanan yang digoreng dan bersantan. Habis ditulisnya boleh makan apa pun pas jamnya," kata Leona menjelaskan.

"Bisa jadi, tadinya takut makan goreng-gorengan, tapi karena ikutan OCD jadi tidak lagi," kata Leona menambahkan

Ikut OCD Jangan Gelap Mata
3 dari 3 halaman



Leona yang lebih memahami hal-hal seperti ini tidak melarang seseorang untuk tidak diet OCD. Tapi, Leona juga tidak menyarankan begitu saja bagi siapa pun yang ingin mencoba melakukan diet ini.

Yang jelas, kata dia, kalau Anda mau menjalani pola diet OCD ini janganlah `gelap mata`, dan lantas makannya jadi asal-asalan. Perlu diingat, walaupun dalam  bukunya Deddy mengatakan pelaku diet OCD boleh makan apa saja, akan lebih baik lagi bila asupan makan yang dikonsumsi benar-benar diperhatikan.

"Tetap harus diingat, setelah tubuh bersih 'detoks' OCD, hormon mulai seimbang. Makannya juga harus yang penting dan bersih," kata Leona kembali menerangkan.

Ada pun makanan bersih yang dimaksud Leona adalah wajib bagi Anda untuk menjauhi makanan cepat saji, gorengan, makanan manis dengan kadar gula yang cukup tinggi, dan makanan tidak baik lainnya.

(Adt/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.