Sukses

Aku Lahir dengan Air Ketuban Hampir Habis

Kisah menarik ini dituturkan oleh seorang ibu muda dalam perjuangannya melahirkan sang buah hatinya

Sebuah cerita mengharukan diceritakan seorang ibu muda yang baru melahirkan putranya yang pertama. Bertutur layaknya si kecil, si ibu muda warga Bekasi asal Purwodadi, Jawa Tengah , Meity Dwi Asmariana menguraikan kisah buah hatinya yang menurutnya luar biasa.

Berikut kisah Bunda Meity yang dikutip Liputan6.com dari catatan hariannya, Jumat (24/1/2014):

Spesial buat bunda-bunda yang sedang hamil dan ayah-ayah yang istrinya sedang hamil. Aku ingin sedikit berbagi cerita tentang kisahku dan mama.

Perkenalkan namaku Muhammad Fatih Zafir Firmansyah. Papa mama panggil aku dedek Fatih. Aku lahir prematur, 7 bulan. Beratku 2.400 gram dengan panjang 43 sentimeter. Aku lahir karena mama mengalami KPD (Ketuban Pecah Dini) di usia kandungan 6 bulan.

Waktu itu, malam hari 11 November 2013 pukul 22.00 WIB, ada cairan yang keluar dari jalan lahir. Karena aku anak pertama, mama nggak tahu kalau itu air ketuban. Dibawalah mama ke rumah sakit. Ternyata pas sudah sampai RS, mama diperiksa dengan USG. Hasilnya mengejutkan, air ketuban mama sudah hampir kering sampai nggak bisa diukur si dokter.

Aku dan mama di rawat di RS dan mama harus menjalani bedrest total. Mama diinfus dengan cairan 3 liter/hari, harus banyak minum, banyak makan cokelat, es krim supaya berat badanku cepat nambah. O iya berat badanku di kandungan waktu itu 900 gr.

Singkat cerita, kami dirawat dan harus menjalani terapi selama 6 hari. Di hari ke-6 kami diizinkan pulang oleh dokter dengan syarat, mama harus tetap bedrest, kecuali ke kamar mandi.

Selama 4 minggu, kami di rumah. Tiap minggu, mama harus selalu periksa ke rumah sakit untuk memantau keadaanku yang masih ada di rahim mama. Alhamdulillah aku sehat-sehat aja. Mama juga sempat menengok dan melihat wajahku lewat alat yang bernama USG 4 dimensi. Alhamdulilah mama dan papa bisa melihat wajahku walaupun kurang jelas karena air ketuban mama kurang.

Di minggu ke-4, saat pemeriksaan hasil USG, dokter memberitahu air ketuban mama hampir habis lagi. Terpaksa kami kami dirawat lagi dan ditempatkan di ruangan yang sama dengan sebelumnya saat terapi pada 10 Desember 2013. Untuk memastikan keadaanku, mama dianjurkan untuk menjalani USG Fetomaternal pada 17 Desember 2013, saat papa ulang tahun. Hasilnya, alhamdulillah bagus. Hanya dokter menyarankan agar aku segera dikeluarkan dari rahim mama alias dilahirkan. Kata dokter, ini untuk mencegah serangan infeksi padaku.

Waktu itu berat badanku 2.040 gr. Bismillah, akhirnya papa menandatangi surat pernyataan operasi caesar setelah sebelumnya, papa, mama dan aku shalat tahajud untuk minta petunjuk dan perlindungan Allah.

Akhirnya operasi dilakukan pada 18 Desember 2013. Subhanallah, beratku yang semula 2.040 gram ternyata menaik saat dilahirkan pada pukul 21.28 WIB, menjadi 2.400 gram. Setelah lahir aku sempat dicium mama dan langsung dibawa ke ruang perinatologi. Aku dirawat di sana selama 15 hari.

Mama hanya bisa melihatku dari jauh, melongok lewat kaca karena tidak diizinkan masuk oleh suster perawat yang menjaga aku. Tentu saja, tiap hari mama menengokku dan mengirimkan ASI.

Singkat cerita, akhirnya aku diizinkan pulang setelah 15 hari dirawat di ruang khusus. Alhamdulillah, aku bisa `bobok` bareng mama papa. Sekali lagi, alhamdulillah, makin lama aku makin sehat. Sekarang beratku sudah 2.800 gr dengan panjang 49 cm. Terima kasih Tuhan.

Demikian kisahku dan mama, semoga bermanfaat
Salam sayang,

Dedek Fatih & mama

Bunda Meity pun mengakhiri penuturannya dengan mengingatkan pada para bunda yang sedang hamil. "Buat bunda-bunda yang sedang hamil dan ayah-ayah yang istrinya sedang hamil, dijaga banget ya kandungannya. Kalaupun harus banyak aktivitas ya dibatasi. Mungkin bunda merasa sehat, tapi kita kan nggak tahu keadaan `dedek` di dalam rahim. Bagaimanapun keadaannya, bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan bayi matur. Semoga kehamilannya lancar ya bunda, bunda dan dedeknya sehat sampai proses persalinan nanti,"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.