Sukses

Upaya Pemerintah Selamatkan Korban Banjir

Banjir yang menghantam Ibu Kota kali ini memaksa pemerintah berbuat sesuatu. Apa saja?

Intensitas curah hujan yang berlangsung secara terus menerus sepekan terakhir ini membuat Sungai Ciliwung dan Pesanggrahan meluap. Kondisi ini mengakibatkan beberapa wilayah di Jakarta tergenang.

Untuk itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bersama Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) terus menerus mewaspadai dan memantau para korban banjir.

Penilaian data lingkungan, pemberian bantuan jamban darurat serta memberikan Poly Aluminium Chloride (PAC) atau zat berupa serbuk yang aman dan mudah larut di dalam air, yang digunakan untuk menjernihkan air merupakan upaya pertolongan yang diberikan untuk menyelamatkan para pengungsi dan korban.

“Sampai saat ini permasalahan kesehatan akibat musibah banjir masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat. Namun, Kemenkes  RI bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus melakukan pemantauan”, ujar Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) Kementerian Kesehatan RI, dr. Sri Henni Setiawati, MHA dalam rilis yang diterima tim Health Liputan6.com, Senin (20/1/2014).

Sri Henni mengatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta telah mengerahkan sumber daya dari tim Rapid Health Assesment (RHA) untuk melakukan penilaian kesehatan cepat ke lokasi banjir. Selain itu juga memberikan pelayanan kesehatan yang terdiri dari dua macam, yaitu mendirikan pos kesehatan dan melakukan pelayanan kesehatan melalui tim kesehatan di lokasi pengungsian.

"Dinkes memobilisasi tim  Rapid Health Assesment (RHA) agar mendirikan pos kesehatan dan melakukan pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi kurang dari 300 orang," ujarnya.

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pemberantasan penyakit Menular (BBTKL-PPM) Jakarta juga melakukan distribusi logistik untuk korban banjir.

"BBTKL telah mendistribusikan bantuan logistik antara lain 1 unit alat reverse osmosis, lysol (cairan pembersih lantai) 50 liter, 200 buah alat kesehatan, dan tas plastik 400 buah," katanya.

Reverse osmosis atau osmosis terbalik merupakan metode penyaringan air yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring).

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.