Sukses

Idealnya Periksa Gigi Enam Bulan Sekali, Tapi Banyak yang Malas!

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut masih rendah.

Gangguan nyeri akibat sakit gigi dapat memengaruhi tingkat kinerja seseorang minimal selama tiga hari.
     
"Sakit gigi sangat jarang menyebabkan kematian. Namun pernah ada penelitian bahwa sakit gigi mempengaruhi tingkat kerja seseorang selama tiga hari," kata dokter spesialis gigi di RS Mulut dan Gigi Kota Bandung Lucyanti Puspitasari, seperti dikutip dari Antara, Senin (29/7/2013).
     
Ia menyebutkan, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut masih rendah.
    
"Kesadaran  pemeriksaan dan pemeliharaan gigi masih rendah, rata-rata mereka datang ke Rumah Sakit (RS) dalam kondisi gigi sudah bermasalah, seperti gigi berlubang dan gusi bengkak," katanya.
     
Lucyanti mengatakan seharusnya masyarakat rutin melakukan kontrol kesehatan gigi dan mulut setiap enam bulan sekali.
     
"Bila kontrolnya dalam keadaan sudah bermasalah sebenarnya sudah agak terlambat, sebaiknya kontrol dalam keadaan gigi masih bagus, setiap enam bulan sekali agar tidak terjadi infeksi," katanya.
    
Lucyanti mengungkapkan selain melakukan kontrol gigi enam bulan sekali, untuk menjaga kesehatan gigi juga diharuskan menyikat gigi minimal dua kali sehari.
    
"Sikat gigi dengan baik dan benar minimal dua kali sehari, setelah makan pagi dan malam sebelum tidur," katanya.
    
Lucyanti mengatakan penyakit yang paling membahayakan akibat kurangnya memelihara kesehatan gigi dan mulut yaitu penyakit kanker rongga mulut.
    
"Paling parah dari tidak merawat gigi itu terkena penyakit kanker rongga mulut. Untuk mengetahui terkena penyakit tersebut harus dilakukan pemeriksaan Laboratorium, karena gejalanya tidak terlihat," katanya menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini