Sukses

Ratusan Anak Derita Campak, Difteri dan Tetanus di Serang

Sebanyak 189 anak di Kabupaten Serang, Banten, menderita campak difteri tetanus (CDT), 11 anak diantaranya tidak tertolong dan meninggal

Sebanyak 189 anak di Kabupaten Serang, Banten, menderita campak difteri tetanus (CDT), 11 anak diantaranya tidak tertolong dan berakhir dengan kematian.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang, Sri Nurhayati di Serang, Selasa mengatakan data yang dihimpun sejak Tahun 2012 sampai Agustus 2013 itu, sampai saat ini penyakit yang dapat menimbulkan kesakitan dan kematian itu masih mengancam jiwa anak-anak, termasuk tetanus neonatorum.

"Salah satu permasalahan terdapatnya kasus Tetanus Neonatorum di Kabupaten Serang oleh karena pertolongan persalinan ibu dan anak belum seluruhnya ditolong oleh tenaga kesehatan," katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (5/9/2013).

"Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sampai dengan Agustus yang tercatat yakni 52 persen ataupun 14.560 orang, dan perawatan tali pusar dilakukan oleh dukun, keluarga atau nenek bayi dengan menggunakan ramuan atau campuh," ungkap Sri usai Pertemuan Teknis Bulan imunisasi anak sekolah (Bias) di Aula Setda II Kabupaten Serang.

Secara rinci Sri mengungkapkan, dari jumlah 189 kasus anak penderita Campak Difteri Tetanus di Kabupaten Serang tercatat pada 2012 lalu meliputi enam kali KLB (kejadian luar biasa) campak dengan jumlah kasus 96 orang tidak ada yang meninggal. Dilanjutkan Difteri dengan jumlah kasus tiga orang, satu orang meninggal dunia.

Sedangkan untuk Tetanus Neonatorum terdapat sembilan kasus dengan jumlah kematian enam orang, jika dipersentasekan angka kematian Tetanus Neonatorum sekitar 66 persen.

"Meskipun telah terjadi penurunan jumlah KLB, namun jumlah kesakitan dan kematian kasus difteri maupun tetanus neonatorum masih mengancam jiwa anak-anak kita," katanya dan menambahkan sampai Agustus 2013 Kabupaten Serang telah terjadi delapan kali KLB Campak dengan jumlah kasus 75 orang tidak ada yang meninggal.

Difteri dengan jumlah dua kasus, keduanya sembuh akan tetapi pada akhir Agustus ditemukan satu kasus difteri dan meninggal. Dilanjutkan Tetanus Neonatorum  terdapat empat kasus dengan jumlah kematian tiga orang.

Menurut Sri, pada kenyataannya cakupan imunisasi dasar pada bayi di beberapa wilayah masih belum menggembirakan. Pasalnya beberapa kendala yang ditemui antara lain penolakan dari orangtua bayi yang menyebabkan anak yang tidak di imunisasi tersebut rentan terkena PD3I.

Demikian juga, pemberian imunisasi pada anak usia sekolah di beberapa tempat masih ditemukan penolakan oleh orang tua murid meskipun diketahui upaya pemberian imunisasi lanjutan pada Bulan imunisasi anak sekolah (Bias).

"Padahal dengan ’Bias’ diharapkan dapat meningkatkan status kekebalan pada anak sehingga anak terhindar dari penyakit tersebut, yang rentan dengan kematian," tutur Sri.

Sementara Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Serang Lalu Atharussalam Rais mengatakan, dengan dilaksanakannya program  teknis Bulan imunisasi anak sekolah (Bias) untuk Tetanus agar bisa diketahui oleh masyarakat luas. Dimana penyebab terserang penyakit Tetanus berasal dari debu, kotoran hewan seperti kuda, kucing, anjing, kambing dan lainnya.

"Penyebab itu yang harus diketahui pihak Kepala desa (Kades) dan Kepala Puskesmas di setiap wilayah, untuk bisa mencegah dan guna mengantisipasinya," ujarnya.

Program Bias yang diperuntukkan, lanjut Lalu, bagi anak usia Sekolah Dasar diberikan pengobatan untuk Bias Tetanus Difteri kelas 1 SD, dan lebih dari kelas 1 SD diberikan pengobatan Tetanus Nenatorum yang artinya ini untuk penanggulangan.

"Ada juga penyebab lainnya seperti dari dukun beranak kurang steril saat melakukan persalinannya kepada pasiennya, dan salah potong pusar yang menyebabkan penyakit tersebut," katanya seraya menambahkan tujuan dilaksanakannya program Bias ini untuk mengevaluasi, dimana masih terkendala penolakan dari orangtua.

(Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini