Sukses

Korban Botakin Rambut Kemaluan Naik, Saatnya Perang Lawan Waxing

Waxing sering dipilih wanita untuk menghilangkan rambut kemaluannya. Namun berhati-hatilah, karena berisiko mengalami infeksi.

Waxing sering dipilih wanita untuk menghilangkan rambut kemaluannya. Namun berhati-hatilah, banyak klinik yang melaporkan jumlah wanita yang menderita infeksi usai melakukan waxing.

Dokter Emily Gibson akhirnya menyerukan wanita untuk mengakhiri perang melawan rambut kemaluan.

"Sayangnya ini perang yang salah paham. Dulu ahli bedah tahu mencukur bagian tubuh sebelum operasi benar-benar meningkatkan dibandingkan menurunkan infeksi bedah. Tak peduli mahal dan kompleksnya alat yang digunakan, apakah itu pisau cukur, alat cukur listrik, pinset, waxing, elektrolisis, rambut selalu tumbuh dan akhirnya menang," ujar Gibson seperti dikutip TheSun, Rabu (31/7/2013).

Baru-baru ini, di Amerika Serikat, seorang wanita harus masuk rumah sakit karena infeksi kulit yang bisa mengancam jiwanya yang disebut selulitis.

Ia sampai demam tinggi hingga 38 derajat Celcius dan menghabiskan 15 hari terhubung dengan infus yang berisi antibiotik serta obat penghilang rasa sakit. Ia diperingatkan bisa kehilangan kakinya.

Pengupasan kulit bisa membuat Anda rentan terhadap segala macam virus, termasuk kutil kelamin, herpes, impetigo, dan kurap.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal pada Maret lalu, Brazilian Waxing meningkatkan risiko infeksi kulit karena virus yang sangat menular yang disebut moluskum kontagiosum.

Dan dua tahun lalu, peneliti dari University of California, di San Francisco, memperingatkan bahwa tren Brasil dan vajazzles meningkatkan jumlah perempuan yang dirawat di rumah sakit dengan luka di alat kelaminnya hingga lima kali lipat.

Dr Darren McKeown, seorang dokter kosmetik dan ahli perawatan kulit mengatakan, waxing tidak hanya menghilangkan rambut, sayangnya beberapa lapisan luar sel-sel kulit juga, seperti lapisan luar sel kulit stratum korneum yang berperan penting sebagai penghalang antara tubuh dan dunia luar.

"Ketika penghalang dikompromikan ada potensi bagi bakteri untuk masuk dan menyebabkan infeksi kulit, yang bisa serius dan memerlukan pengobatan dengan antibiotik," jelasnya.

"Orang yang menderita kondisi medis seperti diabetes, hati atau penyakit ginjal atau apapun gangguan imunosupresif mungkin berisiko sangat tinggi terhadap pengembangan infeksi kulit."

Dr McKeown mengatakan wax sangat tebal dan lengket sehingga bisa sulit untuk dibersihkan, sehingga meninggalkan material panas di kulit untuk jangka waktu lama. "Ini dapat menyebabkan luka bakar dan bahkan kemungkinan jaringan parut."

Dermatolog Dr Stephanie Williams mengatakan garis bikini adalah daerah paling berisiko karena kulit lebih tipis dan kurang tangguh.

"Anda dapat menurunkan risiko infeksi dengan menggunakan body lotion secara teratur, yang mengandung asam hidroksil alpha, yang mengelupaskan kulit".

"Anda juga dapat menggunakan pelembab antiseptik setelah prosedur dilakukan".

(Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.