Sukses

Hormon Cinta di Balik Gairah yang Meluap-luap

Rasa sayang ke pasangan tak semata-mata karena cinta tapi secara ilmiah juga dipengaruhi hormon yang dilepaskan.

Rasa sayang ke pasangan tak semata-mata karena cinta tapi secara ilmiah juga dipengaruhi hormon yang dilepaskan. Hormon yang dilepaskan ini disebut juga oksitosin atau lebih sering dikenal dengan hormon cinta.

Seperti dikutip laman Healthmeup, Selasa (21/1/2014) hormon cinta memiliki peran penting dalam menjaga hubungan, memperkuat persahabatan, membangun kepercayaan antara pasangan dan terciptanya pernikahan abadi. Hormon cinta ini akan dilepaskan ketika menanggapi pelukan, ciuman, belaian dan kadang-kadang hanya sentuhan sederhana.

Pelukan yang melepaskan hormon cinta misalnya, akan menimbulkan perasaan kedekatan serta keintiman seksual. Bahkan, orgasme disebut-sebut dapat menghasilkan lonjakan hormon cinta dua kali lipat.

Dalam sebuah penelitian yang mengukur kadar hormon cinta sebelum dan setelah rangsangan seksual, peneliti menemukan bahwa oksitosin memiliki peran penting dalam gairah seksual. Studi ini juga menemukan adanya stimulasi saluran genital yang menghasilkan peningkatan oksitosin segera setelah orgasme.

Namun perlu diketahui, hormon estrogen pada wanita dapat menyederhanakan efek oksitosin. Hal ini terutama terjadi pada wanita selama sebelum dan saat menstruasi.

Untuk mengendalikan hormon cinta yang berkurang sebelum dan saat haid, ada trik bagi pasangan, seperti berikut ini:

1. Jika pasangan tidak mood, cobalah memeluk dan menciumnya.

2. Hindari orang-orang negatif di sekitar Anda.

3. Mungkin akan lebih baik untuk berjalan bergandengan tangan dengan pasangan atau teman.

4. Pikirkan tentang pasangan yang romantis ketika Anda sedang tidak bersama.

(Fit/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.