Sukses

2 Obat Antivirus Ini Bisa Tangkal Virus Korona untuk Sementara

Kombinasi dua obat antivirus yang terdaftar dapat digunakan untuk mengobati virus Sidrom Pernafasan Timur Tengah (MERS)

Kombinasi dua obat antivirus yang terdaftar dapat digunakan untuk mengobati virus Sidrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), yang mengakibatkan sakit pernafasan akut pada manusia dan telah menewaskan separuh orang yang tertular, kata studi AS, Ahad.
    
Temuan tersebut, yang disiarkan di Jurnal Nature Medicine, memperlihatkan gabungan kedua obat itu, yang dikenal dengan nama interferon alpha-2b (IFN-2b) dan ribavirin, "mengurangi penggandaan virus dan meningkatkan hasil klinik" pada model kera yang dikembangkan baru-baru ini mengenai infeksi virus MERS.
    
Kedua obat tersebut secara rutin digunakan bersama untuk mengobati penyakit virus semacam hepatitis C, dan penggunaan gabungannya telah dilaporkan menghambat penggandaan virus MERS dalam budaya sel dan studi terdahulu, kata para peneliti itu.
    
Mengingat kurangnya pilihan pengobatan saat ini, para peneliti tersebut menyimpulkan kombinasi itu "mesti dipandang sebagai campur tangan dini", seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (10/9/2013).
    
Di dalam studi mereka, para penyelidik di National Institutes of Health menularkan rhesus macaque dengan virus MERS dan, delapan jam kemudian, mengobati separuh dari mereka dengan kombinasi dua-obat tersebut.
    
Dibandingkan dengan kera yang tidak diobati, kelompok pengobatan tak memperlihatkan gangguan pernafasan dan hampi bukti radang paru-paru minimal berdasarkan pemeriksaan sinar-X, kata para peneliti itu.
   
Mereka juga mendapati hewan yang diobati memiliki lebih sedikit jumlah virus dan lebih sedikit kerusakan jaringan pada paru-paru.
    
Temuan itu memberi dukungan bagi potensi penerapan klinik mengenai kombinasi bagi pengobatan penularan virus MERS pada manusia.
    
"Pengobatan IFN-2b dan ribavirin diperkirakan akan memberi manfaat terbesar pada penularan; namun, jalur penyakit yang berkepanjangan pada manusia menunjukkan jendela pengobatan mungkin lebih lama lagi,".
    
Para peneliti tersebut juga dengan cepat menyatakan rhesus macaque tampaknya hanya mengembangkan bentuk ringan sampai sedang mengenai penyakit MERS, sehingga membuatnya sulit untuk meramalkan kemungkinan hasil pengobatan itu pada kasus parah pada manusia.
    
"Jadi, saat ini diketahui gagasan pengobatan apa mengenai kemajuan pada penyakit pernafasan parah akan memiliki manfaat apa pun, situasi yang dihadapi pada banyak penyakit menular akut," kata mereka.
    
MERS pertama kali ditemukan pada September 2012 dan terus menyebar. Sejauh ini, lebih dari 110 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, sementara 52 di antara mereka telah meninggal. Saat ini, tak ada obat yang efektif buat itu.

(Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.