Sukses

Membranous Nephropathy, Bocornya Pembuluh Darah pada Ginjal

Penyakit ini menyerang organ ginjal yang menjadi salah satu organ penting dalam tubuh manusi dan belum ada obatnya.

Apakah Anda pernah mendengar istilah penyakit membranous nephropathy? Istilah ini terdengar asing bagi banyak orang. Namun, rupanya hal ini patut dan wajib diketahui. Sebab, penyakit ini menyerang organ ginjal yang menjadi salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Penyakit ini juga belum ada obatnya. Dengan begitu, pengetahuan Anda mengenai penyakit ini dan cara mengelolanya dapat membantu Anda untuk menyelamatkan nyawa.

Deskripsi

Seperti dilansir Mayo Clinic, Rabu (21/8/2013), membranous nephropathy adalah sebuah penyakit yang timbul akibat pembuluh darah kecil yang ada di ginjal (glomerulus), yang berfungsi menyaring limbah dari darah, mengalami peradangan dan menebal. Akibatnya, protein yang ada dalam pembuluh darah yang rusak bocor kemudian masuk ke dalam urine. Hal ini biasa disebut dengan istilah proteinuria. Tubuh Anda akan kehilangan protein, terutama albumin, dan kemudian menimbulkan beberapa tanda dan gejala yang dikenal sebagai sindrom nefrotik. Orang yang sehat biasanya akan mengeluarkan kurang dari 50 miligram (seperseribu ounce) albumin per hari dalam urine. Sedangkan, orang yang mengidap penyakit ini hanya mengeluarkan beberapa ratus miligram atau hingga lebih dari 10 gram (empat persepuluh ounce) albumin setiap harinya.

Jika penyakit ini masih berada pada tahapan ringan, penyakit ini dapat membaik dengan sendirinya walaupun tidak mendapatkan pengobatan. Namun, apabila sudah parah dan pembuluh darah berisiko mengalami kerusakan dalam jangka panjang, hal ini dapat mengarah pada penyakit gagal ginjal. Memang belum ditemukan obat yang dapat mengobati penyakit ini. Namun, Anda dapat memperlambat perkembangan penyakit dan memperbaiki kondisi Anda dengan melakukan perawatan. Sebab, bila tidak melakukan upaya merawat diri Anda sendiri, penyakit ini dapat semakin parah dan kemudian menimbulkan komplikasi.

Berikut beberapa jenis komplikasi yang mungkin timbul dari penyakit ini:

1. Penyakit jantung

Orang yang terkena penyakit membranous nephropathy akan memiliki kadar kolestrol dan trigliserida tinggi. Ini sangat meningkatkan risiko dari penyakit jantung.

2. Darah menggumpal

Penyakit membranous nephropathy akan menyebabkan Anda kehilangan protein dari dalam darah. Sebab, protein tersebut akan masuk ke dalam urine (proteinuria). Protein yang membantu mencegah pembekuan juga mungkin ikut larut dalam urine. Akibatnya, Anda berisiko mengalami penggumpalan darah yang biasanya terbentuk pada pembuluh vena dan bisa menyebar ke saluran paru-paru yang kemudian menyebabkan aliran darah terhambat.

3. Tekanan darah meningkat

Penumpukan limbah dalam aliran darah (uremia) dan retensi garam dapat meningkatkan tekanan darah. Anda mungkin akan mengalami tekanan darah tinggi.

4. Infeksi

Protein dalam tubuh juga memiliki fungsi perlindungan di mana Anda terlindungi dari serangan infeksi virus. Namun, bila Anda mengidap penyakit ini, protein tersebut mungkin akan hilang, larut dalam urine, dan Anda lebih berisiko dan lebih mudah terkena infeksi.

5. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik ditandai oleh tingginya kadar protein dalam urine, kadar protein rendah dalam darah, kolesterol darah tinggi, dan pembengkakan (edema) pada kelopak mata, kaki, dan perut. Sindrom ini juga mempengaruhi kemampuan penyaringan glomeruli.

6. Gagal ginjal akut

Apabila kondisi Anda sudah pada tahap yang parah, glomeruli mungkin akan rusak. Akibatnya, produk limbah dalam darah terbangun dengan cepat. Oleh karena itu, Anda mungkin perlu mendapatkan dialisis darurat untuk menghilangkan cairan ekstra dan produk limbah dari dalam darah.

7. Gagal ginjal kronis

Bila Anda sudah positif terkena penyakit membranous nephropathy, organ ginjal Anda mungkin akan kehilangan fungsi secara bertahap dan bisa tidak dapat berfungsi lagi. Apabila hal ini terjadi, Anda harus melakukan dialisis atau bahkan transplantasi ginjal.

Gejala

Penyakit ini berkembang secara bertahap, sehingga banyak orang yang tidak menyadari bila ternyata mereka mengidap penyakit ini. Namun, ada pula yang mengalami tanda-tanda dari penyakit ini, yaitu berupa pembengkakan, yang menjadi tanda awal dari penyakit ini. Biasanya, pengidapnya akan mengalami pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Selain itu, mereka juga akan mengalami peningkatan berat badan akibat kelebihan cairan dalam tubuhnya. Tak hanya itu saja, ada beberapa gejala lain yang mungkin dirasakan oleh para pengidap membranous nephropathy, yaitu antara lain:

  • Sering merasa lelah
  • Nafsu makan memburuk
  • Sulit tidur
  • Peningkatan buang air kecil, terutama pada malam hari
  • Terdapat gumpalan darah
  • Infeksi
  • Urine berbusa

Namun, banyak pula yang tidak merasakan gejala apapun hingga penyakit ini sudah mengarah pada penyakit ginjal.

Penyebab

Sampai saat ini, penyebab dari penyakit membranous nephropathy belum diketahui secara pasti. Namun, sebuah penelitian terbaru telah menemukan bukti bahwa penyakit ini diakibatkan oleh adanya aktivitas autoimun. Pengidap penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus, akan mengalami kesalahan pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, mereka lebih rentan terserang virus, termasuk serangan dari autoantibodi. Hal inilah yang dianggap menyebabkan kerusakan pada glomeruli dalam sebagian kasus membranous nephropathy. Namun, ada beberapa hal lain yang mungkin dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini sekaligus meningkatkan risiko dari penyakit ini, seperti:

  • Infeksi (hepatitis B dan C, malaria)
  • Jenis obat tertentu (obat anti-inflamasi)
  • Tumor (tumor padat dan limfoma)

Pengobatan

Dokter pasti akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan apakah Anda terkena penyakit membranous nephropathy atau tidak. Selain itu, dengan melakukan pemeriksaan, dokter dapat mengetahui penyebab dari penyakit ini sekaligus dapat melihat seberapa baik fungsi dari organ ginjal Anda. Jenis pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh dokter, antara lain:

1. Tes urine

Jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah protein dan kreatinin dalam urine yang dapat membantu dokter untuk memperkirakan konsentrasi dari urine Anda.

2. Glomerular filtration rate (GFR) atau laju filtrasi glomerulus

Jenis pemeriksaan ini dapat melihat bagaimana organ ginjal Anda berfungsi.

  • Mengukur tingkat kolestrol dan trigliserida (lipid) dalam darah Anda
  • Cek kadar gula darah dan tes hemoglobin glikosilasi untuk diabetes
  • Tes darah skrining untuk penyakit autoimun
  • Tes untuk hepatitis B dan C
  • Tes antinuclear antibody untuk penyakit vaskular kolagen
  • USG atau CT scan untuk memeriksa struktur ginjal dan saluran kemih

Setelah melakukan pemeriksaan dan dokter sudah mendiagnosis Anda mengidap penyakit ini, biasanya dokter akan merujuk Anda untuk melakukan pengobatan. Memang belum ada obat untuk mengobati penyakit ini. Namun, dokter akan merekomendasikan kepada Anda untuk melakukan terapi konservatif. Hal ini menjadi langkah pertama untuk mengendalikan hilangnya protein oleh ginjal. Terapi konservatif dilakukan untuk:

  • Mengontrol tekanan darah dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat angiotensin II, seperti mengkonversi angiotensin-enzyme (ACE) inhibitor
  • Menurunkan pembengkakan (edema) dengan menggunakan pil air (diuretik) yang dapat membantu mengeluarkan sodium dan air dari darah Anda
  • Mengontrol kadar kolestrol dengan bantuan obat-obatan statin
  • Mengurangi jumlah protein dalam diet

Bila penyakit membranous nephropathy sudah mengarah pada penyakit ginjal, biasanya dokter akan melakukan biopsi ginjal, yaitu proses menghilangkan sebagian kecil jaringan ginjal untuk patologi dan diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi ginjal juga dapat melihat berapa banyak kerusakan yang terjadi pada organ ginjal sekaligus mengevaluasi efektivitas pengobatan yang dilakukan.

Meskipun Anda telah melakukan pemeriksaan dan terapi secara teratur, namun Anda tetap harus melakukan hal-hal berikut ini yang juga penting bagi keberlangsungan hidup Anda:

  • Melakukan pemeriksaan dengan teratur
  • Mengikuti resep pengobatan untuk diabetes dan tekanan darah tinggi
  • Melakukan diet sehat dan melakukan program latihan rutin
  • Berhenti merokok
  • Menghentikan penggunaan obat over-the-counter (obat tanpa resep). Sebab, hal ini mungkin dapat merusak organ ginjal
  • Mengubah pola makan, yaitu dengan mengonsumsi sedikit garam dan mengurangi protein
  • Membatasi asupan alkohol


(Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini