Sukses

Pelari Jakarta Marathon Meninggal, Diduga Kena Serangan Jantung

Rektor Seminari Mertoyudan Romo Ignatius Sumarya SJ yang mendadak pingsan saat lomba lari marathon yang diduga karena serangan jantung.

Seorang pelari di Jakarta Marathon 2013 meninggal dunia. Ia adalah Rektor Seminari Santo Petrus Kanisius Mertoyudan, Magelang Romo Ignatius Sumarya SJ yang mendadak pingsan saat lomba lari. 

Menurut koleganya yang juga ikut dalam acara marathon ini Romo Sarjumunarsa SJ, Romo Sumarya meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Kemungkinan karena sakit jantung. Beliau selama ini tak pernah mengeluh sakit," ujar Romo Sarju saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (27/10/2013).

Romo Marya, begitu pria 60-an tahun ini kerap disapa, tiba-tiba pingsan setelah berlari hingga Thamrin. Kebetulan pada lomba lari marathon ini, beliau ikut yang kategori 5 Km.

"Saya dapat informasi beliau jatuh pingsan karena serangan jantung. Karena lokasi yang terdekat Rumah Sakit Jakarta, beliau langsung dibawa ke Rumah Sakit Jakarta lalu di jalanan meninggal. Tapi persisnya kapan, kami tidak tahu," ujar Romo Sarju.

Kini, jenazah almarhum Romo Sumarya masih disemayamkan di RS St. Carolus Jakarta.

Spesialis Kedokteran Olah Raga dr Michael Triangto, SpKO, mengingatkan saat berolahraga meski denyut jantung bagus, seseorang tetap harus melakukan pemanasan. Tapi jika baru saja pemanasan seseorang sudah mengalami pusing yang tidak biasa, mengalami vertigo, maka sebaiknya orang itu berhenti.

"Jantung itu central. Jantung sangat penting untuk menentukan hidup mati seseorang. Wajar saja, denyut jantung jadi ukuran sehat," jelas dr Michael.

Memang, olahraga itu bagus untuk kesehatan. Namun olahraga bak pisau bermata dua. Jika salah sedikit bisa membahayakan kehidupan seseorang. Sebelum dan sesudah berolahraga jangan lupa memeriksa denyut jantung. Selain itu lakukan pemanasan dan pendinginan dengan benar. Jika saat pemanasan seseorang sudah merasa pusing, waspadalah, kata Michael.

(Mel/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.