Sukses

Kisah Ahmad Kusaeni, Segar Bugar Berkat Donor Darah 146 Kali

Di usianya yang ke-58 tahun, Ahmad Kusaeni masih terlihat segar bugar. Rahasianya ternyata rajin donor darah.

Di usianya yang ke-58 tahun, Ahmad Kusaeni masih terlihat segar bugar. Pria asal Jambi ini juga bebas makan apa saja tanpa takut sakit. Usut punya usut rahasianya ternyata rajin donor darah.

Di sepanjang hidupnya, Ahmad tercatat sudah 146 kali mendonorkan darah, dan sejauh ini pula Ahmad tak pernah mengeluhkan menderita penyakit yang biasanya menyerang orang-orang seusianya.

"Alhamdulillah sampai hari ini saya sehat. Rutin donor darah, bikin badan saya ringan. Sejauh ini, tak ada keluhan penyakit apa-apa," kata Ahmad Kusaeni saat berbincang dengan Health Liputan6.com, Jakarta dan ditulis pada Rabu (18/12/2013).

Bila kebanyakan orang sudah mulai berpantangan dengan jenis makanan tertentu karena alasan kesehatan, hal seperti itu tak berlaku bagi Ahmad. Menurut pengakuannya, sampai detik ini tak ada terbesit pun di benaknya untuk pantang dalam soal makanan.

"Orang muda sekarang 45 tahun sudah kencing manis dan penyakit lainnya. Akibatnya, mereka pantang makan. Saya tidak pantang makan sekali, asalkan bisa mengaturnya sendiri," kata Ahmad lagi.

Dilanjutkan Ahmad, banyaknya makanan instan dan berpengawet di pasaran, membuat segelintir orang mulai membeli obat apa pun jenisnya hanya agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan. Padahal, cara seperti itu tak perlu dilakukan bila orang tersebut rutin mendonorkan darah.

"Ngapain pakai cara-cara seperti itu. Cukup donor darah saja. Karena dengan donor darah, itu akan terkikis dengan sendirinya," kata Ahmad menjelaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ketagihan Donor Darah Gara-gara Badan Enteng

Bila kebanyakan orang dalam setahun hanya mampu mendonorkan darahnya sebanyak 1 sampai 2 kali, lain halnya dengan Ahmad.

Bagi dia, dalam setahun setidaknya harus donor darah minimal sebanyak 5 kali. Dan hasilnya, Ahmad sudah mendonorkan darahnya sebanyak 146 kali di sepanjang hidupnya.

Pria kelahiran 23 November 1956 ini menuturkan, awal mula dirinya tergerak untuk melakukan donor darah secara rutin terjadi waktu usianya menginjak di angka 23 tahun.

Sewaktu akan membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Jambi, dirinya melakukan pengecekan darah di sebuah rumah sakit. Melihat darah yang ada pada tubuhnya cukup baik, membuat sang dokter mengatakan bahwa Ahmad cocok untuk menjadi seorang pendonor.

Namun sayang, hal itu tak langsung direspons dengan baik oleh Ahmad. Setelah memeriksakan darah, dia memilih pulang dan tak menggubris sama sekali apa yang dikatakan oleh dokter itu.

Setelah pulang ke rumah, tiga hari berikutnya dia kembali ke rumah sakit itu untuk mendonorkan darah. Alasannya, dia mengalami kunang-kunang sewaktu sedang bermain sepak bola bersama teman-temannya.

"Main bola sama teman-temannya sambil loncat ke sana ke mari. Tiba-tiba kok kunang-kunang. Ya sudah, kembali ke rumah sakit itu, donor darah, dan anehnya keluhan itu hilang semua. Sembuh gitu. Dari situlah saya ketagihan," kata Ahmad.

Karena sadar dengan mendonorkan darah dapat menjauhkannya dari penyakit, lanjut Ahmad, dia akhirnya memutuskan untuk rutin mendonorkan darahnya selama 2 bulan sekali. Artinya, selama setahun dia melakukan donor darah sebanyak 6 kali.

3 dari 4 halaman

Dapat penghargaan

 

Pada tahun 1992, Ahmad tercatat sebagai pendonor darah yang sudah melakukan kegiatan bermanfaat itu sebanyak 75 kali. Alhasil, dia pun diundang ke Istana Negara untuk menerima penghargaan. "Waktu itu diundang sama Presiden Soeharto, karena sudah mendonorkan darahnya sebanyak 75 kali," kata Ahmad.

Dengan penghargaan yang diterimanya kala itu semakin memotivasi Ahmad untuk tidak menghentikan kebiasaannya itu. Kecuali, kalau memang kondisi Ahmad yang tidak memungkinkan untuk melakukan donor darah.

"Donor darah itu bikin ketagihan. Efeknya pun saya sehat. Yang paling saya rasakan, badan saya itu ringan sekali," kata Ahmad lagi.

Namun, karena alasan usia yang semakin bertambah, membuat Ahmad harus membatasi diri untuk rutin mendonorkan darahnya. Bila dulu dalam setahun bisa 6 kali, beberapa tahun belakangan ini, dirinya hanya diizinkan mendonorkan darah sebanyak 3 kali dalam setahun.

"Karena pengurangan itu, ada yang aneh rasanya. Biasanya harus donor, sekarang harus direm-rem sedikit. Ya, bagaimana sih, kalau orang sudah nagih?," kata Ahmad menjelaskan.


Karena kebiasaan mendonor darah membuat Ahmad banyak menerima penghargaan dari pemerintah Indonesia. Pada tahun 1992, Ahmad diundang ke Istana Negara untuk menerima penghargaan dari Presiden RI kala itu, Soeharto. Saat itu, penghargaan diberikan kepada Ahmad karena dirinya tercatat sudah melakukan donor darah sebanyak 75 kali.

Di tahun 2013 atau 21 tahun berselang setelah penghargaan pertama, Ahmad kembali diberikan penghargaan Satyalencana Kebaktian Sosial oleh Palang Merah Indonesia (PMI) yang disematkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) karena telah mendonorkan darah secara sukarela sebanyak 100 kali.

Ini sungguh luar biasa. Melihat fakta di lapangan yang mana masih banyak orang enggan untuk mendonorkan darah karena alasan takut, membuat apa yang dilakukan Ahmad Kusaeni dapat dijadikan tamparan cukup keras, agar masing-masing individu mulai membiasakan diri untuk melakukan donor darah.

4 dari 4 halaman

Promosikan Donor Darah

Ahmad sadar betul, di zaman sekarang ini kesadaran para remaja untuk melakukan donor darah masih sangatlah minim. Untuk itu, Ahmad secara perlahan berusaha membuka mata para remaja untuk rutin donor darah.

"Kebetulan saya itu driver (supir) dan kebetulan pula dua tahun ini bekerja di Palang Merah Indonesia (PMI) Jambi. Di PMI itu saya disuruh membawa mobil PMI gitu. Nah, mobil itu saya pergunakan untuk ke Universitas dan memperkenalkan donor darah itu," kata Ahmad.

Di kampus yang disambanginya ini mulai memberikan contoh dan pengarahan tentang donor darah dan efek yang dirasakan setelah melakukan itu. Setelah itu, barulah Ahmad menanyakan kepada para mahasiswa itu, siapa yang mau mendonorkan darahnya.

"Walaupun enggak langsung banyak, minimal 1 atau 2 orang mau untuk donor darah. Besoknya, di PMI, ada lagi mahasiswa yang datang," kata suami dari Sri Raharti ini menjelaskan. (Adt/Igw)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.