Sukses

Inilah Bukti Dokter Indonesia Tak Kalah Hebat dengan Singapura

Yosephiene (38) melakukan program bayi tabung sebanyak 4 kali dan inseminasi 6 kali di Singapura tapi gagal dan berhasil di Indonesia.

Memiliki buah hati merupakan idaman setiap pasangan yang baru menikah. Tidak sedikit pasangan yang rela merogoh kocek lebih dalam demi memiliki keturunan.

Seperti Yosephiene yang telah melakukan program bayi tabung sebanyak 4 kali dan inseminasi 6 kali namun belum mendapatkan hasil.

"Pasien saya yang ini sudah ikut program bayi tabung 4 kali, 2 kali di rumah sakit swasta nomer satu di Singapura namun belum berhasil, 6 kali inseminasi pun belum juga berhasil," kata Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Subspesialis Fertility dan Hormon Reproduksi Ahli Bedah Laparoskopi, Kiel, Jerman, Dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG(K).

Meski begitu Yosephiene tidak merasa putus asa. Untuk kelima kalinya, wanita usia 38 tahun ini ini memilih mengikuti program bayi tabung yang kelima. Kali ini di Rumah Sakit Omni Hospital Pulomas.

"Kebetulan dia (Yosephiene) baca profil saya dan datang ke sini untuk program bayi tabung yang ke lima kalinya. Puji Tuhan sukses," kata dr. Caroline saat ditemui Liputan6.com di ruang kerjanya, Kamis (16/1/2014).

Menurut dr. Caroline, awalnya keyakinan untuk berhasil hanya 50 persen namun dirinya tetap mengupayakan semaksimal mungkin.

"Saya cuma bilang di awal dia datang, kita berupaya sebaik mungkin untuk hasilnya. Saat itu yakin ya 50 persen berhasil 50 lagi sepertinya sulit, namun ternyata Puji Tuhan bayinya normal," kata dr. Caroline.

Sebelum menjalankan terapi program bayi tabung, Yosephiene menjalani pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan.

Akhirnya diketahui kenapa program sebelumnya tidak berhasil. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Yosephine punya masalah perihal kekentalan darah.

"Pasien ini mengalami kekentalan darah dan itu sudah bawaan dia. Kondisi ini yang menghambat proses pembentukan plasentasi dan implantasi sehingga program sebelumnya gagal," kata Caroline.

Menurut dr. Caroline sebenarnya kualitas dokter di Indonesia tidak kalah dengan luar  negeri.

"Jangan apa-apa Singapura apa- apa ke luar negeri. Kualitas dokter di Indonesia itu tidak kalah kok. Terbukti beberapa pasien yang menjalani bayi tabung di luar negeri tidak berhasil. Dan berhasilnya di sini," kata dr. Caroline.

Sebelum program bayi tabung dijalani, dr. Caroline mempelajari riwayat program bayi tabung yang telah dijalankan Yosephiene sebelumnya.

"Waktu itu mulai program April 2013 kemudian bayi berhasil dilahirkan pada januari 2014 usia kandungan 35 minggu. Sebelumnya saya mempelajari riwayat sebelumnya, obat yang telah dikonsumsi dulu ya diganti," katanya.

Berbekal pengetahuan dan keyakinannya pada Tuhan dr. Caroline pun berhasil melakukan program bayi tabung pada Yosephiene.

"Puji Tuhan saya yakin, lewat pengetahuan yang saya miliki. Segala upaya kami lakukan dan selama 35 minggu Victoria pun berhasil dilahirkan dengan berat 2.460 kg," ujar dr. Caroline.

Meski begitu, upaya yang dilakukan Caroline bukannya tanpa kendala.

"Waktu itu air ketuban si ibu sudah diambang batas kritis, dan itu baru usia kandungan 8 bulan belum bisa untuk dilahirkan. Namun kami terus berupaya memberikan obat pematangan paru untuk bayi," kata dr. Caroline.

Caroline berupaya agar bayi tetap dilahirkan dengan kondisi normal. Yoshepiene pun mesti menjalani perawatan intensif.

"Waktu itu Yoshepiene rutin  menjalani USG 3-7 hari sekali. Kami memonitor bayi  dan mewaspadai air ketuban yang semakin berkurang. Akhirnya di usia 35 minggu kami pun bergegas untuk melahirkan bayi, karena 85 persen paru sudab terbilang baik. Bayi pun dilahirkan secara cesar," kata dr. Caroline.

Kelahiram Victoria pun dianggap dr. Caroline sebagai karya Tuhan. Atas kehendakNya, Yosephiene berhasil memiliki keturunan setelah menjalani 10 kali program bantuan reproduksi.

"Karya Tuhan dan atas usaha keras, Victoria lahir di program bayi tabung ke-5. Setelah menjalani 10 kali program bantuan reproduksi bayi tabung dan inseminasi," kata dr. Caroline.

(Mia/Mel/*)

Baca Juga:

Risiko Kematian Bayi Kembar Siam Lebih Tinggi
Antara Inseminasi dan Bayi Tabung, Beda Banget Lho!
Setahun Menikah Belum Punya Anak? Segera Cek ke Dokter!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini