Sukses

Epiglottitis, Gangguan Tenggorokan Karena Tulang Rawan Bengkak

Epiglottitis merupakan salah satu gangguan pada tenggorokan yang tidak dapat disepelekan. Sebab, penyakit ini dapat merenggut nyawa

Epiglottitis, mungkin Anda merasa asing dengan istilah tersebut. Ya, ini merupakan salah satu gangguan pada tenggorokan yang tidak dapat disepelekan. Sebab, penyakit ini dapat merenggut nyawa. Berikut penjelasan mengenai epiglottitis seperti dilansir MayoClinic, Jumat (26/7/2013):

Deskripsi

Epiglottitis adalah sebuah kondisi di mana epligotis, tulang rawan berukuran kecil yang mencakup tenggorokan Anda, mengalami pembengkakkan sehingga aliran udara menuju organ paru-paru menjadi terhalang. Jenis penyakit ini merupakan keadaan darurat medis dan berpotensi merenggut nyawa. Semua orang dapat mengalami hal ini, termasuk bayi. Jika Anda mengalami gangguan pada tenggorokan, segera pergi ke dokter dan mengatasinya dengan pengobatan. Mungkin saja Anda mengalami epiglottitis. Pengobatan dini dapat mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, seperti:

1. Terjadi kegagalan pernapasan

Apabila epiglotis membengkak, akibat infeksi ataupun cedera, jalan napas akan menyempit bahkan bisa terblokir. Hal ini lah yang menyebabkan kegagalan pernapasan, di mana kadar oksigen dalam darah sangat rendah, sedangkan kadar karbondioksida terlalu tinggi. Kondisi ini dapat mengancam jiwa.

2. Infeksi menyebar

Bakteri penyebab infeksi dapat menyebar ke bagian lain dalam tubuh dan menimbulkan jenis penyakit lain yang lebih serius, seperti pneumonia, meningitis, dan infeksi darah (sepsis).

Gejala

Tanda-tanda yang timbul dari jenis penyakit ini, antara lain:
  • Tenggorokan terasa sangat sakit
  • Sulit dan sakit saat menelan
  • Kesulitan bernapas
  • Suara serak atau teredam
  • Suara abnormal, bernada tinggi saat Anda bernapas dalam (stridor)
  • Demam
  • Merasa lebih nyaman saat duduk atau bersandar ke depan
Baik anak-anak ataupun orang dewasa akan mengalami gejala-gejala seperti di atas. Namun, pada anak-anak, tanda dan gejala tersebut berkembang dalam hitungan jam. Sedangkan, pada orang dewasa, tanda dan gejala tersebut berkembang lebih lambat, yaitu selama beberapa hari, bukan jam.

Penyebab

Umumnya, epiglottitis disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya infeksi dan cedera.

1. Infeksi

Epiglottitis dan jaringan di sekitarnya akan mengalami peradangan dan membengkak akibat terinfeksi oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe b (Hib), jenis bakteri yang juga menjadi penyebab timbulnya penyakit pneumonia, meningitis, dan infeksi dalam darah. Bakteri ini akan menyebar melalui udara, misalnya ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Namun, ada beberapa jenis bakteri dan virus lain yang juga dapat menyebabkan peradangan epiglotis, misalnya streptococcus pneumoniae (pneumococcus) dan streptococcus A, B dan C.

2. Cedera

Tenggorokan Anda akan mengalami cedera, bila Anda meneguk cairan bersuhu panas, menelan bahan kimia yang dapat membakar tenggorokan Anda, dan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat merusak bagian tenggorokan, seperti kokain.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang turut meningkatkan risiko perkembangan epiglottitis, yakni:
  • Jenis kelamin: Kaum pria lebih rentan mengalami jenis penyakit ini.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah: Jika Anda sering terserang penyakit dan banyak mengkonsumsi obat-obatan, sistem kekebalan tubuh Anda akan melemah. Akibatnya, Anda mudah terinfeksi oleh bakteri, termasuk bakteri penyebab epiglottitis.
  • Kurang mendapatkan vaksinasi: Anda harus mendapatkan vaksinasi melalui imunisasi agar Anda tidak mudah tererang oleh virus maupun bakteri.

Pengobatan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa epiglottitis merupakan keadaan darurat medis. Sehingga, Anda langsung mendapatkan perawatan di unit gawat darurat (UGD). Dokter akan memastikan bahwa Anda menerima cukup udara. Itu lah yang diprioritaskan sebelum Anda mendapatkan pengobatan. Dokter akan memasangkan sebuah klip pada jari Anda untuk mengukur estimasi saturasi oksigen dalam darah Anda. Namun, bila kadar oksigen dalam darah Anda terlalu rendah, dokter mungkin akan melakukan beberapa jenis bantuan penapasan, seperti:
  • Menggunakan masker yang dapat menyuplai oksigen ke dalam paru-paru.
  • Menggunakan tabung pernapasan yang ditempatkan di dalam tenggorokan melalui hidung atau mulut (intubasi). Tabung tersebut dibiarkan hingga tenggorokan Anda tidak bengkak.
  • Memasukkan jarum ke dalam trakea (jarum trakeostomi). Hal ini akan dilakukan ketika pernapasan Anda tidak dapat membaik setelah dilakukan pengobatan. Sehingga, dokter akan membuat saluran napas darurat dengan memasukkan jarum ke area tulang rawan pada trakea. Hal ini memungkinkan udara untuk masuk ke dalam paru-paru Anda melalui laring.
Apabila pernapasan Anda sudah stabil, dokter akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan, seperti:
  • Pemeriksaan tenggorokan: Pada jenis pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan tabung serat optik fleksibel yang memungkinkan untuk melihat ke bagian tenggorokan dan dapat mengecek apa penyebabnya. Sebelumnya, Anda mungkin akan diberi anestesi lokal yang dapat mengurangi rasa sakit.
  • Pemeriksaan dada atau leher dengan menggunakan sinar-X: X-ray dapat menunjukkan apakah epligotis membesar atau tidak.
  • Tes tenggorokan dan darah: Dokter akan mengambil sampel jaringan dari tenggorokan Anda untuk diperiksa di laboratorium. Selain itu, mungkin dokter menganjurkan Anda untuk melakukan tes darah yang dapat melihat apakah ada infeksi pada aliran darah Anda.
Jika penyebab penyakit epiglottitis sudah diketahui dan berhubungan dengan infeksi, dokter akan memberikan resep antibiotik intravena, seperti:
  • Antibiotik spektrum luas: Bila Anda membutuhkan pengobatan yang cepat, dokter akan mengobati penyakit Anda dengan menggunakan jenis obat spektrum luas.
  • Antibiotik yang ditargetkan: Jenis obat ini dapat diubah tergantung pada penyebab penyakit epiglottitis.
Namun, Anda dapat mencegah penyakit ini dengan melakukan imunisasi dengan vaksin Hib. Tetapi, vaksin ini memberikan beberapa efek samping, seperti:
  • Alergi: Beberapa orang mungkin mengalami alergi setelah mendapatkan vaksin Hib. Akibatnya, Anda mengalami kesulitan bernapas, mengi, gatal-gatal, lemah, pusing, dan jantung berdetak lebih cepat.
  • Bekas suntikkan menjadi berwarna merah dan bengkak
  • Demam
Namun, vaksin Hib tidak dapat memberikan jaminan seutuhnya. Meskipun Anda telah mendapatkan vaksin tersebut, Anda masih bisa terserang bakteri penyebab penyakit epiglottitis.

(Mel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini