Sukses

Lemak Paha Bisa Bikin Payudara Lebih Besar?

Selain dengan implan payudara, ahli bedah dari Jepang memperkenalkan teknik memperbesar payudara dengan menggunakan lemak di paha.

Berat badan dan ukuran payudara sering menjadi perhatian kaum wanita. Selain dengan implan payudara, ahli bedah dari Jepang memperkenalkan teknik memperbesar payudara dengan menggunakan lemak di paha.

Seperti dikutip Oprah, Jumat (30/9/2013), ahli bedah plasrik di Jepang, Eropa, dan Israel menggunakan lemak dan sel induk di pinggul dan paha agar payudara lebih besar, lebih berbentuk tanpa khawatir bocor, dan umurnya tak sependek menggunakan implan saline atau silikon.

"Ini adalah sel induk dewasa, bukan sel embrio," kata Direktur di Adipose Stem Cell Center di University of Pittsburgh, J. Peter Rubin, MD.

Prosedur tersebut memang masih kontroversial di anraea peneliti di Amerika Serikat. Dan penelitian manusia bisa dimulai dalam tiga sampai 5 tahun ke depan.

"Sel induk dari jaringan lemak bisa berubah menjadi pembuluh darah dan membuat sel-sel lemak baru sehingga mereka bisa membuat jaringan tahan lama untuk pembesaran payudara dan rekonstruksi. Tapi ada masalah keamanan," kata Rubin yang juga merupakan pendiri dari  International Federation of Adipose Therapeutics and Science.

Rubin menjelaskan, salah satu yang dikhawatirkan adalah kanker. "Kami belum tahu apakah sel-sel berpotensi menjadi kacau dan menjadi sel-sel tumor atau apakah bisa memengaruhi sel kanker yang tertinggal pada pasien kanker payudara yang menjalani rekonstruksi," kata Rubin.

Selain itu, peneliti juga belum tahu apakah dengan menyuntikkan lemak ke payudara bisa mengaburkan kanker kecil yang biasanya terdeteksi oleh mammogram.

Dalam studi ini melibatkan 40 wanita Jepang selama 3,5 tahun dan ditemukan payudara sedikit menyusut pada bulan-bulan setelah operasi. Tapi, ukuran cup payudara wanita masih 2-3 lebih besar.

Penelitian yang dipimpin Kotaro Yoshimura, MD, Ahli Bedah Plastik dari University of Tokyo yang mempelopori teknik ini mengaku, kista kecil bisa terbentuk di beberapa pauudara wanita, tapi ia tak berpikir teknik tersebut akan mengganggu deteksi kanker.

Dalam penelitian ini, wanita yang berpartisipasi akan dibayar US$ 25 ribu jika mau melakukannya.

(Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini