Sukses

Maret: Mikropenis Melanda Anak-anak Indonesia

Kasus mikropenis menjadi keprihatinan Dr. Naek L Tobing yang kita kenal sebagai konselor seks rumah tangga.

Dahulu Dr Naek L Tobing kita kenal sebagai terapis seks dan konselor seks juga psikiater masalah seks dalam kehidupan rumah tangga dan remaja. Namun sejak 15 tahun terakhir dr Naek rupanya memfokuskan diri untuk masalah penis kecil atau mikropenis pada anak.

Karena agi dr Naek, masalah mikropenis sudah sangat mengancam. Menurutnya, cukup banyak orangtua zaman kini yang mengeluh penis anaknya terlalu kecil. Sebagian masuk dalam kategori abnormal yang disebut mikropenis.

Meski sudah digeluti sejak sejak 15 tahun lalu, jumlah anak-anak yang mengeluh memiliki penis kecil ini justru meningkat dalam 7 tahun terakhir.

Dr Naek setiap harinya saja bisa menangani 8 pasien dan semuanya merupakan anak-anak. "Kadang-kadang sampai 8 orang satu hari. Banyak kan.. Semua mikropenis. Itu kadang sampai Sabtu. Karena banyak orang suka konsultasi Sabtu pagi," ujar pria berusia 72 tahun itu.

"Apalagi kalau musim libur, itu sampai 20 pasien itu, di sini seperti kayak pasar. Satu pasien bisa empat orang karena ada ayahnya ibunya saudaranya. Beda sama orang dewasa," katanya.

Naek Tobing prihatin karena mikropenis bisa mengancam seumur hidup jika tak diobati sesegera mungkin, ukuran penis tetap akan di bawah normal hingga dewasa.

Memang belum ada sandar baku tentang ukuran rata-rata penis dan seperti apa mikropenis itu di Indonesia. Namun, dari hasil penelitian terhadap 3.500 pria, ukuran panjang yang normal pada pria dewasa 10,4 cm pada saat tidak tegang. Sedangkan untuk orang Amerika Serikat ukuran normalnya 13,8 cm.

"Kasarnya, Indonesia 3/4 dari Amerika. Untuk anak juga sama. Standar ukuran, memang belum kita hitung betul. Jadi, oleh karena ukuran penis lebih kecil dari orang barat, maka harus lebih lengkap diukurnya. Kalau Amerika ukur panjang, kalau di sini panjang dan diameter pangkal dan kepala karena itu menjadi penting," kata dokter yang sehari-hari praktik di kediamannya di Jalan Pakubuwono, Jakarta.

Pada umumnya tanda-tanda mikropenis bisa dilihat bila penis tampak masuk ke dalam atau tidak tampak kepala penis dan skrotum (kantong buah zakar) membesar.

Untuk itulah dr Naek mengimbau orangtua agar mengobati anaknya sejak dini sebelum masuk masa pubertas.

"Akan terus demikian sampai dewasa, walau pubertas ada pertumbuhan tapi tidak pernah maksimal. Sekali ketinggalan, selamanya bakal ketinggalan kecuali diintervensi dengan obat. Kemungkinan perhitungannya di kota sekitar 30 persen anak laki-laki yang alami mikropenis," ujarnya.

Pengobatan menurutnya harus dilakukan sebelum usia pubertas. Anak-anak itu akan diberikan obat hormon berupa tablet, yang harus dikonsumsi selama 25 hari. Sehari 4 tablet dengan dosis yang ditentukan. Hasilnya, dalam 1-2 bulan akan ada perbedaan yang signifikan. Obat itu bukan sembarang obat yang bisa diperoleh di apotek. Ia mendatangkannya langsung dari Jerman.

"Yang penting sekarang bagaimana caranya orang banyak yang tahu kalau mikropenis ini menjadi ancaman. Kasihan mereka! Ini jadi mengerikan. Orangtua harus sadar ini merupakan ancaman," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman


Akibat kegemukan

Bahaya obesitas, kata Dr Naek, tak hanya menyebabkan penyakit yang berbahaya dan mematikan, tapi juga bisa membuat kehidupan seksnya di kemudian hari terpengaruh.

Biar anak tak mengalami penis kecil, dr Naek mengingatkan agar laki-laki jangan gemuk. "Rumusnya laki-laki nggak boleh gemuk!" tegasnya. Masalah penis kecil ini semuanya terjadi pada anak yang gemuk.

Kenapa anak laki-laki banyak yang gemuk? Dr Naek mengatakan, budaya yang ada selama ini kalau anak perempuan, gemuk sedikit sudah banyak yang cerewet supaya menurunkan berat badannya. Berbeda dengan anak laki-laki, jarang yang mengingatkannya. Anak laki-laki lebih banyak dibiarkan kalau gemuk.

"Padahal kalau anak laki-laki malah ruwet. Bisa membuat penisnya kecil dan ini bisa mempengaruhi kehidupan seksnya di masa depan," tambahnya.

Tak hanya itu, lanjut dr Naek, zaman sekarang orangtua tampaknya mendorong anaknya gemuk. Ada anggapan anak gemuk menandakan orangtuanya makmur. "Kalau dulu kan anak kurus dianggap anaknya kurang makan," tambahnya.

Belum lagi orangtua semakin mempermudah kehidupan anaknya, yang membuat anak jarang bergerak.

"Anak-anak pulang pergi sekolah diantar jemput. Pulang ke rumah ada game yang bisa membuat anak duduk berjam-jam. Terus kalau lapar minta mie ditambah lagi minuman soda. Gaya hidup sekarang yang membuat anak gemuk," ujarnya.

Lantas siapa yang disalahkan dengan banyaknya anak dengan penis kecil?  "Nggak bisa salahkan siapa-siapa. Sekarang yang penting orang harus tahu," katanya lagi.

Dr Naek L Tobing, menjelaskan, bahwa kegemukan menurunkan kadar hormon testosteron. Anak-anak usia 4-11 tahun yang seharusnya memiliki kadar testosteron dalam darah sebesar 0,03-0,68 nanogram/desiliter menjadi kurang konsentrasinya dari 0.03 nanogram/desiliter. Ini semua terjadi karena kegemukan (obesitas)

Menurutnya, dengan membiarkan anak-anak menjadi gemuk akan membuat penisnya menjadi kecil. Padahal, penis kecil bisa memengaruhi kehidupan seksualnya di masa dewasanya jika tak segera diobati.

"Upaya pengobatan memperbaiki ukuran penis atau memperbesar penis hanya dapat dilakukan sebelum pubertas, sedapat mungkin sebelum usia 11-12 tahun," ujar pria kelahiran Tapanuli itu.

Namun sayangnya, lanjut Naek, orangtua zaman kini banyak yang mengarahkan anaknya menjadi gemuk. Contohnya saja ke sekolah diantar jemput, di rumah disediakan video game yang membuat anak betah berjam-jam duduk demi bermain game.

"Kalau dulu kan anak kurus karena kurang makan. Kalau sekarang malah ingin anaknya gemuk," katanya.

Ia mengatakan, semua anak-anak gemuk penisnya berukuran kecil. Untuk itu, anak obesitas sebaiknya diperiksakan ukuran penisnya sedini mungkin agar ukurannya bisa bertambah.

"Ini mengerikan, orangtua harus sadar karena ini merupakan ancaman," tegasnya.

Ada beberapa langkah yang bisa orangtua lakukan agar anaknya tak memiliki penis yang kecil. Yang pertama jangan biarkan anak kegemukan. Kedua, berobat untuk mengetahui kepastiannya.

"Dengan pengobatan sederhana yang berlangsung 1-2 bulan, ukuran penis bisa bertambah untuk panjang 40-65 persen dengan rata-rata 48,6 persen. Besar (diameter) sebesar 13 persen-80 persen dengan rata-rata 50,9 persen," jelasnya.
3 dari 5 halaman


Tak hanya kegemukan

Tak hanya kegemukan (obesitas) yang bisa menyebabkan penis seseorang menjadi kecil (mikropenis), tetapi juga berlebihnya kadar hormon estrogen dalam tubuh yang seharusnya lebih dominan dimiliki wanita.

Saat kegemukan, hormon testosteron kebanyakan diubah menjadi estrogen hingga akibatnya perkembangan organ reproduksi anak terganggu. Karena itu, menurut Naek, pengaruhnya bukan hanya ukuran tapi juga bisa mengganggu testis sehingga tidak turun (kriptokhid).

Hormon testosteron membentuk organ genital. Meningkatnya kadar hormon estrogen pada pria menghambat pertumbuhan organ genitalnya.

"Kalau parah bisa terjadi karena gangguan genetik. Harusnya pria bisa membentuk rambut kemaluannya trapesium. Gangguan hormonal membuat bentuknya segitiga seperti wanita," kata Ahli Andrologi dari Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya, dr Johannes Soedjono MKes

Selain obesitas yang mengganggu sistem hormon, kelainan genetik dan tidak tahu penyebab menjadi penyebab umum mikropenis.
4 dari 5 halaman


Bisa hamili istri

Satu lagi yang menjadi masalah adalah bila kasus mikropenis terjadi hingga anak sudah dewasa dan menjadi pria. Meski begitu, dokter Nake menyarankan agar pria dengan penis kecil (mikropenis) tak perlu gundah gulana dan bingung apakah bisa menghamili istri dan bermain cinta.

Kata Naek, sebenarnya tak ada masalah dengan persoalan punya anak. Ukuran penis, menurut Naek lebih berpengaruh kepada kehidupan seksualnya.

Pria bisa sulit membuat pasangannya mendapatkan kenikmatan. "Reproduksi untuk penis kecil nggak berpengaruh. Yang pengaruh itu seks dan kepercayaan dirinya," katanya.

Meski berpengaruh dengan soal seks, sebenarnya ada gaya bercinta yang bisa dipilih pria berpenis kecil. "Tetap misionaris yang paling bagus. Yang lain susah, apalagi kalau dari belakang akan tidak nyaman," ujar Naek.
5 dari 5 halaman


Menikahlah dengan istri yang polos

Meski bisa diatasi dengan gaya bercinta tertentu, bisa jadi istri akan mempermasalahkan kondisi kelamin terlalu kecil (mikropenis). Bisa jadi istri bisa meminta cerai dari suaminya.

Penis bagi pria adalah senjata dan penting bagi keharmonisan hidup seksual. Karenanya, pria dengan ukuran organ genital kecil disarankan memilih istri yang polos.

"Menikahlah dengan wanita yang tradisional yang belum pernah berpacaran," kata Naek. Pria kelahiran Tapanuli tahun 1940 itu menjelaskan, siasat menikah dengan wanita polos membuat sang wanita tak tahu persis ukuran penis. Makin 'gaul' calon istri, kemungkinan wanita mengetahui perbedaan ukuran penis semakin besar.

"Kalau orang yang sudah di kota, apalagi pernah melihat penis tiba-tiba nanti 'waduh kok kecil ya'. Jadi, satu-satunya cara, menikahlah dengan wanita yang belum pernah pacaran," ujar dr Naek.

Penis ukuran kecil itu, lanjut Dr Naek, sebenarnya bisa diobati sejak kecil sebelum anak memasuki usia pubertas. Anak-anak yang mengalami mikropenis biasanya menderita obesitas. Pengobatan setelah masa pubertas atau dewasa akan sia-sia karena tak akan memberikan hasil yang maksimal.

Jika pengobatan dilakukan sejak usia masih kecil, kata dr Naek, dalam 4-5 hari minum obat, penis mulai tumbuh. "Sesudah 1-2 bulan pengobatan naik 50 persen," katanya lagi.

(Abd)

Baca juga:

Dr Naek L Tobing dan Keprihatinannya pada Penis Kecil

Kalau Tak Mau Punya Penis Kecil, Jangan Kegemukan!

Meski Berpenis Kecil, Pria Bisa Hamili Istrinya!

Pria Berkelamin Kecil Disarankan Cari Istri yang Polos

Penyebab Lain Penis 'Imut' Selain Obesitas

Mengenali Tanda-tanda Mikropenis

Makin Banyak Anak Indonesia yang Penisnya Kecil

Kegemukan Bikin Penis Anak Kecil



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini