Sukses

Meskipun Belum Ada Kasus, Kemenkes Upayakan Antisipasi Virus H7N7

Virus H7N7 yang sempat menggemparkan beberapa waktu lalu, ternyata juga membuat pihak Kementrian Kesehatan RI angkat bicara.

Virus H7N7 yang sempat menggemparkan warga Italia beberapa waktu lalu, membuat pihak Kementrian Kesehatan RI angkat bicara. (baca: Kaget Infeksi H7N7 pada Warganya, Italia Musnahkan Ribuan Burung)

Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam rilis yang diterima Liputan6.com dan ditulis Senin (9/9/2013), ia mengungkapkan hingga saat ini belum ada kasus infeksi H7N7 pada unggas di Indonesia. Meskipun begitu, pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi masuknya penyakit tersebut dari negara lain.

"Antisipasi penyebaran virus influenza dilakukan baik dari sisi hewan dan manusia. Dari sisi hewan, upaya yang dilakukan antara lain dengan melakukan survei rutin unggas di peternakan dan pasar unggas. Selanjutnya dengan melakukan kewaspadaan bila terdapat unggas sakit atau mati mendadak, khususnya yang terjadi secara massal," ungkap Tjandra.

Bila diperlukan, Tjandra menyatakan akan melarang masuknya unggas dan produk unggas yang berasal dari negara terjangkit berdasarkan pertimbangan epidemilogi. Selain itu, antisipasi juga dilakukan dari sisi manusia.

"Dari sisi manusia, upaya yang dilakukan adalah penyebarluasan informasi tentang penyakit influenza kepada masyarakat dan promosi kesehatan agar masyarakat dapat secara mendiri melakukan pencegahan penularan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), antara lain dengan mencuci tangan pakai sabun, menutup mulut dan hidung saat bersin dengan sapu tangan, tissue dan lainnya," jelasnya.

Upaya antisipasi lainnya yang diperlukan adalah perlu adanya penyediaan rumah sakit, obat, alat kesehatan dan logistik lainnya. Dan bila ditemukan infeksi pada manusia (penularan unggas ke manusia), maka akan dilakukan tatalaksana kasus (pengobatan) serta pencegahan penularan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman



Dua strain
Sebelumnya Tjandra menjelaskan bahwa berdasarkan laporan laboratorium di Hongkong, virus H7N7 merupakan subtype virus influenza yang memiliki dua strain, yaitu low pathogenic dan high pathogenic yang dapat menginfeksi manusia, burung, babi, dan kuda liar.

Virus ini tercatat menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada unggas di Australia (1976). Selanjutnya ditemukan di Jerman dan Inggris (1979), kemudian terjadi KLB lagi di Australia pada 1985, 2003 di Belanda. Dan pada Agustus 2013, tim peneliti dari University of Hongkong menemukan virus baru H7 lainnya pada unggas di Cina.

Tjandra menjelaskan, angka kematian akibat virus ini pada manusia adalah 1,1 persen lebih kecil dibandingkan dnegan H5N1 yang menyebabkan kematian hingga 59,3 persen.

"Tidak mudah memusnahkan secara total virus H7N7, karena sejak ditemukannya kasus infeksi pada unggas di beberapa negara dari 1976 hingga saat ini kasusnya masih ada. Tapi beberapa upaya pencegahan diharapkan dapt mencegah penyakit masuk ke Indonesia," tambahnya.

(Fit/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini