Sukses

Dua Dokter Sudah Ditahan, Apa Lagi Selanjutnya?

Aksi solidaritas bentuk keprihatinan para dokter di Indonesia dilatarbelakangi penangkapan dua dokter di Manado beberapa pekan ini.

Aksi solidaritas bentuk keprihatinan para dokter di Indonesia dilatarbelakangi penangkapan dua dokter di Manado beberapa pekan ini.

Sejak dimasukannya ketiga dokter spesialis kandungan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) di Manado pada 18 September 2012, pemberitaan terkait kasus ini semakin ramai dibicarakan.

Para dokter di seluruh Indonesia berbondong-bondong menggelar aksi mulai dari doa bersama, penyematan pita hitam sampai aksi turun ke jalan.

Upaya ini dilakukan para dokter untuk menolak kriminalitas dokter. "Kasus dokter tidaklah sama dengan kasus kriminal, kami telah berupaya maksimal. Aksi ini bukan tindakan anarkis. penangkapan dr. Hendry yang tidak manusiawi membuat kami bersimpati salah satunya dengan aksi ini," kata Sekertaris Jenderal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, dr. Ari Kusuma Januarto.

Kedua dokter kini mendekam dalam sel Rumah Tahanan (rutan) Manado, dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG yang lebih dahulu merasakan berada dalam jeruji besi 8 November 2013. Disusul kemudian dr. Hendry Simanjuntak SpOG pada 23 November 2013, sedangkan dr. Hendi hingga kini masih belum diketahui keberadaanya.

Tertangkapnya dua dokter sudah menghebohkan media nasional, lalu setelah ketiga tertangkap apakah akan ada aksi yang lebih menggemparkan?

Saat dikonfirmasi hal ini Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Zaenal Abidin MH mengatakan masih lihat hasil peninjauan kembali nanti.

"Saat ini kami masih menunggu hasil peninjauan kembali yang kami usulkan. Tertangkapnya dr. Hendry dengan cara seperti diborgol layaknya pelaku kriminal membuat kami melakukan aksi. Kalau tiga dokter ditangkap itu lihat nanti seperti apa. Saya tidak mau berandai-andai, semoga masalah ini cepat selesai," kata dr. Zaenal saat diwawancarai Liputan 6.com, Rabu (27/11/2013).

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini