Sukses

Gawat! Perokok Usia Dini Naik 3 Kali Lipat

Bahaya Rokok semakin mengkhawatirkan. Data terakhir menyebut perokok usia dini naik 3 kali lipat.

Jumlah perokok di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Kebiasaan buruk ini sudah menyerang anak usia dini. Data terakhir menyebut terjadi peningkatan jumlah perokok di usai dini hingga 3 kali lipat. Hal ini mendorong Kementerian Kesehatan untuk menggalakan gerakan `Sudah Waktunya Melek Bahaya Rokok`.

"Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2013 peningkatan kebiasaan merokok pada usia muda 15-19 tahun sebesar 3 kali lipat. Karena ini pula Indonesia disebut sebagai Baby Smoker Country," kata koordinator lapangan, Taufik, saat ditemui di sela acara di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (2/2/2014).

Sementara, data prevensi perokok Indonesia berdasarkan riset 2013 mencapai 36,3 persen. Karena itu, Kementerian Kesehatan terus mengampanyekan bahaya rokok terutama untuk anak usia dini. "Di acara car free day ini semua orang dateng. Dari kakek-kakek, nenek-nenek, bapak-bapak, ibu-ibu, anak kecil, semua berkumpul di sini," lanjutnya.

Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Kemenkes Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, untuk menyadarkan masyarakat khususnya anak, Kementerian Kesehatan juga telah menerbitkan Permenkes No. 28 tahun 2013 yang mewajibkan perusahaan rokok mencantumkan salah satu gambar dari lima gambar bahaya merokok pada bungkus rokok yang akan diterapkan pada 24 Juni 2014.

"Akan diterapkan gambar satu penyakit pada bungkus rokok. Dan gambar ini akan diganti secara berkala," jelasnya.

Dalam kamapnye itu, berbagai spanduk berisi seruan untuk menjauhi rokok pun bertebaran. Tulisan itu berisi 'Tunjukan Prestasimu Bukan Asap Rokok' dan 'Keren tanpa Rokok'. Patung berbentuk manusia yang muncul di sebuah kubus berbentuk bungkus rokok berukuran besar juga terpampang di lokasi itu. Bungkus rokok berukuran besar itu juga bergambar penyakit yang ditimbulkan akibat rokok.

(Don/Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini