Sukses

Jauh Sebelum Deddy Corbuzier Bikin Diet OCD, Sudah Ada IF

Jauh sebelum Diet OCD yang diciptakan mentalis Deddy Corbuzier ternyata ada diet sejenis bernama Intermittent Fasting (IF).

Diet Obsessive Corbuzier's Diet (OCD) yang diciptakan mentalis Deddy Corbuzier sedang jadi tren dan diikuti banyak orang. Tapi jauh sebelum OCD, ternyata ada diet sejenis bernama  Intermittent Fasting (IF).

Benarkah Diet OCD Deddy Corbuzier semirip IF?

Kalau ditelusuri OCD ini merupakan diet jenis lama, yang disajikan dengan cita rasa baru. Jauh sebelum Deddy Corbuzier menemukan OCD, sudah banyak pelaku diet di luar negeri yang mengenal Intermittent Fasting (IF).

Lantas, apa sebenarnya IF dan OCD milik Deddy Corbuzier?

Definisi yang paling sederhananya adalah pergantian waktu untuk tidak makan (puasa) di waktu yang mana Anda diperbolehkan untuk makan. Atau yang paling sederhana lagi, IF dan OCD ini adalah alternatif waktu puasa dengan sistem jendela makan.

Berapa lama waktu berpuasanya? Untuk waktunya sendiri cukup bervariasi, tergantung pada jenis pemrograman jendela makan apa yang Anda pilih.

Jika puasa identik dengan tidak makan dan minum, berbeda dengan IF dan OCD. Bagi pelaku diet jenis yang satu ini, para pelaku memang tidak disarankan untuk makan di jam yang mengharuskan pelakunya berpuasa, bukan berarti tidak boleh minum. Minum boleh saja, asal tidak berkalori.

Pada saat berpuasa, Anda dibebaskan untuk minum apa saja. Tapi sekali lagi, yang tidak berkalori. Contohnya, air mineral, teh tanpa gula, dan kopi pahit. Ingat, kalau hendak mengonsumsi kopi, ada baiknya jangan yang berasal dari kopi kemasan, melainkan meraciknya sendiri.

Di dalam diet IF dan OCD ini, lebih menekankan lebih baik makan malam daripada Anda harus sarapan (breakfast).

Yah, tidak sarapan inilah yang menyebabkan pola diet IF dan OCD cukup dipertanyakan. Mengapa demikian? Seperti yang diketahui banyak orang, bahwa sarapan adalah sesuatu yang sangat penting dilakukan, agar tubuh mampu bekerja maksimal selama seharian, minimal sampai jam makan siang datang.

Selama bertahun-tahun lamanya, diberitahu bahwa sarapan adalah makanan yang penting di pagi hari. Bahkan, banyak orang yang sering dimarahi atau dinasehati oleh dokternya ketika ia melewati waktu untuk sarapan, terutama bagi orang-orang yang memulai rencana untuk menurunkan berat badan.

Dilansir AskMen pada Rabu (21/8/2013), sebuah penemuan yang pernah dilakukan pada tahun 2008 menunjukkan, peserta yang makan sarapan padat kalori, akan kehilangan berat badan lebih daripada yang tidak sarapan. Hasil terori menunjukkan, semakin tinggi asupan kalori pada pagi hari, menyebabkan seseorang untuk ngemil lebih sering, dan menurunkan asupan kalori secara keseluruhan.

Dicontohkan di situ adalah masyarakat di Amerika. Sekitar 90 persen orang Amerika rutin sarapan, tapi hampir 50 persen orang Amerika kelebihan berat badan. Jika makan sarapan adalah langkah pertama untuk menurunkan berat badan, maka yang lainnya akan menjadi tidak beres.

Mendengar pernyataan seperti ini, sudah pasti membuat para pendukung kalau sarapan baik untuk kesehatan menjadi berang. Banyak dari pelaku itu yang mengatakan, mungkin yang menyebabkan seseorang yang sarapan tapi masih obesitas, karena pola makannya yang salah. Makannya yang terlalu cepat, atau mengonsumsi makanan 'sampah' yang menyebabkan terjadi penambahan berat badan.

Dalam buku elektronik (e-book) yang dibuat sendiri oleh Deddy Corbuzier, dan sudah diunduh lebih dari 500 ribu orang, dicontohkan, mengapa anak sekolah yang dipaksa untuk sarapan, seringkali mengantuk dan kelaparan di jam istirahat, yang hanya beda 3 jam dari waktu sarapannya.

"Percaya atau tidak, makan pagi akan membuat Anda kelaparan seharian, dan membuat Anda mengantuk seharian. dan juga menurunkan pembakaran lemak Anda dibanding makan malam," tulis Deddy dalam buku elektroniknya.

Meski Anda memilih untuk sarapan dan tidak makan di malam hari, dan berat badan turun, Deddy percaya kalau itu bukan karena tidak makannya Anda di malam hari tersebut.

"Turun karena Anda mengurangi 1 porsi makan Anda hari itu, yaitu makan malam. Mudah, toh?" katanya. "Kalau tidak makan malam, maka kalori tidak bertambah masuk. Jadim mitos makan malam membuat gemuk adalah salah," tambah Deddy.

Makan malam, lanjut Deddy, artinya Anda menambah satu porsi makan lagi, yang membuat terjadinya penambahan kalori. Kalori itu tidak tahu waktu, dan jam. Kalau sehari Anda masuk 2.000 kalori, mau makannya malam, siang, atau di pagi hari, maka akan tetap 2.000 dan tidak berubah.

"Coba Anda ingat-ingat lagi. Saat Anda makan banyak, dan Anda bilang 'Wah, ngantuk'. Ingat?" tekan Deddy.

(Adt/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini