Sukses

Awas, Makanan Prasmanan Berisiko Meracuni!

Tradisi makan dengan sistem prasmanan atau penyajian dalam jumlah besar sepertinya hal biasa di Indonesia.

Tradisi makan dengan sistem prasmanan atau penyajian dalam jumlah besar sepertinya hal biasa di Indonesia. Tradisi ini kerap ditemui di acara besar seperti pernikahan atau hari besar lainnya.

Tidak banyak yang mengetahui ternyata tradisi ini merupakan hal sepele namun berdampak negatif untuk kesehatan tubuh.

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, DR. Roy Sparringa PhD mengatakan tradisi ini berkontribusi besar terkait gangguan kesehatan pencernaan.

"Makanan prasmanan saat hajat besar menjadi faktor yang paling sering memicu gangguan kesehatan pencernaan seperti diare atau bahkan keracunan," ujar DR. Roy ditulis Kamis (26/9/2013).

Menurutnya makanan yang dibiarkan begitu saja tanpa ada pemanasan akan memicu berkembangnya mikroba patogen dan spora.

Oleh sebab itu terkadang ditemukan kasus diare atau keracunan saat mengomsumsi makanan saat hajat besar.

"Makanan dalam jumlah banyak tanpa dipanaskan itu membuat mikroba patogen berkembang begitu juga spora ini yang membuat adanya kasus keracunan saat hajatan," tuturnya.

Penyajian makanan yang aman masuk ke dalam lima kunci keamanan pangan, suhu sangat mempengaruhi kualitas pangan.

"Sajikan pangan harus sesuai dengan aturan suhunya, kalau bahan pangan panas ya harus disajikan panas. Dan pangan dingin harus disajikan dingin juga, untuk melindungi keamanan pangan," ujarnya.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.