Sukses

Kanker Payudara, Penyakit yang Dapat Dialami Wanita Maupun Pria

Kanker payudara menjadi salah satu penyakit yang paling umum ditemukan pada wanita di Amerika Serikat, begitu juga di Indonesia.

Kanker payudara menjadi salah satu penyakit yang paling umum ditemukan pada wanita di Amerika Serikat, begitu juga di Indonesia. Tak hanya wanita saja yang dapat mengalaminya, kaum pria juga dapat mengalami hal ini. Jika Anda mengalami hal ini, lakukan pengobatan dengan cepat. Sebab, bila tidak, sel kanker dapat menyebar ke area lain dari tubuh dan dapat menyebabkan kematian.

Deskripsi

Seperti dilansir Mayo Clinic dan WebMD, Rabu (28/8/2013), kanker payudara merupakan suatu penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel payudara yang abnormal. Hal itu menyebabkan sel-sel tetimbun dan kemudian menumbuhkan sel kanker. Umumnya, penyakit ini akan dialami oleh wanita. Namun, kaum pria juga dapat mengembangkan sel kanker pada payudaranya. Jika Anda mengalami hal ini, lakukan pengobatan dengan cepat. Sebab, deteksi dini dapat menurunkan risiko kematian dan tingkat kelangsungan hidup pun meningkat.

Gejala

Bila penyakit ini belum terlalu parah atau masih pada tahap awal, Anda mungkin tidak akan merasakan tanda dan gejala apapun. Namun, apabila sel kanker telah berkembang, Anda akan merasakan berbagai tanda dan gejala seperti berikut ini:
  1. Payudara terasa nyeri
  2. Terdapat benjolan pada payudara: Benjolan yang terkait dengan penyakit ini dapat menimbulkan rasa sakit dengan sensasi berduri atau bahkan tidak terasa sakit sama sekali. Bila benjolan tidak terasa sakit, Anda dapat melakukan pemeriksaan mammogram yang dapat melihat apakah ada benjolan dalam payudara Anda.
  3. Ukuran, kontur, tekstur, dan suhu payudara berubah: Biasanya, ketika Anda memiliki kanker pada payudara, ukuran payudara akan membesar. Kulit payudara dan puting pun mengalami pengelupasan dan menyebabkan warna kulit pada payudara memerah. Selain itu, ketika Anda menyentuhnya, Anda akan merasakan daerah pada payudara Anda lebih hangat daripada biasanya.
  4. Perubahan pada bagian puting: Puting akan terasa gatal, terbakar, dan timbul koreng atau borok di daerah puting Anda. Selain itu, kulit pada puting dapat bersisik.
  5. Ketiak yang berada di samping payudara membengkak
  6. Puting susu mengeluarkan darah
Penyebab

Kanker payudara dapat timbul akibat sel payudara tumbuh dengan tidak normal (abnormal). Kemudian, sel-sel tersebut akan membelah lebih cepat daripada sel-sel sehat pada umumnya. Akibatnya, sel-sel tersebut akan terus menumpuk hingga membentuk benjolan dan biasanya hal itu akan berubah menjadi kanker. Sel kanker dapat menyebar (metastasis) dari payudara hingga menuju ke kelenjar getah bening atau bahkan ke bagian lain dari tubuh Anda. Namun, biasanya, kanker payudara dimulai dari sel di saluran penghasil susu (invasive ductal carcinoma) atau di jaringan kelenjar yang disebut lobulus (invasive lobular carcinoma). Namun, ada beberapa hal lain yang turut memicu timbulnya penyakit kanker pada payudara, seperti:

1. Menjadi perempuan

Penyakit ini memang dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, kaum wanita lah yang lebih rentan mengalaminya.

2. Bertambahnya usia

Risiko untuk mengalami penyakit kanker payudara turut meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

3. Pernah memiliki sel kanker pada payudara

Bila Anda pernah menderita penyakit kanker payudara, Anda berisiko untuk mengalami hal ini lagi. Namun, jika sebelumnya hanya satu bagian payudara saja yang terkena kanker, ada kemungkinan sel kanker berkembang pada bagian payudara yang lain.

4. Riwayat keluarga

Dokter memperkirakan bahwa 5 hingga 10 persen dari penyakit kanker payudara terkait dengan mutasi gen dari sebuah keluarga. Gen yang paling umum dari penyakit kanker payudara adalah gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan gen kanker payudara 2 (BRCA2) Sejumlah orang dapat mewarisi kedua jenis gen tersebut yang dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit kanker pada payudara dan ovarium.

5. Mulai menopause pada usia tua

Jika Anda mengalami menopause pada usia tua, Anda lebih mungkin untuk mengembangkan kanker pada payudara.

6. Melahirkan pada usia tua

Apabila Anda melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun, Anda mungkin memiliki peningkatan risiko kanker payudara.

7. Sering mengonsumsi alkohol

Alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

8. Sering terkena paparan radiasi

Apabila Anda pernah atau sedang melakukan perawatan yang menggunakan radiasi, risiko dari penyakit kanker payudara akan meningkat.

9. Obesitas

Berat badan lebih dari normal menjadi salah satu faktor yang dapat menigkatkan risiko kanker payudara.

10. Melakukan terapi hormon pascamenopause

Wanita yang mengkonsumsi obat hormon yang menggabungkan estrogen dan progesteron memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Risiko ini dapat menurun ketika ia berhenti mengkonsumsi jenis obat ini.

Pengobatan

Pertama-tama, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan apakah payudara Anda benar-benar terserang oleh sel kanker. Biasanya dokter akan melakukan beberapa tes dan prosedur pemeriksaan seperti berikut ini:

1. Pemeriksaan fisik

Dokter akan memeriksa kedua bagian payudara Anda, apakah warna payudara Anda berubah menjadi merah, apakah ada benjolan pada payudara Anda, dan lain sebagainya.

2. Mammogram

Pada prosedur ini, dokter menggunakan sinar bertegangan tinggi, yaitu sinar X-ray dan dibantu dengan layar komputer untuk melihat kelainan yang terdeteksi.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Mesin MRI dilengkapi oleh gelombang radio dan medan magnet yang dapat menciptakan gambar dari interior dalam payudara Anda. Sebelum melakukan prosedur ini, dokter akan memberikan suntikkan pewarna dari pembuluh darah Anda di mana hal ini dapat memudahkan dokter mendeteksi kelainan dalam payudara Anda.

4. Ultrasonography (USG)

Saat melakukan jenis pemeriksaan ini, dokter menggunakan gelombang suara yang dapat menghasilkan gambar struktur bagian dalam tubuh Anda. USG dapat membantu dokter untuk membedakan antara massa padat dan kista yang berisi cairan.

5. Biopsi

Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel dari sel pada payudara Anda untuk diuji di laboratorium. Pengujian itu dilakukan untuk melihat apakah ada sel-sel kanker yang tumbuh pada sel payudara tersebut. Prosedur ini juga digunakan untuk menganalisis jenis sel kanker, tingkat agresivitas dari sel kanker, dan apakah sel kanker tersebut memiliki reseptor hormon atau reseptor lain yang dapat berpengaruh pada pilihan pengobatan yang akan Anda lakukan.

Namun, Anda dapat melakukan jenis pemeriksaan lain sesuai dengan situasi dan kondisi Anda. Setelah dokter berhasil mendiagnosa kanker pada payudara Anda, ia kembali melakukan pemeriksaan, seperti melakukan tes darah, scan tulang, computerized tomography (CT) scan, positron emission tomography (PET) scan, dan mengulangi prosedur mammogram dan MRI, untuk menentukan tingkat keparahan dari sel kanker, apakah sel kanker masih jinak atau sudah parah dan menyebar ke area lain dari tubuh. Hal ini dapat membantu Anda untuk menentukan pilihan pengobatan yang akan Anda lakukan. Ada banyak pilihan yang dapat Anda lakukan untuk mengobati penyakit kanker payudara, antara lain:

1. Terapi radiasi

Sesuai dengan namanya, jenis terapi ini menggunakan sinar bertegangan tinggi, yaitu sinar-X yang dapat membunuh sel-sel knaker. Terapi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin berukuran besar (radiasi sinar eksternal) atau juga dapat menempatkan bahan radioaktif dalam tubuh Anda (brachytherapy). Jenis pengobatan ini memberikan efek samping bagi orang yang melakukannya. Kulit Anda yang terkena radiasi akan memerah dan Anda akan merasa kelelahan. Jaringan payudara Anda juga akan membengkak.

2. Kemoterapi

Jenis terapi ini menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Namun, jika sel kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, jenis pengobatan ini tetap dapat dilakukan namun hanya mengurangi kemungkinan dari kambuhnya gejala dari sel kanker (kemoterapi adjuvan sistemik). Kemoterapi biasanya akan diberikan kepada Anda sebelum Anda melakukan operasi. Tujuannya adalah untuk menyusutkan dan mengecilkan ukuran tumor sehingga lebih mudah untuk dihilangkan ketika operasi. Jenis pengobatan ini juga memiliki efek samping. Namun, efek sampingnya berbeda-beda tergantung pada jenis obat yang Anda gunakan. Umumnya, Anda akan mengalami mual, muntah, kelelahan, infeksi, dan rambut Anda akan rontok.

3. Terapi hormon

Terapi hormon biasanya digunakan untuk mengobati kanker payudara yang sensitif terhadap hormon, seperti reseptor estrogen positif (ER positif) dan reseptor progesteron positif (PR positif). Jenis pengobatan ini biasanya digunakan setelah Anda melakukan operasi atau perawatan lain. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemungkinan sel kanker kembali tumbuh dan berkembang dalam tubuh Anda. Namun, jika sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, terapi hormon dapat digunakan untuk menyusutkan dan mengendalikan sel kanker.

Berikut beberapa jenis obat yang digunakan dalam terapi hormon:
  • Modulator reseptor estrogen selektif
Obat ini dapat menghalangi hormon agar mereka tidak melekat pada sel-sel kanker, memperlambat pertumbuhan tumor, sekaligus membunuh sel tumor. Anda dapat menggunakan tamoxifen, raloxifene (Evista) dan toremifene (Fareston). Namun, bila Anda menggunakan jenis obat ini, Anda akan berkeringat di malam hari dan vagina Anda akan kering. Selain itu, Anda mungkin akan mengalami pembekuan darah, stroke, kanker rahim, dan katarak.
  • Inhibitor aromatase
Obat seperti arimedex, letrozole (Femara) dan exemestane (Aromasin) dapat mengentikan pembuatan estrogen dari tubuh setelah menopause. Selain itu, jenis obat ini dapat menghalangi aksi ekzim untuk mengubah androgen dalam tubuh menjadi estrogen. Namun, obat ini dapat bekerja dengan efektif hanya pada wanita pascamenopause. Jenis obat ini juga memberikan efek samping, seperti berkeringat di malam hari, vagina kering, sendi dan otot terasa nyeri, serta meningkatkan risiko osteoporosis atau penipisan tulang.
  • Obat yang dapat menghancurkan reseptor estrogen
Contoh dari obat ini adalah fulvestrant. Jenis obat ini akan menghalangi sinyal yang dikirimkan ke sel guna dapat menghancurkan reseptor. Biasanya obat ini digunakan oleh wanita pascamenopause. Efek samping yang ditimbulkan antara lain mual dan nyeri sendi.
  • Obat yang dapat menghentikan produksi hormon dalam ovarium
Pada wanita menopause, mengkonsumsi obat yang dapat menghentikan ovarium membuat estrogen dapat menjadi pilihan pengobatan hormonal yang efektif. Selain itu, produksi hormon dalam ovarium juga dapat dihentikan dengan cara melakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium.

4. Obat yang ditargetkan

Perawatan dengan menggunakan obat yang ditargetkan dapat menyerang kelainan tertentu dalam sel-sel kanker. Ada beberapa jenis obat yang dapat Anda gunakan, misalnya trastuzumab (Herceptin), pertuzumab (Perjeta), ado-trastuzumab emtansine (Kadcyla), lapatinib (Tykerb), dan bevacizumab (Avastin).

5. Operasi

Berikut beberapa jenis operasi yang biasa dianjurkan dan dilakukan oleh dokter untuk mengatasi penyakit kanker payudara:
  • Lumpectomy
Ini merupakan jenis pembedahan yang bertujuan untuk menghilangkan sel kanker dari payudara. Dokter juga akan menghilangkan jaringan sehat yang berada di sekitarnya. Namun, biasanya, lumpectomy hanya akan dilakukan bila sel kanker Anda masih berukuran kecil.
  • Mastectomy
Mastectomy adalah jenis pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan seluruh jaringan pada payudara Anda, seperti lobulus, saluran, jaringan lemak, dan beberapa bagian kulit, termasuk puting dan areola (mastektomi sederhana). Namun, kulit yang ada di atas payudara dibiarkan utuh untuk meningkatkan rekonstruksi dan penampilan Anda.
  • Biopsi sentinel node
Prosedur pembedahan ini dilakukan untuk menghilangkan sejumlah kelenjar getah bening. Namun, sebelumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu guna memastikan apakah sel kanker telah menyebar hingga kelenjar getah bening. Bila kelenjar getah bening telah terinfeksi, dokter akan melakukan prosedur pembedahan ini. Namun, bila tidak, dokter tidak akan melakukan hal ini.
  • Menghilangkan kedua payudara
Jika sel kanker hanya menyerang salah satu bagian payudara saja dan sudah dalam tahap kronis, dokter mungkin akan merekomendasikan kepada Anda untuk melakukan pembedahan dengan menghilangkan payudara yang terkena. Hal ini dilakukan untuk mencegah sel kanker menyebar ke payudara yang masih sehat.

Ketika menjalani operasi untuk kanker payudara, kebanyakan wanita akan melakukan pengobatan tambahan, seperti kemoterapi, terapi hormon, atau radiasi. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan. Selain itu, setelah pembedahan berhasil dan selesai dilakukan, beberapa wanita memutuskan untuk merekonstruksi payudara Anda agar tetap indah. Proses rekonstruksi ini dilakukan dengan mengimplan payudara sintetik atau dengan menggunakan jaringan kulit Anda sendiri. Namun, sebelum Anda melakukan pengobatan dengan pembedahan, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu. Sebab, pembedahan dapat menimbulkan komplikasi, seperti pendarahan dan infeksi.

Anda juga dapat melakukan beberapa hal seperti di bawah ini yang mungkin dapat mengurangi gejala dan mungkin membuat kondisi tubuh Anda menjadi lebih baik:

1. Mengelola stres

Kendalikan rasa stres yang Anda alami. Stres dapat membuat kondisi Anda menjadi lebih buruk. Relaksasi otot dan menghabiskan waktu bersama dengan teman dan keluarga dapat meminimalisir stres.

2. Olahraga dengan teratur

Walaupun kondisi Anda tidak 100 persen fit, Anda tetap harus berolahraga. Lakukanlah olahraga ringan, seperti berjalan, berenang, yoga, dan tai chi, beberapa kali dalam seminggu.

3. Menjaga berat badan

Pastikan berat badan Anda tidak melebihi normal. Sebab, dengan berat badan yang sehat, Anda dapat mengurangi risiko dari penyakit kanker payudara yang Anda alami. Mengurangi jumlah kalori yang Anda makan setiap hari dan rutin melakukan olahraga dapat menurunkan berat badan Anda.

4. Mengurangi atau bahkan tidak mengkonsumsi alkohol

Batasi jumlah alkohol yang Anda minum, kurang dari satu gelas setiap harinya. Namun, jika Anda dapat menghindarinya secara langsung, itu menjadi pilihan yang lebih baik.

5. Membatasi diri untuk melakukan terapi hormon pascamenopause

Kombinasi terapi hormon dapat meningkatkan risiko dari penyakit kanker payudara. Memang terapi ini dapat mengobati kanker payudara. Namun, hal ini juga memberikan risiko bagi diri Anda sendiri sehingga lebih rentan terserang penyakit, salah satunya kanker payudara. Gunakan dosis terendah saat melakukan terapi hormon dan jika Anda sudah sembuh, jangan lakukan terapi hormon lagi.

(Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.