Sukses

Dean Karnazes Bisa Lari 3 Hari 3 Malam Tanpa Henti dan Tak Kram

Dean Karnazes bisa berlari tiga hari tiga malam tanpa henti, tapi tak merasakan kelelahan otot.

Sebagian besar pelari harus berhenti ketika mencapai ambang laktat yang bisa membuatnya kelelahan atau kejang otot. Tapi tidak dengan pria dari California Dean Karnazes. Ia bisa berlari tiga hari tiga malam tanpa henti, meski kakinya melepuh tapi tak pernah merasakan kelelahan otot ataupun kejang otot (kram).

Setiap atlet memang memiliki batasan. Secara ilmiah, batasan tersebut didefinisikan sebagai ambang laktat tubuh dan ketika Anda berolahraga telah melebihi batasannya, berjalan cepat menjadi tidak menyenangkan. Sebagian besar orang tentu pernah merasakan jantung berdebar dan paru-paru megap-megap. Itu karena otot mulai kelelahan. Namun, Karnazes seolah-olah bisa berlari selamanya.

Karnazes pernah berpartisipasi dalam beberapa maraton terberat di bumi ini, termasuk berlari di Kutub Selatan dengan suhu 25 derajat Celcius.

Karnazes kepada Guardian mengakui, setelah tiga hari berlari memang ia merasakan sedikit ngantuk, tapi bukan kelelahan otot.

"Sejujurnya, apa yang terjadi adalah saya mengantuk. Saya sudah berlari tiga malam tanpa tidur dan malam ketiga berlari kurang tidur akan mengalami sedikit psikotik. Saya benar-benar mengalami serangan `berlari tidur`, yang membuat saya jatuh tertidur ketika berlari," ujar Karnazes seperti dikutip News.au, Minggu (1/9/2013).

Lantas apa rahasianya? Ilmuwan di Colorado yang terpesona dengan kemampuan berlari Karnazes membuatnya harus menjalani serangakaian tes untuk mencari tahu penyebabnya. Hasilnya, Karnazes tak memiliki ambang laktat tinggi yang luar biasa.

Ketika berlari, Anda akan memecah glukosa untuk energi, memproduksi laktat sebagai produk sampingan dan tambahan sumber bahan bakar juga bisa diubah kembali menjadi energi. Namun, ketika Anda melebihi ambang laktat, tubuh tak lagi bisa mengkonversi laktat secepat yang diproduksi, yang mengarah ke penumpukan keasaman dalam otot. Ini adalah cara tubuh Anda memberitahu Anda kapan harus berhenti, tetapi Karnazes tak pernah mengalami sinyal itu.

Rupanya, kebanyakan orang, ada batas efek yang memengaruhi ambang laktat meski itu latihan konstan. Tapi, jika Anda mewarisi secara genetik enzim ini, Anda memiliki batasan yang lebih tinggi.

Tapi Karnazes tak yakin keterampilannya yang luar biasa itu bisa sepenuhnya dijelaskan oleh genetika. Ia menduga itu karena rendahnya lemak di tubuhnya, rendahnya tingkat keringat, tingginya diet alkaline, dan rendahnya paparan racun lingkungan yang bisa memberikan beberapa penjelasan. Namun, apapun alasannya, Karnazes tampaknya akan kesulitan mencari pasangan berlari.

Ahli Tes Kemampuan Karnazes

Karnazes pertama kali menyadari ia berbeda secara ketika mempersiapkan untuk menjalankan 50 maraton dalam 50 hari di seluruh bagian di AS pada tahun 2006 . "Saya dikirim ke pusat pengujian di Colorado," kenangnya.

"Pertama mereka melakukan uji kapasitas aerobik di mana mereka menemuhan hasil saya konsisten dengan atlet lainnya yang sangat terlatih, tapi tak ada yang luar biasa. Selanjutnya, mereka melakukan tes ambang laktat. Mereka mengatakan tes membutuhkan waktu 15 menit, teratas. Akhirnya, setelah satu jam, mereka menghentikan tes. Mereka mengatakan, mereka tak pernah melihat seperti ini sebelumnya," kata Karnazes.

Laurent Messonnier dari Universitas Savoie menjelaskan, kapasitas aerobik merupakan ukuran kinerja sistem kardiovaskular. Sedangkan ambang laktat merupakan kemampuan untuk menghapus laktat dari darah Anda dan mengubah kembali menjadi energi.

"Jika Anda menerima seorang pelari tingkat tinggi dan Anda melatih orang itu untuk waktu yang lama , sistem kardiovaskular akan membaik sampai suatu titik tertentu di mana akan sangat sulit untuk meningkatkan lebih jauh, karena itu ditentukan oleh jantung dan pembuluh darah. Jadi jika Anda melakukan pelatihan ke orang itu, Anda tidak akan meningkatkan kapasitas aerobik, tapi penampilannya masih akan membaik, karena ambang laktat tidak dibatasi oleh sistem kardiovaskular - itu ditentukan oleh kualitas otot."

Sejak Kecil Suka Lari

Karnazes mulai jatuh cinta dengan berlari sejak usia dini dan ketika SMA ia mulai menunjukkan kemampuannya yang jauh melampaui teman-temannya.

Pada acara penggalangan amal, ketika sesama pelari bisa paling banyak melintasi 15 lap, Karnazes bisa menyelesaikan 105 kali. Tapi, di usia pertengahan remaja ia berhenti hingga akhirnya mendapat pencerahan di ulang tahun ke-30 tahun.

Biasanya jika seseorang tak berlatih selama 15 tahun maka kemampuan fisiknya tak seperti dulu. Tapi Karnazes tak bisa berhenti berlari hingga 30 mil. Kakinya mungkin terasa melepuh, namun otot-ototnya sedikit menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

(Mel/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini