Sukses

Mr.P `Lenyap` Usai Disunat Gratis

Patrick Izimba, seorang pria Uganda berusia 44 tahun kehilangan `senjatanya` akibat gagalnya sunat medis yang dilakukan sebuah klinik swasta

Patrick Izimba, seorang pria Uganda berusia 44 tahun kehilangan `senjatanya` akibat gagalnya sunat medis yang dilakukan sebuah klinik swasta. Izimba selama tiga minggu terakhir ini berada di Urology Ward 2A, Mulago Hospital Ia berusaha menahan rasa sakit yang ditimbulkan gagalnya sunat.

Izimba yang berbicara dengan mata berkaca-kaca itu mengikuti sunat gratis yang ditawarkan sebuah klinik swasta.

"Saya menjalani operasi di Medik Medical Centre Limited di Kawempe," katanya seperti dikutip Newvision, Rabu (17/7/2013).

"Hal-hal yang gratis menjadi mahal yang harus mereka bayar di kehidupan saya. Saya bergantung pada obat penghilang rasa sakit," ujarnya.

Akibat penderitaannya, Izimba harus mengenakan rok. Selain itu, obat penghilang rasa sakit menjadi makanannya sehari-hari. Sekali saja tak minum, ia tak bisa tidur.

Izimba juga memakai kateter yang terhubung ke kandung kemihnya untuk memungkinkan urine mengalir keluar.

Dr Francis Kakooza, seorang karyawan di Medik Medical Centre, yang melakukan operasi di bawah pengawasan Dr Edward Kunoya, yang menjadi direktur klinik sekaligus pemilik.

Awal Kesengsaraan


Pada hari nahas itu, Izimba bertemu dengan Dr Kunoya yang mengatakan kepadanya sunat gratis, tapi ia harus membayar untuk obat-obatan.

Izimba ingat betul sebelum operasi, Dr Kakooza memberikan suntikan yang menyakitkan.

"Saya keberatan dengan operasi, tapi Kunonya berteriak kepada saya `Jadilah seorang pria, jangan takut`. Sementara itu, Kunoya menyemprotkan sesuatu ke hidungnya yang membuatnya terjatuh dan mendadak tidur nyenyak," kenang Izimba.

Izimba baru terbangun tiga jam kemudian. Namun, ia merasakan sesuatu yang aneh.

"Penis saya sangat kaku dan saya kehilangan banyak darah. Mereka membalut penis saya untuk mencegah pendarahan lebih lanjut. Kunonya, Kakooza, dan dua wanita yang tidak dikenal mengelilingi saya".

"Kunonya memindahkan ke ruangan lain dan saya merasa diberi infus. Saya lemah. Mereka memberi saya tablet untuk ditelan. Malam saya tanpa tidur karena rasa sakit dan penis tetap kaki. Keesokan harinya, saya melaporkan kesakitan saat membalut, kulit penis saya menjadi kering dan pucat," ujarnya.

Memasuki hari ketiga, penis Izimba masih kaku. Kulitnya menjadi begitu gelap dan mulai terkelupas. Namun, Kunonya bersikeras mengobati luka dengan air hangat yang dicampur garam.

Ketika memburuk, Kunonya yang didampingi Kakooza membawanya ke rumah sakit di Mulagi dan bertemu dengan Dr George Masaba.

Dr Kunoya memberikan uang ke Izimba sh5.000 dan mengunjunginya hanya sekali.

Dr Kunoya mengatakan, sebenarnya sunat yang dilakukan berhasil. Dokter juga sudah menggunakan peralatan yang sudah disterilkan.

"Izimba mengembangkan komplikasi selama periode pemulihan ketika kulit mulai mengelupas. Saya meminta Izimba segera ke dokter spesial di rumah sakit Mulago ".

"Tapi, saya tidak berkewajiban membayar tagihan medis. Namun, saya telah mengunjunginya sekali. Mungkin Izimba tidak menggunakan obat-obatan seperti yang diperintahkan. Banyak pasien yang menjalani operasi di klinik, tapi mereka sembuh dalam satu minggu".

Seorang tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Mulago yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, kondisi yang dialami Izimba disebut gangren. Ini berarti suplai darah ke penis telah terputus, yang dibuktikan dengan kulit yang memucat.

"Saya menduga mereka menyuntikkan obat tertentu ke dalam vena penis yang memblokir pasokan darah ke penis, kulit menjadi kering, dan menyebabkan busuk," ujar dokter.

Dokter tersebut mengatakan masih ada harapan dengan operasi plastik untuk merekonstruksi penis yang memungkinkan dia buang air kecil, tapi tidak bisa memenuhi hak suami istri.

(Mel/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini