Sukses

Punya Gangguan Jiwa, Wanita Kirim Foto Cabul ke Anak-anak

Gangguan jiwa membuat seorang wanita mengirimkan foto bugil dirinya ke teman-teman anaknya yang masih berusia 14 tahun.

Gangguan jiwa membuat seorang wanita mengirimkan foto bugil dirinya ke teman-teman anaknya yang masih berusia 14 tahun. Foto itu dikirimkan melalui pesan singkat (SMS) bergambar.

Wanita yang berusia 41 tahun itu berasal dari southside Brisbane, Australia, dan tak disebutkan identitasnya. Di SMS itu ia mengirimkan foto dirinya yang mengenakan G-string berwarna merah muda (pink). Beberapa pesan itu dikirim antara November dan Februari 2013.

Wanita tersebut mengaku bersalah telah melakukan enam tuduhan dengan mengekspose hal yang tak senonoh dengan menggunakan internet untuk anak di bawah 16 tahun.

Kasus itu disidangkan di Brisbane Magsitrates Court. Jaksa Maryam Yousufzai mengatakan, awalnya wanita itu dihubungi oleh salah satu anak laki-laki, yang merupakan teman anaknya, untuk mengundang pesta ulang tahun.

Pertukaran SMS kemudian dimulai si ibu tiga anak tersebut dengan mengirimkan SMS ke tiga anak lelaki yang semuanya berusia 14 dan 15 tahun, dengan mengatakan salah satu fantasinya menari telanjang dan berhubungan seks dengan anak-anak itu.

Kemudian, s ibu itu mengirimkan foto dirinya ke anak laki-laki tersebut. Termasuk foto payudaranya dengan tulisan `hanya untukmu xx`. Ia juga mengirimkan foto dirinya yang telanjang serta mengenakan bikini bermotif macan tutul ke anak laki-laki lainnya. Tak cukup dengan itu semua, wanita tersebut juga mengirimkan foto organ intimnya.

Yousufzai mengatakan, perempuan tersebut kemudian dihubungi oleh seorang teman anak lelakinya pada awal Februari, yang juga meminta foto dirinya.

Pada suatu waktu, ulah wanita tersebut ketahuan sehingga pihak sekolah memanggilnya dan melaporkannya ke kepolisian sehingga kasus ini diselidiki.

Dalam persidangan, dua anak laki-laki menceritakan secara rutin mengirimkan foto-foto dirinya yang mengenakan pakaian dalam saja ke ibu tersebut seperti dikutip Couriermail, Rabu (14/8/2013).

Pengacara terdakwa, Steve Zillman, menjelaskan memang kliennya itu didiagnosa mengalami gangguan psikotik, yang membuatnya tak sadar pada saat itu dan mencari cara untuk meningkatkan rasa harga dirinya.

Ia menjelaskan, wanita yang berprofesi sebagai insinyur mekanik itu didiagnosa mengalami kecemasan dan perasaan depresi dan terus mencari pengobatan.

Menurut Zillman, kliennya merasa sangat menyesal, dan tertekan akibat ulahnya. "Ini dimulai dengan cara yang tidak berbahaya tapi terus meningkat..itu tidak dimaksudkan merusak pemuda..".

Ia menjelaskan, anak-anak yang terlibat semuanya berusia 15 tahun dan tak ada keluhan dari anak yang terlibat. Selain itu tak ada laporan terjadi efek psikologis, emosional, dan gangguan yang dialami anak-anak itu.

Hakim Elizabeth Aula yang menyidangkan kasusnya itu melihat bukti medis tentang gangguan kejiwaannya itu bermaksdu merusak anak-anak. "Perilaku Anda muncul dari kondisi medis, bukan berkeinginan merusak anak-anak".

Akibat ulahnya, wanita tersebut dihukum melakukan pelayanan masyarakat selama 200 jam.

(Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini